chapter 42

37 3 5
                                    

" bolehkah?" Tanya jaehan memastikan, xen mengangguk
" Ayo masuklah" xen membukakan pintu mobil untuk jaehan dan mempersilahkan jaehan memasuki mobilnya.
Tanpa harus di suruh dua kali akhirnya jaehan masuk kedalam mobil tak lupa dia juga mengucapkan terimakasih pada xen.
Selama perjalanan mereka banyak mengobrol bernostalgia tentang sewaktu mereka masih bekerja sekantor dan juga saling berbagi cerita ketika mereka terpisah dan lain sebagainya.
Namun ketika melewati pertigaan jalan,
kening jaehan mengeryit bingung pasalnya jalan yang di lewati oleh xen bukan arah menuju kantor.
" Loh kok kita kesini? Bukankah ke kantor harusnya mengambil arah lurus xen?" jaehan bertanya bingung, pasalnya xen malah membelokkan mobilnya ke sebelah kiri.
Xen melirik jaehan sekilas, bibirnya menyunggingkan senyum hangat.
" Kita ke rumah ku dulu, berkas untuk bahan meeting hari ini tertinggal, tidak apa-apa kan jika kita mengambilnya terlebih dahulu?" Ucap xen masih focus ke kemudinya.
" Oh seperti itu, baiklah tidak apa-apa, lagian itu tidak akan lama kan?" Jaehan memastikan.
" Iya hanya sebentar" xen mengangguk.
Mobil itu berhenti di perkarangan rumah yang nampak sangat sepi bahkan di sekeliling rumah itu hanya terdapat pohon-pohon yang menjulang tinggi, selama di perjalanan pun hanya jaehan tidak melihat rumah satupun, dan di sekitar rumah ini juga tidak ada rumah lain selain rumah milik xen, ini nampak mengerikan, padahal suasananya masih pagi tapi terlihat seperti sore hari menjelang malam, penerangan nya sangat minim tertutupi oleh pohon-pohon tinggi di sekeliling rumah itu.
" Mampir lah dulu, tunggu di dalam saja, aku akan membuatkan minum untukmu, kamu pasti haus" xen membukakan pintu mobil di sebelah jaehan agar jaehan ikut turun bersamanya dan mengajak jaehan untuk sekedar mampir sebentar ke rumahnya.
Jaehan tidak enak hati untuk menolak, dan dia juga kebetulan sedang kehausan, dia belum sempat minum di rumah yechan tadi, akhirnya dengan ragu diapun keluar dari mobil dan membuntuti xen masuk ke dalam rumah.
" Xen apa bener ini rumahmu?" Tanya jaehan celingukan.
" Iya ini rumah ku, kenapa?" Xen bertanya sembari terus melanjutkan langkahnya, dia mempersilahkan jaehan duduk di kursi ruang tamunya.
" Kenapa kamu membuat rumah di tengah hutan seperti ini, ini sangat jauh dari jalan raya" meski ragu tapi pernasarannya jauh lebih tinggi jadi dia bertanya.
Sebenernya ini adalah rumah keduaku, aku menggunakan rumah ini jikalau aku sedang penat dan ingin menenangkan diri, mungkin bisa di sebut villa juga" jawab xen menjelaskan.
" Kalau begitu-, Berarti kamu tinggal sendirian di sini?" tanya jaehan lagi.
" Iya bener sekali, sebentar aku akan mengambilkan minum dulu untuk mu" ujar xen lagi melenggang menuju dapur, jaehan hanya mengangguk dengan mata mengedar memperhatikan isi rumah, jaehan juga baru teringat kembali dengan tote bag nya yang sengaja dia tinggalkan di dalam mobil, padahal dia ingin buru-buru sampai ke kantor tapi apalah daya dia malah terjebak di sini, 'tidak apa-apa, ini hanya sebentar, yechan tunggu aku' bantinnya berucap dengan bibir tersenyum membayangkan yechan yang akan menikmati hasil masakannya.
Tak lama xen kembali dengan membawa nampan berisikan dua gelas air putih dan beberapa cemilan, xen menyodorkan salah satu gelas yang berisikan air putih itu pada jaehan.
" Silahkan di minum, aku akan ke kamar dulu mengambil berkas yang tertinggal" tanpa menunggu jawaban dari jaehan, xen langsung melenggang memasuki salah satu kamar yang tidak jauh dari ruang tamu sehingga jaehan bisa melihat xen menghilang di balik pintu kamar itu.
Jaehan menatap minat pada air minum di hadapan nya, dia sangat haus, tanpa ragu akhirnya dia mengambil air itu dan meminumnya dengan rakus,
" Ahh... Segarnya" seketika air dalam gelas itu berpindah pada perut jaehan tanpa sisa.
Dia kembali duduk manis menunggu xen yang belum keluar dari kamar ' kenapa dia lama sekali' jaehan bergumam lirih.
Beberapa menit kemudian jaehan di landa rasa kantuk, dia terus-terusan menguap, kepalanya mendadak pening, sebenernya ada apa dengannya, perasaan semalam dia tidur dengan lelap dan sangat cukup, tapi kenapa sekarang dia sudah merasa mengantuk padahal ini masih terbilang pagi, jaehan sangat heran dengan yang terjadi pada dirinya.
Dia menepuk-nepuk pipinya berusaha menghilangkan rasa kantuk yang kian melanda namun sayang rasa kantuk itu malah menjalar pada tubuhnya sehingga mengakibatkan tubuhnya merasa lelah 'xen kemana, kenapa dia belum keluar juga, apa aku harus menyusulnya' bantinnya berujar, saat jaehan hendak berdiri bermaksud untuk menyusul xen, tubuhnya malah limbung dan terjatuh kembali pada sofa yang ia duduki tadi,
dalam keadaan terduduk dan punggung yang menyandar ke sandaran kursi, tubuh itu kian melemah, jaehan sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya, sebelum dia kehilangan kesadaran dia sempat bergumam lirih mengingat yechan
" Yechan-nah aku ingin pulang" seketika itu juga kesadaran jaehan hilang, deru nafas nya sangat teratur menandakan dia tengah tertidur pulas.

