Delynn, si merepotkan

326 43 10
                                    

Happy Reading Brodie
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.










Selang beberapa minggu setelah, yaa. Adel ditempeli oleh Delynn, kini Delynn telah bisa menggunakan beberapa jurus kungfu, hanya saja ia tak boleh untuk belajar pada Perguruan awan putih. Bukan tanpa alasan, namun. Delynn masih terlalu lemah lembut untuk mempelajari pelajaran sekeras itu




"Kak kalau aku tiba-tiba ketiban UFO reaksi kakak gimana?"
Tanya Delynn sembari menemani Adel menulis informasi tentang misinya beberapa hari lalu. Adel tak acuh, ia kembali menulis dengan pulpen kuno yang masih mengharuskan untuk Adel mengambil tintanya sendiri. Delynn mengecap kan mulutnya, meski sudah dekat dengan Adel, sikap Adel tetap saja acuh tak acuh pada dirinya. Memangnya ia ini dianggap apa?
Ya, seringkali Delynn menanyakan itu pada dirinya




Ia tak berani bertanya pada Adel. Karena akhir-akhir ini Adel sering marah dan berkelahi, entah karena apa, namun. Delynn takut bila melihat sesosok Adel yang selalu ia dengar dengan deskripsi bijaksana nan berbakat sedari lahir. "Aishhh"
Gerutu Adel saat baju yang ia kenakan terkena dengan tinta hitam pada bagian perut. Delynn melihat itu, ia berinsiniatif untuk membersihkannya dengan sebuah kain, tapi Adel menolak mentah-mentah. Ia menyingkirkan tangan Delynn dengan cukup kasar, membuat hati anak itu sedikit tergores




Akan tetapi Adel tak memikirkan perasaan Delynn sama sekali. Bahkan setelah Delynn menemani Adel menulis berjam-jam di perpustakaan, Adel tak pernah sekali pun menengok ke arah Delynn, menjawab pertanyaan Delynn pun tidak. Kalau begini? Apakah Delynn masih dianggap ada?



"Kak? Kak Adel akhir-akhir ini kenapa sih? Sering marah, jarang makan, cuek ke aku. Kayak, kenapa sih? Emangnya aku ada salah? Apa karena aku ngungkit masalalu kak Adel tentang-



"Berisik!"
Brak...! Adel membentak Delynn dengan kencang, lalu memukul meja didepannya hingga seluruh tinta itu jatuh berceceran dilantai. Tangan kirinya mengepal dengan erat seperti ingin menghajar wajah Delynn yang halus nan indah, matanya seperti penuh dendam dan amarah buta. Berbeda dengan Delynn, matanya memerah, ia menatap Adel dengan sendu dan beberapa kalimat yang seperti tak bisa ia ucapkan secara langsung. Hatinya membara bukan karena asmara, melainkan karena sakit yang perlahan menggerogoti



Sebenarnya, beberapa hari yang lalu, Delynn seringkali bertanya-tanya pada Adel mengenai seseorang dari masalalu yang sudah tak ingin Adel bicarakan. Ya, Delynn mengungkit soal Regie yang telah berlalu, mengenai Jinan yang paling sakit, dan mengenai gurunya yang berkorban demi masa depannya dan Oniel. Lalu pantaskah Delynn berbicara hal itu didepan Adel yang mengalami semuanya didepan mata? Tentu tidak bagi Adel. Menurutnya Delynn hanya anak mentah yang tak tahu apapun mengenai dirinya. Bahkan ia membantu Delynn hanya karena tak ingin menemui Gracie



"Jangan pernah bicara lagi di hadapan ku kalau kau belum mengerti! KAU ADALAH MASALAH BAGIKU, DELYNN!"
Delynn mulai menggigit bibir bawahnya untuk menahan kalimat yang ingin ia lontarkan pada Adel. Hidungnya ikut memerah karena mata yang sudah memanas, ia kembali menatap Adel yang masih dibutakan amarah dan dendam. Mengapa? Mengapa kau membentak anak lembut seperti ku?



