Bagian Tiga Puluh Dua

243 20 0
                                    

Namtan merasa iba. "Kita tidak bisa menghindari situasinya nanti, Pak."

Jimmy juga setuju. "Untuk sekarang, jangan mengatakan apa pun kepada mereka. Aku akan memikirkan bagaimana caraku memberitahu keduanya saat sudah siap."

Mereka berdua kemudian membuat kesepakatan. Namtan menyetujui permintaan hantu berwajah tampan itu, karena merasa sangat buruk kepadanya. Pria ini kesulitan sekali, bahkan sekadar menginginkan bersatu bersama cinta pertamanya.

Ia tidak bisa membiarkan Jimmy pergi begitu saja. Ia akan menganggap dirinya sebagai rekan kerja dan sahabat yang tidak berguna, jika tidak melakukan sesuatu yang mungkin bisa membuat jiwa Jimmy menjadi semakin tenang. Namtan tidak ingin bosnya itu naik ke atas langit, dan sampai ke surga sambil membawa banyak penyesalan.

Mereka sepakat melanjutkan sandiwara. Neo seperti biasa, tidak akan menyadari ada yang aneh dengan paman kesayangannya.

Namun, tidak dengan Sea. Pemuda manis itu merasa ada yang sedang disembunyikan darinya. Dia paham betul. Dia sudah pernah melalui saat-saat kurang mengenakkan begini.

"Tidak ada yang ingin kamu ceritakan kepadaku?" tanya Sea suatu hari saat sedang berduaan bersama Jimmy.

Sang hantu cuma mengedikkan bahu, lalu bertingkah seperti orang tidak bersalah.

Dia balik bertanya, "Cerita soal apa?"

"Sesuatu yang mengganggumu akhir-akhir ini? Aku yakin ada yang tidak beres."

Jimmy tertawa canggung. "Perasaanmu saja."

Anak itu menyipitkan mata. Tindakan pria di dekatnya jelas tidak bisa dipercaya.

"Kamu adalah contoh pembohong yang buruk, Paman," ucapnya mengejek.

"Aku tidak paham apa yang kamu ributkan. Jangan menggoda pria polos sepertiku ini, ya."

Yang disebutkan malah ber-cih. "Mulutmu yang manis, beruntung kamu memilikinya atau aku sudah marah sekarang."

"Kemarilah."

Anak yang lebih muda menaruh kepala di atas paha kekasihnya. Jimmy sendiri sibuk memainkan jari-jemari menyisir rambut hitam milik Sea. "Jangan memaksaku. Jangan membuatku menjadi tidak nyaman. Aku ingin kita baik-baik saja sebagai sepasang kekasih yang menghabiskan waktu bersama. Aku tidak mau kamu memikirkan hal lain saat sedang berduaan denganku."

"Aku terlalu penasaran."

Jimmy mencubit hidung Sea gemas. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Benar, 'kan?"

"Iya."

Pemuda manis itu mengembungkan pipi. Jimmy langsung sigap menciumnya tanpa perlu menunggu. "Wangi sekali. Kamu pakai aroma apa, sih?"

"Aroma dari laut. Aroma yang membuatmu terus merindukan tubuhku setelah menghirupnya."

"Adik kecil yang nakal. Aku tidak akan melepaskanmu kalau kamu memaksaku, lho. Aku tidak akan membiarkanmu pulang."

Sea berkata, "Itu mauku, Paman Hantu yang tidak pengertian. Aku ingin menginap di rumahmu. Kamu mengizinkanku tidur di atas ranjang yang sama denganmu, bukan?"

Jimmy menelengkan kepala. "Apa aku punya pilihan lain?" tanyanya.

"Tidak ada. Kamu harus menurut, pacarmu sedang bersikap lembut sekarang. Kamu tidak akan sering melihatku memohon lebih dahulu."

Jimmy berpikir sejenak. "Berarti malam ini spesial."

Sea mengangguk semangat. "Aku akan menyerahkan seluruh hidupku untukmu."

you are the star in my lifeWhere stories live. Discover now