Bagian Dua Puluh Tujuh

216 30 1
                                    

Jujur saja, Jimmy akan senang kalau ternyata Sea benar-benar sosok Saeng yang terlahir kembali ke dunia ini. Artinya, perasaan miliknya tidak pernah berubah, selalu tertuju pada orang yang sama.

Namun, dengan memperhitungkan aspek penting seperti aroma buah persik yang perempuan itu miliki, dia tidak bisa mempercayai Sea secara penuh.

Namtan sangat mengerti, bagaimana situasi tampak cukup membingungkan bagi Jimmy. Ia tidak bisa marah, sebab pria di depan memikirkan banyak hal yang sulit dimengerti oleh dirinya sendiri. Jelas tidak mudah.

"Kupikir, dia tidak harus sangat lembut. Dia cukup membuatmu tersenyum, membuatmu merasakan ketenangan di dalam hati, dan memberimu banyak cinta."

Perempuan cantik itu melanjutkan, "Kamu tidak harus membuatnya menjadi rumit. Yang kamu temui saat ini adalah pemuda yang cuma perlu bersikap manis kepadamu, Pak."

Jimmy ingin kepastian, dan Namtan meyakinkan agar percaya dengan perasaan miliknya. "Tanpa menganggap Sea sebagai perempuan itu, kamu sudah lebih dahulu menyukainya, Pak Jitaraphol."

Jimmy hanya perlu mengetahui satu fakta tersebut. Tidak ada alasan lain lagi.

"Itu saja?" tanya Jimmy pelan.

Namtan menganggukkan kepala. "Ada hal yang lebih penting sekarang. Kamu tidak boleh melupakan tugasmu. Membahagiakan Sea agar bisa naik ke atas langit."

Dia berkata, "Tapi, jangan sampai kamu tidak mendapatkan kebahagian yang sama saat sedang bersamanya. Itu perjuangan yang tidak setimpal dengan hasil yang kamu peroleh. Pada akhirnya, semua sia-sia."

"Ucapanmu betul, Nona," balas Jimmy.

Karena sudah dipertemukan begini, seharusnya Jimmy lebih bersemangat. Dia bisa membayar kesalahan yang dilakukannya di masa lalu. Bukankah dia menunggu sejak lama untuk pertemuan dengan cinta pertamanya seperti ini?

***

Sea memandang area jalan. Bagaikan seekor anjing kecil yang kehilangan majikan, pemuda manis itu terus menunggu kedatangan sang hantu berwajah tampan di restoran.

Ia sudah kembali bekerja. Sea juga baru diperbolehkan menjemput kakaknya, Mark, besok sore. Tidak ada yang layak dilakukan, selain mencari uang agar hidupnya tetap nyaman.

Tapi, Jimmy tidak juga datang.

Sudah dua hari setelah pengakuan mengejutkan tersebut. Jimmy tidak pernah menemuinya lagi. Dia tidak ada kabar, dan Sea tidak berani menanyakan keadaannya.

Sea ingin memberi Jimmy kebebasan berpikir sepanjang mungkin. Menerima semua informasi sekaligus, pasti membuat pria itu membutuhkan waktu lebih lama untuk membenarkan apa yang Sea ucapkan. Ia begitu paham.

Namun akibatnya, pemuda manis itu menjadi kesepian. Sea rindu saat-saat Jimmy berada di dekatnya.

"Aku sudah menerima karmaku dengan sangat menyakitkan. Menolak perasaanmu di masa lalu, kini malah aku yang lebih menyukaimu. Rasanya hampir gila."

Tidak mau terus-menerus bersedih, Sea memutuskan masuk ke dalam. Ia hanya perlu menyelesaikan hari ini dengan tenang, lalu pulang.

***

Biasanya para pegawai setelah selesai bekerja, langsung diperbolehkan meninggalkan restoran.

Akan tetapi, hari ini atasan mereka justru mengumpulkan semua orang di satu ruangan. Entah ada apa, sepertinya telah terjadi sesuatu.

Pak Bright, sang bos, yang bertugas mengawasi bawahan seperti Sea dan teman-teman yang lain berdiri di depan sambil bersedekap. Raut wajahnya terlihat serius.

you are the star in my lifeWhere stories live. Discover now