Balas Dendam Cindy

7.9K 427 0
                                    

Diary, ini aku.

Aku sangat senang sekali.

Aku kira saat dia datang dan menyatakan perasaan nya pada ku, aku sudah sangat beruntung.

Ternyata ada hal yang lebih baik dari itu.

Kau tahu apa?

Dia melamar ku, Yeyy.

Dia sangat romantis, tatapan nya yang penuh cinta membutakan ku.

Saat itu aku baru saja pulang bekerja, dia mengirim kan pesan agar kami bertemu.

Tentu saja aku senang, kami jarang bertemu saat dia mulai bekerja di perusahaan orang tua nya.

Akhirnya ada kesempatan kami akan bertemu.

Aku berpikir kami akan sekedar menghabiskan waktu bersama seperti biasanya.

Namun aku salah, dia dengan tampan nya membawa ku menuju sebuah taman yang sangat indah.

Ada meja yang sudah tertata cantik.

Saat itu dia memakai jas berwarna biru, dia terlihat sangat dewasa.

Tanpa aba aba dia berlutut di depan ku, dan mengucapkan kata kata yang membuatku tersentuh.

Aku menangis di situ.

Dia melamar ku, mengajak ku untuk menjadi pendamping hidup nya.

Dengan air mata yang bahagia aku menerima nya. Aku memeluk nya erat,

Kami akan segera menikah,

Awalnya aku ragu untuk menerima, tapi dia membuat ku percaya dengan keyakinan nya.

Sekali lagi aku mengabaikan jika dunia kami benar benar berbeda.

~Alanna

...

Amira menangis pilu kedua tangan nya sedang di tahan, dan tubuh nya di siram mengunakan air bekas pel.

Rambut nya sudah sangat acak acakan, pipi nya juga memerah seperti bekas tamparan.

"Aku salah apa sama kamu?" Tanya nya sambil menangis pada gadis di depan nya.

Gadis itu tertawa sinis, "Lo pura-pura bodoh ya?" Ucap nya marah.

Amira menggeleng tidak tahu,

Gadis itu, sebut saja Cindy.

"Lo udah ngerebut pacar gue sialan!!" Teriak Cindy, dia menatap bengis Amira.

Sangat sakit rasa nya, saat hubungan nya dengan sang kekasih yang harmonis kini berantakan karena orang ketiga yang tak tahu malu.

Amira menatap memohon, "Aku ga ngerebut pacar kamu." Ucap nya sedih.

Cindy menggertak kan gigi nya kesal, dia menatap kedua teman nya memberi arahan. Yang di angguki oleh mereka.

Kemudian mereka menyiksa Amira, menampar, menjambak kasar rambut nya, dan terus menerus menyirami nya dengan air dingin.

Amira hanya bisa menangis, dia tidak bisa melawan.

Dia berharap akan ada orang yang menolong nya.

Saat mereka sedang asik membully Amira, pintu toilet terbuka memperlihatkan seorang gadis yang masuk sambil berbicara di ponsel nya.

Dia terdiam melihat pemandangan di depan nya. Amira yang melihat itu segera berteriak minta tolong.

"Tecna! Tolong bantu aku." Ucap nya memohon.

Gadis itu, Tecna yang sedang Berteleponan dengan seseorang di seberang, hanya menatap sebentar.

"Siapa itu?" Tanya seorang di seberang.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Where stories live. Discover now