Bab 1.murid baru?

471 228 55
                                    

Rara Anindika mempunyai seorang sahabat yang bernama Dina Syntia. Dina Syntia orangnya sangat humoris. Mereka sudah berteman sejak pertama kali masuk ke sekolah ini yaitu SMP 1 Semarang. Tahun ini Rara dan Dina sudah berada di kelas 8 yang artinya sudah hampir 2 tahun mereka berteman bahkan menjadi sahabat dalam waktu singkat. Mereka merasa cocok dalam berbagai hal jadi mereka bersepakat untuk menjadi sahabat yang menemani di saat susah dan senang.

Hari ini, Seperti hari hari biasanya Rara pergi ke sekolah diantar oleh ayahnya dengan menggunakan sepeda motor miliknya, sesampainya di depan gerbang sekolah, Rara turun dari sepeda motor dan bersalaman dengan ayahnya. Saat masuk ke dalam gerbang sekolah Rara menyipitkan kedua matanya dan melihat seseorang yang terasa tidak asing baginya.

"RARAA! " Dina berteriak sambil berlari ke arah Rara.

Rara menutup kedua telinganya dengan raut wajah kesal. "bisa gak sih sehari aja lo gak teriak, lama lama budek juga nih kuping gue! "

Dina tertawa pelan. " iya deh iya, tapi lo tau gak?"

"Gak! " ucap Rara dengan spontan tanpa Rasa penasaran.

Dina menghela nafas. "ada murid baru tau!" Dina berkata dengan bersemangat.

"Cewek atau cowok? "

"yaa.. Gak tau sih. " jawabnya seraya menggaruk garuk kepalanya.

Rara berdecak, "dahlah, mending gue pergi ke kelas aja, bye. "

"Ikuttt. "

Suasana kelas sangat berantakan, para laki laki yang bernyanyi sambil menepuk-nepuk meja seakan-akan sebuah gendang dan juga para murid perempuan yang bergosip sambil tertawa terbahak-bahak.

Teng.. Teng... Teng..

Bel berbunyi menandakan waktunya pelajaran dimulai, guru perempuan datang dengan diiringi seseorang perempuan di belakangnya, perempuan itu terlihat mencolok dengan parasnya yang rupawan.

"Pagi semuanya. "

"Pagi bu. " jawab semua murid.

"Cantik banget, "Puji Rara.

"Jadi semuanya, kita kedatangan murid baru hari ini. "

"Hai semuanya perkenalkan nama saya Sasya Syeilan, murid baru di sini. Semoga kita bisa berteman baik." Sasya melontarkan senyum di bibirnya, suaranya terkesan malu.

"Anjay, cantik bro! " ungkap salah satu murid laki laki tersebut dengan semangat.

"Kiw! Kiw! abang boleh minta nomornya ga?" tanya laki laki tersebut dengan antusias, sambil melontarkan senyuman ke arah Sasya.

"Aduh neng...cantik bener, luluh hati abang neng. " kata salah satu temannya sambil meletakkan sebelah tangannya di dada kirinya.

Semua murid laki laki di kelas langsung riuh dengan kedatangan murid baru. Mereka semua saling melontarkan senyuman yang memancarkan.

"Apaan sih, ribut banget nih cowo! " geram Rara.

"iya weh, alay banget. " sahut Dina.

"Sttt... DIAM SEMUANYA!" ucap guru perempuan tersebut sambil menggebrak meja.

"Sasya, kamu duduk di belakang Rara yah." kata guru tersebut sambil menunjuk ke arah belakang Rara.

Sasya hanya mengangguk dan berjalan menuju bangku yang ada di belakang Rara dan duduk di sana dengan malu malu. Pelajaran pun di mulai dan guru menjelaskan materi pelajaran di depan papan tulis.

Satu jam lebih telah berlalu, Rara mulai merasa bosan dengan penjelasan guru tersebut dan melirik ke arah jam dinding, tiba-tiba Rara merasakan sakit pada perutnya.

Seindah Cahaya Bulan  [ Hiatus ]Where stories live. Discover now