Acara

6.9K 440 1
                                    

Mansion Wijaya.

Terlihat banyak orang yang sudah berkumpul di sana.

Wanita cantik maupun pria tampan. Belum lagi gadis gadis yang penuh energik dan para pemuda yang juga ikut tebar pesona.

Mereka semua dari kalangan atas tentu saja.

Mereka saling mengenal dan menyapa satu sama lain, dan yang tidak saling kenal akan meminta teman mereka untuk di kenalkan.

Wajah wajah yang penuh dengan kemunafikan, kau tersenyum di depan ku namun di belakang kau menghina ku dengan kotor.

Istilah yang sangat cocok untuk orang orang yang hadir di acara ini.

Itulah yang di tangkap Erick saat dia menginjakan kaki nya di sini.

Bahkan belum dia bernafas dengan benar, sudah banyak para penjilat yang mendekati orang tua nya.

Dengan senyum yang cerah seakan akan menatap mangsa yang lemah siap untuk di makan.

"Tuan Adam, senang bertemu dengan mu." kata seorang pria terlihat sekitar 40 tahun, dia memakai jas berwarna biru gelap di padukan dengan kemeja yang sama juga.

"Tuan Colin, senang juga bertemu dengan Anda." balas Adam dengan wajah kaki biasanya.

Seperti sudah biasa melakukan itu.

Sedangkan istri Tuan Colin juga sibuk menyapa Ivana di samping Adam. Ivana hanya tersenyum menyambut, dia cukup memiliki hubungan yang baik dengan Nyonya Colin.

"Apa kabar Ivana? Kita sudah lama tidak ketemu, aku merindukan mu." ucap Irma Colin dengan senyum manis nya.

Ivana terkekeh, "kabar ku sangat baik. Akhir akhir ini aku cukup sibuk di butik." balas Ivana dengan hangat.

Irma mengangguk, kemudian dia menyapa Erick yang ada di samping Ivana.

"Hai Erick, kamu semakin tampan saja, bagaimana kabar mu?" tanya nya ramah.

Erick tersenyum canggung, "kabar Erick baik tante." jawab nya enteng.

Diam diam dia mengutuk, kenapa dia setuju untuk datang ke sini? Sekarang dia mengerti alasan Tecna tidak ikut pergi bersama mereka, pikir nya.

Erick melihat sekeliling, mencoba mencari teman teman nya untuk melarikan diri dari formalitas menyebalkan.

"Aku tidak melihat anak mu yang satu lagi, kemana dia?" tanya Irma bingung.

Ivana melirik Adam, yang masih fokus dengan pembicaraan nya dan Tuan Colin.

Ivana tersenyum, "dia bilang akan menyusul nanti." jawab nya.

Irma mengangguk paham kemudian dia melanjutkan percakapan nya, Ivana hanya menanggapi dengan sopan dan sesekali ikut tertawa jika ada hal yang cukup lucu.

"Erick!"

Mendengar ada yang memanggilnya dia segera melihat sekeliling mencari.

"Disini!" kata Teriakan itu lagi.

Dia melihat ke arah kanan pojok, Riko sedang melambai lambai kan tangan memanggilnya.

Dia menghela nafas lega karena sudah menemukan teman teman nya.

Dia menoleh ke arah Ivana, "Ma, aku ke teman teman ku dulu ya." ucap nya minta Izin.

Ivana dengan baik pun mengiyakan, segera Erick melarikan diri dari sana sebelum teman mama nya bertanya lagi pada nya.

"Gimana? Ga ada kata terimakasih gitu?" ucap Riko menaik turun kan alis nya.

Erick mendengus melihat wajah menyebalkan Riko. Dia hanya memberikan jari tengah sebagai jawaban.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Where stories live. Discover now