Persiapan

6.5K 395 1
                                    

Mansion utama keluarga Wijaya.

Semua terlihat sibuk untuk mempersiapkan acara yang akan segera dilaksanakan.

Beberapa akan sibuk mendekor, beberapa sedang menyusun gelas gelas, ada yang sedang membersihkan lantai atau pun langit langit.

Terlihat seorang yang bisa di anggap sebagai kepala pelayan sedang memberikan instruksi kepada para bawahan nya.

Tidak jarang dia akan memarahi mereka jika tidak sesuai seperti arahan nya.

Bara hanya menatap semua itu dengan datar, dia baru tiba di mansio. Nathan menyuruh nya untuk datang kemarin jika tidak dia sangat malas untuk menginjakkan kaki di sini.

"Temui kakek mu dulu, dia ingin mengatakan suatu hal pada mu." Itu pesan yang di sampai kan Nathan pada nya tadi.

Bara berjalan menuju lantai atas dengan santai, melewati lorong lorong yang sepi. Karena semua berkumpul di bawa untuk  mengurusi hal yang di perlukan untuk acara nanti.

Dia memasuki pintu yang cukup besar, di dalam nya terdapat ruangan seperti ruang pertemuan yang hanya berisi beberapa sofa dan meja kecil di tengah.

Ada lampu gantung tepat di atas kepala, lampu yang cukup besar.

Beberapa dekorasi pun terlihat, seperti guci guci besar di pojokan.

Terlihat seorang yang membelakangi pintu masuk sedang duduk di kursi roda menghadap pada jendela besar yang menampilkan langit cerah.

"Kau di sini," ucap orang itu. Satyo Adirama Wijaya. Salah satu tetua yang masih hidup dari keluarga utama sampai sekarang.

"Ya, kakek." Jawab Bara datar.

"Kemari." Perintah Satyo.

Dengan patuh Bara melangkah mendekati kakek nya. Satyo adalah ayah dari dua putra, salah satu nya adalah Daddy nya. Nathan anak pertama, karena itu semua pasti akan menjadi milik nya, cucu pertama Wijaya.

Bara berdiri tepat di samping Satyo dia juga ikut menatap keluar jendela. Terpampang pemandangan luas nya Mansion keluarga Wijaya, ada taman bunga besar di sini.

Dulu, Mommy nya berkata, Nenek nya. Istri pertama Satyo sangat menyukai bunga, karena itu sang kakek dengan sigap membangun taman itu untuk istri tercinta nya.

Sayangnya Bara tidak bisa bertemu dengan Nenek nya, di karena kan saat dia lahir tidak lama Nenek nya meninggal akibat penyakit.

Dan tidak lama dari itu kakek nya menikah lagi.

Itu bukan hal yang rahasia, namun keturunan dari istri kedua itu menjadi keluarga cabang. Mereka tidak bisa menjadi keluarga utama dan tidak akan pernah.

"Ada hal apa kakek memanggilku kemari." Ucap Bara memecahkan kesunyian.

Satyo hanya terkekeh pelan, "apa tidak bisa aku bertemu dengan cucu ku?" Tanya Satyo main main.

Bara menghela nafas malas, ini lah kenapa dia sangat malas datang kemari. Kakek nya, sangat suka mempermainkan nya.

"Jika tidak ada yang penting, Bara akan pulang saja." Balas Bara datar.

Satyo mendengus mendengar acaman dari cucu nya, "Anak anak jaman sekarang sangat tidak memiliki sopan santun." Ucap nya tidak nyambung.

"Kakek memanggil mu ke sini, karena ingin bertanya sesuatu." Ucap Satyo.

Bara menoleh pada kakek nya, "apa itu?" Kata nya.

"Bagaimana hubungan mu dengan anak dari keluarga Warren itu." Tanya Satyo serius.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Where stories live. Discover now