chapter 36

65 4 21
                                    

Sepeninggal sebin, kamar itu menjadi hening, yechan semakin mengeratkan pelukan nya pada jaehan.
" Jaehan..." Yechan memecah keheningan.
" Hem..." Jaehan menimpali.
" Maaf.." kata itu lagi yang keluar, entah kenapa bibirnya terasa kelu, padahal di benaknya banyak sekali kata yang ingin yechan ungkapkan pada jaehan.
" Emh..m..maaf untuk apa?" Jaehan bertanya ragu, dia merasakan kalau tubuh yechan semakin bergetar, tak lama terdengar isakan dari lelaki itu,
" Jaehan... Maaf kan aku Hiks..... Hiks..." Yechan semakin terisak.
Dengan ragu tangan jaehan terangkat bermaksud mengelus punggung yechan berharap supaya pemuda itu berhenti menangis.
" Tenanglah semua akan baik-baik saja"
meskipun jaehan belum mengerti apapun tapi dia tetap menimpali.
" Maafkan aku jaehan hiks...., Aku bener-bener merasa bersalah padamu atas semua yang aku lakukan, tolong maafkan aku "hiks....hiks" ucap yechan lagi.
Jaehan sekarang mengerti kemana arah pembicaraan yechan, apakah semua sudah terungkap? Apa pelaku sesungguhnya sudah di temukan? Jaehan di buat penasaran.
Kerana tidak mendapat jawaban yechan pun melepas pelukan itu, dia menatap jaehan lekat dengan kedua mata memerah dan air mata yang masih menetes tanpa henti, begitupun dengan jaehan, dia menatap yechan dengan iba, entah kenapa hati jaehan begitu sakit melihat yechan menangis.
" Kenapa diam..? Apa kamu bener-bener membenciku?" Yechan bertanya, masih tidak ada jawab dari jaehan, tapi matanya masih menatap dengan intens pada yechan.
" Ahh.. tentu saja pasti kamu sangat membenciku" ucap yechan lagi, kepalanya menunduk, dia mundur beberapa langkah dari jaehan, dia menjadi takut, takut kalau jaehan akan pergi meninggalkannya, pikiran nya berkecamuk dengan segala ketakutan.

 tentu saja pasti kamu sangat membenciku" ucap yechan lagi, kepalanya menunduk, dia mundur beberapa langkah dari jaehan, dia menjadi takut, takut kalau jaehan akan pergi meninggalkannya, pikiran nya berkecamuk dengan segala ketakutan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaehan tersenyum hangat, tangan jaehan terulur menarik tubuh itu dan membawa nya pada pelukannya, sekarang gantian jaehan yang memeluk yechan dengan begitu erat
" Yechan-nah tidak apa-apa.. sebelum kamu meminta maaf pun aku sudah memaafkan mu" jaehan menjawab jujur, dia bukanlah seorang pendendam.

Mendengar jawaban itu tangan yechan melingkar erat pada pinggang jaehan, kepalanya semakin menelusup masuk pada ceruk leher pemuda yang pernah ia sakiti itu dan menangis sejadi jadinya dalam pelukan itu jaehan, entah kenapa yechan merasa ketika ja...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mendengar jawaban itu tangan yechan melingkar erat pada pinggang jaehan, kepalanya semakin menelusup masuk pada ceruk leher pemuda yang pernah ia sakiti itu dan menangis sejadi jadinya dalam pelukan itu jaehan, entah kenapa yechan merasa ketika jaehan berada di dekatnya hatinya menjadi tenang, dia bener-bener nyaman jika memeluk jaehan seperti ini dan dia juga tidak mau di tinggalkan oleh jaehan, apa yang terjadi dengan nya, apakah...... dia mulai mencintai jaehan?.
" Jaehan..." Yechan kembali berucap dalam pelukannya.
" Hem..." Jaehan menimpali dengan deheman lembut.
"Apakah kamu mau menungguku? Sampai kasus ini selesai dan dalang dari insiden kecelakaan ini di temukan? Meskipun hatiku masih bimbang tapi.. aku ingin memulai semua dari awal, dan... Aku mohon jangan tinggalkan aku, jangan pergi dari kehidupan ku, bisa aku meminta itu semua padamu?" Ucap yechan harap-harap cemas, dia begitu takut mendengar jawaban jaehan, tapi dia harus mendengarnya agar semua jelas.
Jaehan berpikir sejenak, sepertinya untuk sekarang dia tidak akan sulit jika harus pergi dari yechan, tapi...apakah dia bisa jauh dari yechan?
Apakah dia bisa meninggalkan yechan? Tidak...hatinya ingin tetap di sini, jujur, hatinya sudah terpaut pada yechan entah dari sejak kapan tapi jaehan ingin tetap bersama yechan, akhirnya kepala jaehan mengangguk " tentu saja aku akan menunggu dan akan selalu di sampingmu yechan-nah" ucap jaehan mantap, mendengar jawaban itu bibir yechan mengembang air matanya kembali luruh, tapi ini bukan lah air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan.
" Jaehan terimakasih" ucap yechan, di jawab anggukan oleh jaehan, keduanya tersenyum bahagia dan semakin mengeratkan pelukannya masing-masing.

***

Sedangkan di dapur sebin tengah menggerutu dan mengadu pada bibi kang.
" biiiii...." Sebin merengek pada bibi kang persis bocah berusia 5 tahun.
" Aku kesel, mereka bermesraan tidak tahu tempat dan situasi, aku ini di anggap apa biiiii... Dan bibi lihat?... Mereka tidak keluar-keluar dari kamar, apa mereka bener-bener akan memberiku keponakan? Secepat ini? Oh tidak.. tidak!!!.." ucap sebin mendramatisir, sedangkan bibi kang, dia hanya celingukan, bingung dengan yang di maksud sebin.
" Memang nya yang di maksud nak sebin siapa?" akhirnya bibi kang bertanya.
" Aish... Biiiii.. siapa lagi kalau bukan si menyebalkan yechan dan si imut jaehan hyung" sebin menjawab masih dengan raut kesel, bibi kang hanya menanggapi dengan kata " ohhh" sambil manggut-manggut saja.

 siapa lagi kalau bukan si menyebalkan yechan dan si imut jaehan hyung" sebin menjawab masih dengan raut kesel, bibi kang hanya menanggapi dengan kata " ohhh" sambil manggut-manggut saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Lihat saja kalau mereka bener-bener memberiku keponakan maka aku akan menculik keponakan ku" ucap sebin ber api-api.
" AHA.... Aku memiliki ide yang cemerlang lagi bi" wajah sebin berbinar menatap bibi kang.
" Apa itu " bibi kang menimpali, meng iya kan obrolan random sebin.
" Aku akan merebut jaehan hyung saja, kan lumayan keturunanku akan jauh lebih baik di banding yechan, aku tampan jaehan hyung imut.. cocok bi?.. " sebin menatap bibi kang dengan alis naik turun memperlihatkan wajah menyebalkan, bibi kang hanya menepuk jidat nya sendiri sambil menggeleng heran dengan kelakuan sebin.
" Terserah nak sebin saja.." bibi kang menjawab pasrah, dia menyerah dengan kerandoman sebin,
sedangkan sebin malah menyunggingkan senyum smirk seolah dia adalah pemeran antagonis di sini.

" bibi kang menjawab pasrah, dia menyerah dengan kerandoman sebin,sedangkan sebin malah menyunggingkan senyum smirk seolah dia adalah pemeran antagonis di sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tbc.

love story Where stories live. Discover now