****

Xen melangkah dengan santai menghampiri jaehan yang sudah hilang kesadaran, senyuman ramah yang xen berikan pada jaehan tadi hilang tergantikan dengan senyum miring penuh kepuasan,

Xen melangkah dengan santai menghampiri jaehan yang sudah hilang kesadaran, senyuman ramah yang xen berikan pada jaehan tadi hilang tergantikan dengan senyum miring penuh kepuasan,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

tangannya merongoh saku mengeluarkan sebuah botol kecil yang sudah kosong tanpa isi, dia memutar-mutar botol kecil di tangannya itu.

" Obat ini bener-bener bekerja dengan cepat" ternyata xen memasukan obat tidur dengan dosis tinggi pada air minum jaehan," Jaehan, jaehan kamu terlalu naif, terlalu mudah untuk di bodohi" ujar xen menatap jaehan di akhiri dengan kekehan kepuasan k...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Obat ini bener-bener bekerja dengan cepat" ternyata xen memasukan obat tidur dengan dosis tinggi pada air minum jaehan,
" Jaehan, jaehan kamu terlalu naif, terlalu mudah untuk di bodohi" ujar xen menatap jaehan di akhiri dengan kekehan kepuasan kerana jebakan nya berhasil tanpa harus bersusah payah.
Xen merongoh handphonenya yang berada di saku celana, mundur beberapa langkah dari jaehan untuk mencari spot yang bagus, dia akan memotret jaehan yang tertidur pulas.
Kita akan lihat, apa yang akan di lakukan yechan setelah melihat ini, xen bergumam sembari menatap gambar jaehan di handphone hasil dari potretannya, dia menyunggingkan senyum miring yang sangat mengerikan
" Let's start the game yechan" gumam xen matanya menatap penuh arti pada jaehan yang semakin lelap dalam tidurnya.

Tbc.

love story Where stories live. Discover now