Bertemu

9.7K 516 6
                                    

Sekolah Kentala.

Tecna sedang berada di ruang ekskul musik. Seperti yang sudah seharusnya.

Berhubungan Tecna adalah anggota baru club, pengajar dari ekskul itu meminta nya untuk membuat satu karya sebagai tanda pengenalan.

Dan di sini lah Tecna sekarang, dia sedang fokus melukis.

Beberapa dari mereka menatap fokus pada lukisan Tecna, awalnya Tecna hanya melukis dengan cat merah dengan sembarang.

Membuat mereka heran namun tidak ada yang mempertanyakan nya karena setiap pelukis memiliki gaya mereka masing-masing.

Semakin lama Tecna melukis, gambar yang tadi absurd kini mulai terbentuk.

Beberapa saat terlihat lah seorang gadis berambut merah yang sepertinya sedang duduk di balkon kamar.

Gadis itu duduk di kursi kayu yang memiliki ukiran indah, dan gadis itu memegang sesuatu.

Semakin terbentuknya lukisan itu, langit malam yang penuh bintang pun terlihat.

Gadis itu memiliki warna mata hijau berbinar yang cantik. Terlihat juga gadis itu tersenyum sambil memegang sebuah buku yang sedikit bersinar.

Beberapa ilustrasi Tecna tambahkan di lukisan nya membuat karya nya sangat bagus dan terlihat nyata.

Tecna menulis inisial namanya di sudut kanan paling bawah lukisan. Setelah itu semua yang ada di ruang bertepuk tangan memuji hasil karya yang Tecna buat.

"Bagus sekali Tecna." Ucap pengajar itu memuji Tecna.

Tecna hanya tersenyum tipis menjawab pujian yang di layangkan pada nya. Dia sedikit menjauh dari lukisan nya, karena beberapa murid mengerumuni hasil karya nya dengan wajah penuh kekaguman.

"Sudah berapa lama kamu belajar melukis, Nak?" Tanya pengajar pria paru baya itu. Sebut saja namanya Mr. John.

Tecna melepas celemek nya, "Dari saya kecil Mr. John." Jawab nya.

Mr. John menganggukan kepala nya, "apa kamu memiliki guru private?" Tanya nya lagi.

Tecna terkekeh dan menggeleng, " Tidak Mr. John, Bunda saya lah yang mengajari saya melukis dari dulu." Kata nya lembut, memikirkan Irene membuat nya jadi rindu pada wanita cantik itu.

"Wah, Bunda mu adalah pelukis yang berbakat hingga dapat mengajari mu sampai menghasilkan lukisan yang sangat bagus seperti ini." Puji nya lagi.

Tecna hanya tersenyum sopan menanggapi nya.

"Karena sudah di sini, saya ucapkan selamat bergabung di club' melukis Mr. John, Tecna." Ucap nya.

Tecna mengangguk, "Terimakasih karena telah menerima saya, Mr. John."

Balas Tecna.

"Tidak masalah."

.

.

.

Gissel mengaduk minuman nya dengan wajah cemberut nya. Nadine dan Lily hanya bisa saling tatap dengan canggung.

Bagaimana tidak? Meja mereka yang biasa berisi Tecna dan teman teman nya kini malah berganti menjadi Bara dan teman teman nya.

Meja yang mereka tempati dapat mengisi 8 orang. Hanya Tecna yang tidak ada di sini sekarang, karena dia sedang berada di ruang ekskul.

Yang membuat Gissel tidak senang sekarang, karena Bara sedang duduk di samping nya dengan wajah datar andalan pemuda itu.

"Lo ngapain sih di sini?!!" Kata Gissel sinis pada pemuda di samping nya.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang