Undangan

7.5K 423 2
                                    

Tecna baru saja turun dari kamar nya.

Dia melihat semua sudah berkumpul di ruang keluarga, bahkan Gissel sudah ada di situ.

Dia berjalan mendekati Gissel dan duduk di samping gadis itu.

Karena semua sudah ada di sini Adam mengambil sebuah amplop dan meletakkan nya di atas meja.

"Kalian tahu, kenapa Papa panggil kalian semua ke sini?" Tanya Adam membuka pembicaraan.

Semua nya pada menggeleng kecuali Ivana yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.

Adam menunjuk amplop yang ada di atas meja. "Coba buka itu." Suruh nya.

Karena Tecna yang lebih dekat dengan posisi amplop nya, di lah yang membuka.

Dia mengerutkan keningnya saat melihat isi di dalam nya, "Undangan?" Tanya nya heran menatap ke arah Papa nya.

"Ya." Jawab Adam singkat.

"Coba kamu baca, sayang." Kata Ivana membuka mulut.

Tecna pun mengeluarkan undangan itu, ada 4 di antara nya. Dia mengambil satu untuk di baca sedangkan sisa nya di letakan kembali ke atas meja.

Undangan dari keluarga Wijaya.

Tecna terdiam setelah membaca itu, dia mengalihkan pandangan nya pada Adam.

"Untuk apa ini?" Tanya nya pelan.

"Tetua dari keluarga utama Wijaya, akan mengadakan pesta untuk hari kelahiran nya yang ke-81 tahun. Semua keluarga besar akan di undang, termasuk dari 8 pilar keluarga besar."

"Kita mendapatkan 4 di antara nya, tentu saja Papa dan Mama pasti harus ikut sebagai perwakilan keluarga Warren."

"Kalian bisa memilih siapa di anatara kalian bertiga yang akan ikut ke sana nanti." Jelas Adam pada Anak anak nya.

Erick mengambil satu undangan dan mulai membaca nya dalam diam, sedang kan Gissel tidak mau menyentuh undangan itu. Sudah terlihat bahwa dia menolak untuk ikut.

Tecna meremas diam diam undangan itu di tangan nya, otak nya berputar cepat mencoba mengingat apakah adegan ini ada di dalam novel.

"Aku akan ikut," ucap Tecna datar.

Adam dan Ivana, mengangguk setuju.

Erick melirik Gissel, Gissel menggeleng kalau dia tidak ikut.

"Kalau begitu aku juga akan ikut." Ucap Erick, menatap kedua orang tua nya.

Tecna berdiri dari duduk nya, "Aku ke kamar dulu." ucap nya dan langsung saja pergi tanpa mendengar jawaban terlebih dahulu.

Adam hanya bisa menggeleng kan kepala nya melihat sikap Tecna, Gissel juga bangkit dari sofa dan ikut naik ke atas tanpa berbicara sedikit pun.

Ivana hanya bisa melihat dengan diam tingkah Gissel, dia semakin jauh dengan Gissel. Biasanya Gissel akan mencoba berbicara dengan nya meski dia sibuk.

Tetapi akhir akhir ini, Gissel tidak pernah lagi mencoba berbicara pada nya  walau dia memiliki banyak waktu luang sekarang.

Ivana merasa sedih karena dia lah yang membuat Gissel seperti itu.

"Lihat lah anak itu, semakin tidak tahu sopan santun." Ucap Adam kesal.

Ivana melirik tidak suka pada Adam, "Kamu yang buat dia kayak gitu, Mas. Jadi jangan banyak mengeluh." Kata nya marah.

Ivana dengan hati dongkol pun ikut pergi menuju kamar mereka. Meninggalkan Adam yang menatap tidak percaya.

Dia mengalihkan pandangan ke tempat Erick duduk. Ingin mengatakan sesuatu tapi yang dia lihat Erick tidak ada di situ.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang