Penghinaan

7.2K 454 0
                                    

"Gissel." panggil Amira sambil tersenyum manis. Dia berjalan mendekati mereka di ikuti oleh asisten Diego di belakang.

Penampilan nya begitu indah membuat beberapa orang bahkan dari keluarga besar pun terpesona meski dia hanya seorang perwakilan.

Sedangkan Gissel yang di panggil hanya melirik sinis dan tidak menanggapi. Untuk apa gadis itu mendatangi nya kemari, sungguh tak tahu malu.

Hal itu membuat Amira tertunduk sedih,  membuat orang orang di sekitar memandang Gissel dengan jelek.

Seperti Gissel telah melakukan kesalahan berat dan terlihat seperti sedang menindas Amira yang tampak lembut.

"Jangan memanggilku seperti kita itu dekat, terakhir yang ku ingat kau itu perempuan tak tahu malu yang suka merebut pacar orang." balas Gissel sengit.

Jangan kita dia tidak berani melawan, mungkin orang orang menganggap nya jahat. Tidak masalah dia akan menjadi seperti yang di pikirkan oleh mereka.

Ucapan Gissel menjadi balasan sengit untuk Amira, dia datang kemari dengan membawa nama salah satu pengusaha besar namun dirinya sendiri adalah contoh yang buruk dengan menjadi wanita perebut.

Mendengar itu wajah Amira langsung saja berubah memerah malu.

Ivana dan Ayu saling melirik dengan diam, namun dalam hati Ayu mendengus jijik melihat gadis ini.

Dia paling benci orang orang seperti Amira bukan karena mereka miskin tapi perilaku merebut milik orang lain itu sangat jelek di mata nya.

Erick, Bara dan teman teman nya hanya bisa pasrah melihat Gissel dan Amira akan kembali bertengkar.

"Kamu salah paham, aku tidak seperti itu." ucap nya, bulu mata nya bergetar seakan akan dia akan menangis detik kemudian.

Melihat penampilan menyedihkan nya beberapa orang sedikit mencibir kelakuan kasar Gissel.

"Jangan membuat drama di sini, tidak akan ada yang membela mu." balas Gissel.

Dia menatap tidak suka pada Amira, sedangkan Amira dia menatap Bara seakan akan meminta pembelaan.

Riko sedikit kasihan melihat Amira namun dia di tahan oleh Nanda jadi dia tidak bisa berbuat sesuatu.

Bara hanya menatap datar Amira, lagian lengan nya di peluk oleh Ayu erat. Meski dia tidak memiliki niat untuk membantu Amira.

Tecna hanya melirik dingin pada Amira, sedangkan Nathan hanya bisa mengerut kan kening nya pelan. Apa lagi yang ingin di lakukan oleh gadis ini, pikir nya tidak senang.

Melihat tidak ada yang memperdulikan nya, Amira menahan amarah nya.

"Bukankah kau sangat kasar, Nona? Aku yakin dia ini temanmu bukan?" ucap seorang pemuda gendut yang di kelilingi oleh para wanita tadi.

Awalnya dia sibuk dengan dunia nya sendiri, namun melihat kecantikan yang tertindas dan membutuhkan pertolongan membuat nya memiliki ide yang licik.

Bagaimana jika dia menolong gadis cantik itu dan gadis itu akan berterima kasih pada nya. Dia akan meminta gadis itu tidur dengan nya sebagai balas budi.

Melihat tubuh indah itu membuat dia ingin meneteskan air liur, dia tidak sabar untuk mencicipi tubuh cantik Amira.

Melihat seseorang datang menolong Amira, Gissel mendengus sinis.

"Babi dari mana yang berani mengajak ku berbicara?" ucap Gissel menggerutu. Tecna tersenyum bangga mendengar itu.

Mendengar dia di sebut babi, membuat pemuda gendut itu memerah marah.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Where stories live. Discover now