Seketika suasana menjadi hening setelah Adel berada pada puncak amarahnya yang tak seharusnya ia luapkan pada anak semanis Delynn. Perlahan, deru nafas kedua insan itu mulai terdengar di telinga masing-masing, deru nafas menahan tangis, dan deru nafas kebencian yang bisa dibedakan. Krek...! Adel menendang kursi kayu yang ia duduki hingga patah terlempar ke pojok perpustakaan. "Menyesal bertemu dengan ku ya?"
Tiba-tiba Delynn menggunakan bahasa baku untuk menghadapi situasi ini. Adel sadar, namun masih berusaha untuk hiraukan



"Ya"
Satu jawaban yang begitu menusuk, satu jawaban yang begitu tak ingin Delynn dengar dari bibir siapapun. Delynn menundukkan kepalanya, membiarkan air mata itu turun membasahi lantai yang ia pijaki.
Bilang kalau bohong kak. Hatiku sakit.
Rasanya Delynn sudah tak bisa tersenyum untuk menyemangati dirinya ataupun Adel. Apakah ia sudah menyerah? Apakah ia sudah tak bisa lagi untuk mencari tempat pelarian selain Adel?



Dear, Delynn beberapa minggu lalu.


Ini aku dari masa depan. Kalau bisa jangan turuti perintah papa untuk belajar pada mantan murid Perguruan bintang biru itu ya?


Jangan memaksa meski seorang pesilat berdarah Indonesia Tionghoa itu menarik. Karena ia akan menyakiti hati mu

-Delynn beberapa minggu setelahnya.





"Kau tak akan pernah bisa mengganti posisi Regie dan teman-teman ku yang telah tiada. Kau bukan mereka yang aku ingin sayangi dan lindungi"
Perlahan nada tinggi Adel mulai turun, mungkin ia sudah terlalu kasar membentak Delynn yang tak pernah satu kali pun berbuat jahat pada dirinya. Delynn mulai mengangkat wajahnya yang sudah tak karuan, tersenyum paksa meski lain pula dihatinya, "Kita selesai. "
Ucapnya singkat, lalu pergi meninggalkan Adel yang bahkan belum meminta maaf pada dirinya yang telah tersakiti


Adel menatap punggung Delynn yang sudah akan menghilang. Belum ada penyesalan yang ia rasakan, karena rasa sayangnya pada Regie, Gita, Jinan, dan Shani lebih besar ketimbang anak mentah itu. Maafkan aku, Gie. Aku masih gagal.
Kira-kira apa kabar Regie disana? Apakah benar sungai itu benar-benar akan dialiri air susu? Apakah benar semua permintaan Regie akan dituruti? Kalau benar begitu, maka Adel sudah tak perlu khawatir lagi ya? Karena ketiga kakaknya itu akan menjaga Regie untuknya


"Aku merindukan mu, Gie. Kapan kita bisa bertemu? Kapan aku bisa memeluk mu untuk jangka waktu yang panjang?"



Dear Adel. Anak manis kebangaan guru Chen.


Kalau waktu bisa diulang, aku akan mati saat kak Jinan mati


Dengan begitu, aku bisa berbahagia bersama Regie, kak Jinan dan kak Shani lalu kak Gita yang akan menyusul setelahnya


- Hardel Harrelson 20th




***




"Kenapa menangis sayang? Apa ada yang menyakiti mu?"
Tanya ayah Delynn lembut sambil mengelus rambut anaknya yang begitu halus. Delynn masih menetralisir nafasnya yang sesenggukan akibat ulah Adel (?)



"Harusnya waktu itu aku nggak nurut sama ayah. Harusnya waktu itu aku lebih milih buat latihan sama ayah, bukan kak Adel"
Ujar Delynn menyesalkan pilihannya yang kurang tepat di masa lalu. Sang ayah hanya bisa tersenyum hangat saat melihat anak gadisnya itu menangis sejadi-jadinya hanya karena Adel yang baru dikenal selama 2 bulan lebih. Sudah seperti putus cinta saja anak ini.



"Kalau begitu besok latihan sama ayah ya? Adel biar jadi masalah yang sudah berlalu"
Kata ayah Delynn berusaha menyemangati anaknya. Padahal, dari awal ia hanya menyuruh sang anak untuk berlatih dan mencari informasi mengenai bakat Adel yang sangat terkenal, karena ia sangat penasaran bagaimana sesosok Adel yang selalu dibicarakan oleh dunia persilatan di penjuju negri ini. Delynn sebenarnya masih belum menerima bahwa ia akan berpisah dengan Adel, namun. Mau bagaimana lagi? Adel sudah tak mau, berarti Delynn juga harus pergi

















-TBC-



Jangan nagih update 10x 1 hari peliss🙏🙏🙏

Author cuma lupa sandi akun 😔

Kungfu Hero (Adeljkt48) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang