Amira Salfira Rinjani

15K 858 7
                                    

Gissel mengangguk membenarkan "pas aku masuk SMA, perlakuan mama sama papa berubah, di tambah kak Erick gak suka juga sama aku." katanya sedih.

"Alasannya?" dia mengelus pelan pipi merah Gissel yang di Terima baik oleh sang adik.

"Mereka bilang aku semakin gak bisa di atur sejak masuk SMA, aku jadi bandel dan suka melawan mama sama papa. Padahal kan aku begitu cuma mau menarik perhatian mereka." jelas Gisel, dia menatap kakak kembar nya seakan mengatakan dia benar-benar tidak bahagia.

"Mereka terlalu sibuk sama bisnis mereka sampai-sampai lupa kalo punya anak, di tambah kak Erick juga sibuk sama teman-temannya. Intinya gak ada yang peduli sama aku." mata Gissel berkaca-kaca,Tecna menghela nafas.

Tangan nya terulur mengusap rambut Gissel lembut "sekarang udah ada aku, jadi kamu gak perlu mereka lagi." wajah Tecna terlihat datar, tapi Gissel melihat kepedulian di sana.

Jadi Gissel pun tersenyum senang melupakan kesedihan nya tadi, dia mengangguk semangat mengiyakan perkataan Tecna. Dia bangun dan kembali memeluk Tecna dengan erat, Tecna sediri tak keberatan dan memeluk Gissel juga.

.

.

.

Saat ini keluarga warren sedang makan malam, tidak ada suara di meja selain peralatan yang di pakai.

Setelah selesai makan, kini mereka semua berada di ruang tamu. Sang nyonya yang sedang menonton TV, kepala keluarga yang sedang melihat ke arah tablet yang ia pegang, sedang kan parah anak yang sibuk bermain ponsel, kecuali Tecna.

Dia dari tadi sibuk memperhatikan kegiatan keluarga nya. Tidak ada keharmonisan, semua sibuk pada kegiatan masing-masing. Sangat berbeda jauh dengan keluarga nya di dunia aslinya Tecna mendenggus pelan, dia pun buka suara.

"Aku lanjut sekolah disini." kata Tecna tiba-tiba, dia berubah pikiran awalnya hanya sebentar tapi melihat kondisi keluarga ini dia mengubah rencana nya.

Semua yang tadi sibuk pada kegiatan masing-masing kini beralih menatap Tecna.

"Loh kamu mau tinggal lama di sini, Na?" tanya sang mama terkejut, jangan heran karna anak nya yang satu ini tidak pernah ingin pulang ke Indonesia.

Jadi tentu saja dia cukup terkejut mendengar ucapan Tecna tadi.

Berbeda dengan Ivana, Adam menanggapinya dengan santai.

"Kamu mau lanjut sekolah dimana?" tanya Adam pada Tecna.

Sebelum Tecna buka suara, Gissel lebih dulu menyela "di sekolah aku aja kak!" ucap Gissel semangat, dia sangat bahagia pas tau kakaknya akan tinggal lama.

Adam mengerutkan kening nya melihat tingkah anaknya yang tidak sopan "Jangan potong pembicaraan orang lain, GISSEL!!" tegur Adam dengan menatap tajam anaknya.

Erick yang melihat Gissel kena marah pun mendengus, dia sudah terbiasa akan kelakuan Gissel.

"Tidak papa, pah. Jangan marah hanya karna hal sepele." ucap Tecna datar, dia menatap dingin papa nya.

Kali ini Adam yang kena tegur oleh anak nya sendiri. Dia tidak suka tatapan dingin yang Tecna layangkan pada nya.

Erick cukup terkejut melihat respon adik nya, terlihat sekali kali dia membelah perbuatan Gissel dia jadi tidak suka.

Gissel yang cemberut kini diam-diam tersenyum, sekarang akan ada yang membelah nya.

"memang aku mau sekolah di tempat Gissel dan kak Erick. Aku juga sudah mengurus semua keperluan, seperti berkas dan baju sekolah." jelas Tecna melanjutkan topik utama.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang