Bagian Tujuh

429 36 0
                                    

Jimmy membuka pintu kayu yang terlihat megah, kemudian masuk ke dalam. Melihat itu, Sea melakukan melakukan hal yang sama. Sudah sejauh ini, ia tidak bisa berhenti lagi.

"Semoga bosku tidak marah. Aku akan datang terlambat, karena memiliki sebuah alasan yang sangat penting sekarang."

Pemuda manis itu mendorong lembaran kayu berukuran besar yang berdiri kokoh.

Ia langsung melihat cahaya putih terang.

"Sama seperti waktu itu," ucap Sea.

Peristiwa yang sama dengan yang ia alami di dalam mimpi. Dia mencoba menguatkan mental, lalu masuk ke dalam sambil menutup mata. Cahaya yang terlalu terang sangat menyilaukan. Arah pandangnya menjadi tidak jelas, setelahnya, pemuda manis itu menemukan dunia yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

"Apa ini?" tanya Sea heran.

Gradasi langit penuh warna terlukis indah di depan mata. Ada banyak sekali. Merah jambu, oranye, biru, putih, kuning, dan masih banyak lagi. Angin bertiup kencang mengangkat poni pemuda manis itu hingga terangkat sempurna. Sea sendiri masih tidak bisa berhenti merasa takjub.

Ia melihat ke bawah. Jantungnya hampir saja keluar saat mengetahui dirinya saat ini sedang berada di udara. Ia sedang terbang tanpa menggunakan bantuan alat transportasi sejenis pesawat. Sea bahkan tidak punya sayap.

"Apa yang sedang terjadi?"

Sea memeriksa sekitar, ia menemukan pria misterius yang dicarinya tersebut sedang berjalan santai tidak jauh dari tempatnya. Sea ikut berjalan di belakang, mengikuti secara diam-diam.

Ia memang tidak akan pernah merasa terbiasa. Hal-hal di luar nalar yang terjadi sekarang, tidak akan bisa ia jelaskan sepenuhnya. Ini terlalu gila.

Langit tampak cerah saat pemuda manis itu melihat dua ekor ikan mas raksasa sedang berenang di antara awan-awan. Sea ingin menangis, ia ingin segera pulang. Di sini terlalu banyak kejutan.

Akan tetapi, jarak antara dirinya dan pria misterius itu sudah hampir dekat. Sea mencoba berlari, ia berusaha menjangkau tangan pria misterius itu. Saat hampir dekat, tiba-tiba tubuhnya seperti ditarik oleh beban yang sangat berat.

Ia memekik, suaranya sampai pada Jimmy yang terkejut atas kehadirannya. Mata pria itu membola besar saat melihatnya.

Sea terjatuh dan tenggelam di lautan yang dalam. Di bagian bawah, ia bisa melihat bebatuan dari kristal berwarna keunguan meruncing tajam, seperti siap mencabik-cabik tubuhnya saat itu juga.

Belum mau mati, Sea berusaha sekuat tenaga naik ke atas permukaan. Akan tetapi, pemuda manis itu kesulitan, karena sedang sangat panik.

Lama-kelamaan, tubuh Sea melemah. Ia sudah tidak kuat lagi. Sampai di sini saja perjalanan hidupnya yang menyakitkan. Ia akan meminta maaf atas segala usaha yang tidak ia jalankan dengan bersungguh-sungguh. Mati sendirian tanpa seorang pun menemani, sungguh menyedihkan.

Selamat tinggal masa mudaku yang berharga.

Pemuda manis itu hampir menutup mata, saat menyadari, pria misterius yang baru saja ia temui tadi sedang berenang ke arahnya. Ia bergerak cepat mencoba menyelamatkan nyawa Sea. Sudah kedua kali, dan pria itu pun masih sama. Ia terlihat sangat khawatir. Melihat hal tersebut, pada hati yang terdalam, Sea merasa senang.

Bukan main. Ada orang asing di sudut dunia ini yang memedulikan keberadaanku.

Ia merasa cukup lega.

Jimmy memegang tubuh Sea kuat-kuat. Ia kemudian mendekatkan wajahnya yang tampan secara perlahan.

Jimmy mencium bibir ranum milik pemuda manis itu dengan sangat cepat.

***

"Aku hampir mati."

Sea mendesah, lalu tersenyum lembut seolah tidak terjadi apa-apa. Ia bangun dari tidurnya, lalu mendekati Jimmy yang menatap penuh keraguan.

"Kalau tidak kuselamatkan, kamu pasti--"

"Sama persis, tidak ada perbedaan."

