Bagian Empat Belas

275 26 0
                                    

Jimmy menyerahkan secangkir cokelat panas pada Sea. Anak itu tidak mau makan setelah kejadian tadi. Keduanya kini sedang berada di sebuah taman dekat pusat perbelanjaan sebelumnya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya pria itu khawatir.

Sea tersenyum pedih. Ia menjawab, "Bagaimana aku baik-baik saja, saat dia masih bisa menjalani kehidupannya seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami berdua. Dia berbuat jahat kepadaku sepanjang kami menjalin hubungan, tetapi lihatlah...."

Berbicara soal sosok Ohm. Sea tidak tahan melihat pemuda itu bisa tertawa bahagia bersama kekasih perempuannya. Ia seperti dipermalukan secara terang-terangan.

Sea menghela napas berat. "Aku yang salah, sebegitu menyukainya sampai melupakan satu hal yang sangat penting, bahwa hatiku tidak mungkin terus-terusan menahan banyak luka."

Jimmy diam mendengarkan. Dia tidak tahu harus merespon bagaimana. Jimmy takut, jika ia berbicara sembarangan, justru membuat Sea semakin sakit.

"Kamu tidak tertarik mendengarkan kisah cintaku yang pilu ini, 'kan?" tanya Sea.

Orang yang ditanya ingin sekali menjadi tempat bercerita yang baik. Jimmy menggelengkan kepala pelan. "Tidak apa-apa. Teruskan saja, aku akan mendengarkan semua sampai selesai."

Sea memejamkan kedua mata. "Maafkan aku," katanya merasa tidak enak.

Jimmy menatap pria yang lebih muda kebingungan. "Maaf untuk apa?"

"Maafkan aku, karena selalu memperlihatkan sisi lemahku di hadapanmu. Kamu pasti muak denganku."

Jimmy memegang pundak Sea lembut. Ia menjelaskan satu hal. "Tidak ada pikiran begitu. Sama sekali tidak pernah ada di dalam benakku. Kita sudah sangat dekat, aku tidak akan mempermasalahkannya. Kamu bebas bercerita."

"Maafkan aku."

"Tidak apa-apa, Sea."

Jimmy menunggu anak itu menenangkan diri. Setelah Sea agak tenang, ia kembali melanjutkan, "Kalau dia seburuk itu, sudah waktunya melepaskan kepergiannya dari hatimu. Kamu punya hak melepas perasaanmu. Pria seperti itu tidak berhak dicintai oleh orang sebaik kamu. Hidupmu terlalu berharga untuk disia-siakan."

Sea juga setuju. "Memang harusnya begitu sedari awal. Aku benar-benar akan menghapus semua kenangan tidak menyenangkan selama bersama dengannya. Cukup sampai di sini kesabaranku. Aku tidak mau terus-terusan sakit hati."

Sang hantu tampan memandang dengan wajah bangga. "Bagus, Sea," ucapnya menyemangati.

Ia ikut meminum cokelat panas yang ia beli tadi, begitu melihat pemuda manis itu mulai membaik. Keduanya menghabiskan sisa waktu yang berlalu sambil membicarakan hal-hal baik. Tidak boleh ada lagi yang merusaknya malam ini.

***

Sea sekarang sudah berada di rumah. Selesai mengganti pakaian, ia lanjut berjalan menuju rak penyimpanan dan mengambil bingkai foto berisi gambarnya dan Ohm yang tersenyum bahagia.

Ia melepas secarik kertas dari bingkainya itu, kemudian membuangnya ke tempat sampah dekat pintu kamar. Sea mengembuskan napas lega. "Perasaanku benar-benar berhenti di sini. Selamat tinggal, Ohm. Aku tidak akan pernah menyukaimu lagi. Aku berjanji pada diriku sendiri."

Pemuda manis itu kemudian membaringkan tubuh. Ia bisa melihat gantungan tas yang diberikan Jimmy sebagai hadiah, terpasang cantik pada tas yang biasa ia bawa saat pergi bekerja. Ia mengambilnya.

Sea memeriksa kembali setiap senti bagian gantungan tersebut tanpa berniat melewatkan satu pun. Ia kembali dibuat terpukau saat melihat betapa indah dunia yang terlukis di baliknya. Dunia yang ia masuki berdua dengan Jimmy. Dunia yang tidak biasa.

you are the star in my lifeWhere stories live. Discover now