chapter 27

57 7 10
                                    

Mata sebin terbelalak, dia tidak menyangka kalau yechan akan berbuat sejauh ini, sebin menahan tubuh yechan yang akan kembali mendekati jaehan.
" Chan sudah cukup hentikan....., kasihan jaehan, dia baru saja keluar dari rumah sakit chan..." Sebin mencoba menyadarkan yechan, yechan malah menatap sengit pada sebin, tangan sebin yang menahan tubuhnya agar tidak mendekati jaehan lagi di tepis dengan kasar oleh yechan.
" Apa perduliku Hyung!!!.... Dia...." tangan yechan menunjuk-nunjuk dan mata yang menatap dengan begitu bengis kearah jaehan yang tengah terduduk memegangi pelipisnya yang berdarah dan masih di barengi dengan terisak,
" Dia... Penyebab sumber kebahagiaan ku pergi hyung" jaehan yang mendengar itu hanya terdiam.
" DIA PEMBUNUH HYUNG!!!...." " Deg....." Jantung jaehan terasa berhenti berdetak sejenak mendengar teriakan yechan yang di tujukan untuknya, dia begitu kaget.
" aku membunuh?... Siapa yang aku bunuh?... Kenapa aku tidak mengingat apapun?..." Lirih jaehan pada dirinya sendiri, otomatis tangannya memegang kepalanya yang begitu pening, mungkin kerana terlalu banyak berpikir dan jaehan juga baru saja keluar dari rumah sakit, meskipun dokter kim mengatakan kalau jaehan sudah pulih sepenuhnya.
Sebin kembali menghadang yechan yang ingin menghampiri jaehan lagi dan lagi, emosi yechan sangat tidak terkendali, sebin kembali menenangkan yechan...
" Chan sudah....., lebih baik sekarang kamu istirahat biar jaehan aku yang urus" sebin mencoba bernegosiasi, semoga saja berhasil.

***

" Baiklah... Untuk sekarang aku serahkan dia padamu, jangan biarkan dia kabur, awas saja kalau hyung berani mengeluarkan nya dari rumah ini" sebin menghela nafas lega, meskipun di barengi dengan petuah dan ancaman setidaknya jaehan aman untuk saat ini.
" Sekarang lepaskan aku hyung.." yechan mendelik pada sebin lalu matanya turun naik menatap lengan sebin, yang dimana sebelah tangan sebin memegang tangan dan sebelahnya lagi memegang bahu yechan dengan kuat.
" Ups... sorry.. Aku melupakan ini" sebin dengan buru-buru melepaskan yechan kemudian kedua tangan nya terangkat seolah-olah dia sudah menyerah sembari nyengir tidak ingat situasi.
Yechan mendengus pada sebin lalu menatap jaehan sekilas dan melenggang pergi menaiki tangga menuju ke lantai dua mungkin dia akan pergi kekamarnya.
Sebin yang melihat yechan sudah hilang kini matanya beralih pada jaehan yang masih dalam posisi terduduk di lantai, sebin menatap iba pada jaehan, pelipis yang berdarah dan pipi yang memar akibat tamparan dan tinjuan yechan tadi, sebin yang melihat itu seketika meringis 'pasti itu sangat sakit' sebin membatin.
Sebin menatap sekeliling yang ternyata para maid masih memperhatikan mereka dan akhirnya dia pun menyuruh agar mereka kembali pada tugasnya masing-masing.
Dia pun berjalan menghampiri dan berjongkok di hadapan jaehan sembari memperhatikan wajah jaehan, yang di tatap semakin tertunduk mungkin merasa takut pada sebin, dia memaklumi
itu, lain kali dia harus minta maaf pada jaehan, fikirnyah.

Dia pun berjalan menghampiri dan berjongkok di hadapan jaehan sembari memperhatikan wajah jaehan, yang di tatap semakin tertunduk mungkin merasa takut pada sebin, dia memaklumi itu, lain kali dia harus minta maaf pada jaehan, fikirnyah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tbc

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tbc.

love story Where stories live. Discover now