Bab 8.pertandingan

143 120 23
                                    

Ujian sekolah akhirnya usai, Rara dan teman-teman di kelasnya bisa bernafas lega

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ujian sekolah akhirnya usai, Rara dan teman-teman di kelasnya bisa bernafas lega. Ujian sekolah memang sempat membuat Rara, Dina dan Sasya stres, tapi dengan pengalaman dan persiapan yang cukup, mereka semua bisa melalui ujian dengan baik. Rara dan rekan-rekan di kelasnya bersinar dengan kebahagiaan karena bisa lepas dari jeratan ujian dan bisa berfokus lagi pada proses belajar di sekolah.

Rara dan teman-teman di kelasnya kini naik ke kelas yang lebih tinggi. Mereka kini menjadi murid di kelas yang lebih dewasa, dan lebih menantang. Di kelas ini, Rara dan teman-temannya pun berambisi untuk bisa dapat lulus di kemudian hari.

Rara merasa bangga dengan dirinya sendiri. "Akhirnya, kita udah kelas 9 aja nih, kerja keras gue gak sia sia. "

"Iya nih, gak nyangka gue. " ujar Dina.

Sasya mengangguk. "Gak kerasa yah. "

Sebuah rombongan murid baru berbaris di lapangan. Mereka adalah salah satu kelompok siswa baru di SMK yang ada di sekolah ini. Murid-murid ini tampak tak berbicara sesama mereka, dan lebih fokus untuk berbaris dan diatur dengan rapi. Mereka tampak agak tegang dan takut, karena ini adalah pertama kalinya mereka bergabung dan masuk ke dalam lingkungan yang benar-benar baru dengan banyak aturan dan sistem yang mesti diikuti.

"Dulu kita juga gitu kan? " Dina berkata sambil mengingat kejadian itu.

Sasya menggeleng. "tapi gue enggak, kan gue murid pindahan. "

"Iya yah, lupa gue. " sahut Dina

Rara menghiraukan mereka dan terus memandang sekelompok murid baru tersebut. "Btw besok gue tanding, jangan lupa datang. "

"Pasti." kata Dina dengan bersemangat.

Sasya bertanya seraya menggaruk-garuk kepalanya. "Tanding apaan? Boxing? "

"Dasar bodoh, silat woy, bukan boxing. "

"Udah lah Din, santai napa, Sasya kan pelupa. " ucap Rara menenangkan.

"Iya tuh, gue kan pelupa. Btw, dimana lokasi tanding nya? "

"Di jalan anggrek, gg. Bima Raya,. "
Sasya dan Dina mengangguk bersamaan.

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛

Suasana yang sangat ramai dengan penonton yang hadir dan persiapan yang dibutuhkan untuk turnamen silat. Di dalam arena, para pesilat tampak bersiap untuk bertanding. Mereka tampak berlatih dan menarik nafas dengan perlahan. Ada rasa tegang dan kekhawatiran dalam diri mereka, tapi juga rasa antusias dan keinginan untuk bisa bersaing dan mengeluarkan potensi dan kemampuan mereka.

Dina dan Sasya duduk di kursi yang diSediakan untuk para penonton. Mereka melihat Rara yang sedang bersiap untuk tanding, wajah Rara tampak sangat gugup. Dina dan Sasya berteriak menyemangati Rara, Rara tersenyum manis pada mereka dan menggerakkan mulutnya mengatakan terima kasih meski tanpa suara.

Turnamen silat pun akhirnya di mulai. Pesilat yang berpartisipasi tampak bersemangat dan antusias. Terdapat kesibukan sebagai para penonton juga mulai mengatur posisi. Semuanya sudah siap untuk menyaksikan dan mendukung para pesilat yang akan bertanding. Langkah para pesilat yang berlenggang ke dalam arena juga menyusul. Di luar arena, para penonton bersorak-sorai sambil berteriak memberi dukungan pada para pesilat yang akan bertanding. Dina berteriak dengan sangat keras membuat Sasya dan orang orang yang berada di dekat nya menutup telinga mereka.

"Din, di liatin orang tuh. " tegur Sasya.

"Bodoamat, SEMANGAT RARAAAA!!!! " Dina semakin mengeraskan suaranya.

Rara yang bertanding melawan seorang wanita yang sama-sama berusia seusianya. Rara tampak fokus dan serius dalam pertandingannya. Dia tidak melepas pandangan dari lawan yang ada di depannya. Rara harus berjuang keras untuk bisa melawan sang wanita yang juga tidak lepas pandangannya. Kedua orang ini tampak sangat serius dan bertekad untuk bisa menang di turnamen silat ini.

Pertarungan keduanya pun menjadi sangat tegang dan lebih panas. Keduanya tampak tidak mau kalah dan serangan-serangan juga sudah mulai terjadi. Rara tampak harus banyak mengulangi tendangan dan bantingan pada sang lawan. Di sisi lain, lawan yang ada di depannya juga tampak mempraktekkan serangan-serangan.

Pertarungan keduanya terus berlanjut. Sang lawan mulai lemah dan juga tampak takut. Rara tampak lebih leluasa di dalam lapangan dan juga lebih unggul karena sang lawan yang terlihat lemah dan takut. Rara pun mengganti taktiknya dengan menjadi lebih berani dan berani melakukan serangan-serangan yang lebih keras pada sang lawan yang sudah lemah.

Di luar arena, Dina dan Sasya menonton dengan penuh perhatian dan kegembiraan. Meskipun Rara tampak sangat berjuang keras, tapi mereka memang menunggu dan bersemangat untuk bisa menyaksikan Rara bertanding. Wajah Dina dan Sasya tampak tegang dan penuh antusias, dan mereka tampak tidak sabar untuk bisa melihat Rara memenangkan turnamen ini.

Sang lawan jatuh tak berdaya dan kalah. Wajahnya tampak lemas dan tak berenergi, menandakan bahwa ia sudah tidak ada stamina untuk dapat bertanding lagi. Rara tampak memegang tangannya dan juga berupaya menenangkan lawan yang sudah kalah itu. Rara bersimpati. "tetap semangat, oke? " kata Rara pada sang lawan yang terbaring lemas di lantai.

Pengumuman kemenangan Rara Anindika dalam turnamen silat ini pun telah diumumkan. Rara tampak berdiri di atas podium dengan trofi yang ia dapatkan. Rara tampak bahagia dan juga bersemangat untuk dapat menerima penghargaan yang didapatkannya tersebut.

Semua orang tampak bersorak hore dan juga berteriak saat Rara memenangkan turnamen silat ini. Dina dan Sasya tampak berlompat-lompat dan berpelukan, dan terus bersorak "horeee."
Mereka berdua sangat bangga dengan Rara.

Rara meneteskan air mata bahagia sambil memegang trofi yang ia angkat tinggi tinggi dan medali emas yang terkalung di lehernya. Orang tua Rara yang juga menonton pertandingan nya meneteskan air mata bahagia dan merasa bangga dengan usaha Rara yang tidak sia sia. Rara turun dari atas podium dan berlari ke arah orang tuanya kemudian berpelukan, ayah Rara mencium puncak kepalanya dan berkata. " ayah bangga sama kamu Ra, " Ibu Rara mengangguk sambil menatapnya dengan bangga kemudian memeluknya dengan lebih erat.

Dina dan Sasya menatap mereka dengan tersenyum bahagia, mereka juga sangat bangga terhadap Rara. Mereka mendekat dan mengucapkan selamat, kemudian memeluk Rara secara bergantian. Hari ini adalah hari yang tidak akan pernah Rara lupakan, usahanya yang ia perjuangan akhirnya membuahkan hasil, Rara merasa sangat puas dengan kemenangan nya dan terus ingin berkembang lebih baik kedepannya.

Acara makan malam pun diadakan untuk merayakan kemenangan Rara. Acara makan malam ini diadakan oleh orang tua Rara dan juga 2 sahabatnya yaitu Dina dan Sasya. Semua orang tampak bersemangat dan sangat bahagia dengan kemenangan Rara. Rara sendiri merasa sangat bahagia dengan perhatian dari keluarganya.

Sasya menatap Rara dengan senyum sumringah. "Sekali lagi, selamat ya Ra, atas kemenangan lo."

"Anak mama emang hebat, yakan yah. "

"Anak ayah gitu loh. " ayah Rara berkata dengan bangga.





Jangan lupa Vote 🔥🔥🔥🔥

😉🔥Rara keren yah

Btw kalian apa kabar nih? 👁👁

Kalau author sih ya lumayan baik☺

Share ke om kalian🤯🤯🤯
Canda😭

Seindah Cahaya Bulan  [ Hiatus ]Where stories live. Discover now