Bab 9.sakit nih guru

123 108 5
                                    

Pagi hari ini, Rara bangun dengan semangat dan perasaan bahagia, setelah mengingat kemenangannya di hari sebelumnya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Pagi hari ini, Rara bangun dengan semangat dan perasaan bahagia, setelah mengingat kemenangannya di hari sebelumnya. Ia pun berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.
Rara pun sudah sampai di sekolah dan memasuki kelas. Suasana di kelas tampak sunyi dan juga nyaman, dengan beberapa siswa-siswi yang sudah berkumpul di dalam di kelas. Rara duduk dan juga mulai mengobrol dengan temannya yang lain sambil bercerita tentang keberhasilan dan kemenangannya kemarin.

"Sumpah Ra, lo keren banget. " Dina mengatakan nya dengan heboh.

"Iya, gue deg degan tau nontonnya. " timpal Sasya.

"Selamat ya, lo keren banget. " sahut dari temannya yang lain.
Semua teman temannya di kelas mengucapkan selamat secara bergantian.

Teng...teng.. Teng...
Bel masuk berbunyi, seorang guru laki laki pun masuk ke dalam kelas dan memulai pelajarannya, menjelaskan materi pelajaran di depan papan tulis.

"Ada yang bisa jawab? Kenapa 1+1=2? "

Semua murid memandang aneh guru tersebut. "Sakit nih guru? " Dina berbisik ke telinga Rara.

"pak, kok pertanyaan nya aneh. " Rara bertanya pada guru tersebut.

"gak aneh Rara, ini namanya genius. " balas guru tersebut.

"Lah, mana ada orang jenius kek gitu pak. " jawab salah satu murid laki laki.

Sasya hanya planga plongo sambil melirik ke arah murid laki laki tersebut. "Din, gue mau pulang aja. "

"Mana bisa gitu, sya. " Dina menunjukkan jari tengahnya tepat di depan wajah Sasya.

"Pak, kami semua gak tau jawabannya. " Rara berkata sambil mengangkat sebelah tangannya.

"Yaudah, jadi 1+1=2 karena kalau 2+2=4." kemudian guru tersebut tertawa. Semua murid hanya terdiam tanpa ada yang tertawa bersama guru tersebut.

"Sumpah, gue sekolah mau jadi pintar malah makin bodoh dapat guru kek gini. " gerutu Dina.

"Maaf yah, bapak alay, alayfyu. " lalu guru tersebut tertawa lagi untuk kedua kalinya.

"Pak, kalau sakit itu di rumah aja, jangan nekat ke sekolah, nanti kami ketularan loh pak. " kata Dina.

"Aduh, pada ngelawak semua, bapak gak sakit kok, yasudah silahkan istirahat, bapak mau scroll tiktok dulu. " setelah mengatakan itu, guru tersebut keluar dari kelas.

Suasana kelas yang tadinya sunyi langsung kalut, mereka semua bergosip tentang guru laki laki itu sambil tertawa renyah. Salah satu murid laki laki berkata. "Guru gadungan ya gitu. "

Salah satu temannya lagi menjawab. "Tapi asik sih, besok besok lagi yah pak. "

Seorang murid perempuan menjitak kepala laki laki tersebut. "Heh, diam lo! "

Laki laki tersebut meringis. "Iya deh, ampun suhu."

Rara, Dina dan Sasya sedang asyik berbincang, membicarakan tentang guru tersebut. "Gue mau pulang aja deh, masa guru kek gitu, mana ada woy guru malah scroll tiktok padahal jam mengajarnya belum habis. " protes Sasya.

Seindah Cahaya Bulan  [ Hiatus ]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz