Jebakan

11.7K 817 3
                                    

"GISSEL!!!"

Kantin yang tadi tenang di gegerkan oleh suara teriakan seseorang.

Mereka melihat Erick di ambang pintu masuk kantin dengan nafas memburu serta tatapan tajam nya, yang menyapu seluruh kantin mencari seorang.

"GISSELA!!"

Sekali lagi teriakan Erick terdengar.

Lily dan Nadine memandang heran "Sel, kenapa tu bang Lo?" Tanya Nadine pada Gissel yang masih terkejut.

Gissel menggeleng kan kepala "Gue gak tau. Gue rasa gue gak buat salah hari ini" ucap nya menatap gentar Erick yang kini sudah menatap nya marah.

Erick yang sudah melihat Gissel kini mendatangi nya dengan cepat seperti seekor macan.

"Gissel!!, sini Lo!!" marah Erick sambil menarik tangan Gissel kuat yang mana membuat nya meringis.

Seketika pandangan Tecna menggelap, dia menatap dingin Erick yang kini sudah menarik Gissel Pergi meninggalkan kantin entah ke mana.

Lily dan Nadine terkejut melihat brutal nya Erick tadi, saat sadar mereka khawatir akan keadaan Gissel yang entah apa yang akan di lakukan padanya.

"Na, Gissel di bawa sama Kak Erick." ucap Lily khawatir pada Gissel.

Tecna bangkit dari duduknya, "ikuti" katanya meninggalkan kantin yang di ikuti kedua temannya.

...

"Bang! Loh apaan sih, tangan gue sakit!" kata Gissel bertatih tatih mengikuti langkah Erick yang cepat dan memaksa.

"Ga usah pura pura bodoh!! Lo kan yang udah ngelakuin itu semua!" Erick tidak peduli dengan rintihan Gissel dan masih dengan paksa menyeretnya.

Banyak yang memperhatikan mereka di sepanjang jalan tidak lupa dengan bisikan bisikan yang menyertai.

Gissel tidak suka ini, dia seperti di hakimi atas apa yang tidak ia lakukan.

Dia butuh Tecna sekarang, entah di mana kembarannya itu.

Erick kini membawa Gissel ke UKS sekolah, Gissel bingung kenapa dia di bawa ke sini.

Namun setelah masuk dan melihat orang orang di dalamnya, Gissel paham apa yang terjadi.

Terlihat Amira yang sedang ada di berangkar dengan keadaan yang cukup membuat orang kasihan kepada nya, tapi tidak dengan diri nya. Yang tau apa yang di lakukan manusia munafik itu sekarang.

Erick behenti di depan sebelah berangkar Amira, "Lo lihat, ini semua pasti berbuatan lo kan!!" ucap Erick pada Gissel di sertai cengkraman tangan yang semakin kuat.

Gissel lagi lagi meringis sakit, "Lo gak bisa nuduh gue sembarangan, Bang!!" Gissel tidak Terima di tuduh seperti itu.

Dia bahkan tidak bertemu Amira dan sudah di tuduh yang tidak tidak, mana bisa ia Terima.

"Ga usah ngeles Lo, pasti Lo yang udah ngebully Amira kan?" kata Riko yang berdiri di samping Nanda.

Bara hanya menatap dingin Gissel, seakan akan yakin kalau yang menyebabkan kekacauan ini Gissel lah pelakunya.

"Punya bukti apa lo yang nuduh gue yang ngebully ni jalang," sentak Gissel yang menatap tajam mereka semua. Dia melepas paksa cengkraman Erick pada tangan nya.

Mereka terdiam, ia mereka tidak punya bukti tapi mereka yakin kalau keadaan Amira sekarang pasti perbuatan Gissel. Melihat Gissel membenci Amira secara Terang terangan.

"Diam kan? Sebelum nuduh orang, cari dulu bukti. Lo gak bisa apa apa gitu nuduh gue tanpa bukti" ucap Gissel mengusap tangannya pelan, yang terlihat merah akibat Erick yang mencengkram kuat pergelangan tangan nya.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Where stories live. Discover now