Perkataan pria yang lebih tua terhenti begitu saja, saat Sea secara tiba-tiba memegang pipi Jimmy dengan kedua tangannya yang hangat.

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Boleh aku bertanya sesuatu?"

Jimmy menatap pemuda di depannya tidak percaya. Ia menghela napas pelan.

"Apa?"

Sea memeriksa dengan saksama tiap bagian wajah Jimmy yang masih ia pegang sampai sekarang.

"Aku belum pernah melihat hantu sebelumnya. Apakah kamu arwah pendendam yang terus bergentayangan tanpa pernah bisa mencapai langit. Siapa kamu sebenarnya, kenapa kamu terus muncul di dekatku?" tanya pemuda manis itu panjang kali lebar.

Jimmy melepas kasar pegangan tangan milik Sea dari wajah tampannya. "Yang harus bertanya seperti itu bukan kamu, melainkan aku, Bocah."

Ia menatap Sea tajam. "Siapa kamu, bagaimana kamu bisa melewati perbatasan antara dunia nyata dan dunia imajinasi yang tidak boleh dilalui manusia normal seperti ini?"

Diberi pertanyaan begitu, Sea juga merasa bingung. "Aku mana tahu, saat membuka pintu yang kamu sentuh tadi, aku tiba-tiba saja berada di dunia yang aneh ini," jawabnya polos.

Ia melanjutkan, "Kamu belum menjawab pertanyaanku sebelumnya. Apa kamu makhluk sejenis goblin yang kutonton di drama di televisi, atau cuma hantu biasa yang kebetulan mengganggu hidupku?"

Jimmy menggelengkan kepala, bagaimana anak itu masih bisa berbicara begitu banyak?

Dengan ekspresi wajah datar, ia memegang tangan Sea, dan menariknya agar segera keluar dari tempat ini.

"Pelan-pelan, dong. Kamu menyakitiku." Sea mengeluhkan cara Jimmy memegang pergelangan tangannya.

"Jangan berisik, kamu harus segera pergi dari tempat ini. Aku tidak tahu apakah kamu benar-benar seorang cenayang, atau orang yang secara kebetulan bisa melihat kehadiranku, tetapi berada di tempat yang tidak seharusnya dilewati oleh orang yang masih hidup sepertimu sangatlah berbahaya."

Jimmy menarik gagang pintu yang ia lalui tadi, dan melemparkan tubuh Sea sampai ia terjatuh.

"Kamu pria paling tidak sopan yang pernah kutemui," kata Sea kesal.

Jimmy memberikan tatapan mengejek. "Bocah sepertimu tahu apa, kamu bahkan tidak mengucapkan terima kasih setelah kuselamatkan."

Pemuda manis itu langsung memandang galak. "Orang yang membuatku melalui kejadian luar biasa seperti tadi 'kan kamu. Kamu bukan manusia."

Sea teringat sesuatu. Ia menepuk dahinya pelan. Ia lupa telah menghabiskan waktu istirahat begitu lama. Bos tempatnya bekerja pasti sudah mencari-cari keberadaannya sekarang.

Sea mengutuk dirinya sendiri. Ia menatap Jimmy yang sedang bersedekap. "Kalau aku bertemu lagi dengan hantu menyebalkan sepertimu, aku akan mengusirmu dengan mantra pengusir roh. Tolong ingat itu."

Dia berlari meninggalkan Jimmy yang tertawa lucu. Hantu berwajah tampan itu melangkahkan kaki ke arah sebaliknya dengan rute yang diambil oleh Sea.

Sesaat setelahnya, ia berbalik. Jimmy memutuskan mengikuti ke mana pemuda manis itu 'kan pergi. Ia terus berjalan sampai tiba di depan sebuah restoran makanan cepat saji.

Di sana, Jimmy bisa melihat sosok Sea yang sedang membungkukkan badan berulang kali, meminta maaf karena menghabiskan banyak waktu istirahat. Beruntung, itu adalah kesalahan pertama Sea, sehingga bosnya bisa menoleransi kelalaian anak buahnya tersebut.

Sea masuk ke ruang bagian belakang. Jimmy tidak bisa melihat keberadaannya lagi. Beberapa saat, pemuda itu keluar sambil membawa empat kantong sampah. Ia agak kesusahan. Walaupun begitu, tetap telaten melakukan tugas yang diberikan.

Menurut Jimmy, anak itu adalah tipe orang yang bekerja sangat keras. Orang sepertinya pasti mudah dicintai.

***
Tbc

you are the star in my lifeWhere stories live. Discover now