3. Jalan-jalan Valentine

91.9K 7.5K 231
                                    

Ada tiga hal penting yang tak dapat dilihat namun dirasakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ada tiga hal penting yang tak dapat dilihat namun dirasakan.
Udara, sinyal wi-fi, dan cinta.
♡♡♡

Mobil Juna melaju dengan cepat ke arah kompleks mall baru di daerah Utara. Meskipun hari ini bukan tanggal merah, level kemacetan di jalan sudah mendekati dua kali lipat lebih daripada yang biasanya. Maklum, hari Valentine memang membuat banyak orang merasa tiba-tiba ingin jalan-jalan.

Sejak tadi keluar rumah, Kirana belum mengatakan sepatah kata pun padanya, hanya kepada Kak Pandu yang tadi bertanya mereka hendak ke mana. Juna melirik ke sebelah kirinya, dilihatnya Kirana sedang mencari-cari sesuatu di dalam tasnya.

"Ada yang ketinggalan?" Dia bertanya.

"Oh... ng... ngga kok..." Kirana menggeleng. Cewek itu kemudian menutup tasnya dan kembali duduk dengan tenang menghadap ke depan. Sesekali dia melirik ke arah Juna seperti hendak mengatakan sesuatu namun tidak jadi.

Sunyi kembali merundung mereka hingga suara panggilan masuk terdengar dari hp Juna. Secara otomatis, sambungan bluetooth dari hpnya ke sistem audio mobil membuat suara si penelepon keluar melalui speaker.

"Juna... kamu udah lupa ya sama aku? Kok ngga bales sms aku sama sekali sih? Kamu lagi ngapain?" Suara Rasita yang mendayu berkumandang dan hampir saja Juna tersedak ludahnya sendiri. Cewek itu terdengar sangat manja padanya, dan dia baru menyadari hal itu.

"Aku lagi di jalan Sita... ngga bisa liat sms kamu." Juna memang tidak bisa melihat sms Rasita yang terakhir karena dirinya sudah berada di belakang kemudi ketika pesan itu masuk.

     "Kamu pergi? Ke mana?"

     "Iya..." Dari ujung matanya, Juna melihat Kirana meringis khawatir. "Ada barang yang harus dibeli hari ini, jadi aku mesti pergi cari."

     Juna sadar jawabannya akan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, tetapi masalahnya, dirinya bukan lah orang yang akrab dengan tipu muslihat jadi dia tidak pandai bersilat lidah.

     "Barang apa? Kok nggak ajak aku? Aku kan bisa bantu cari... lagian aku ngga ngapa-ngapain nih di rumah... bosen banget, kangen kamu..."

     Juna sudah terbiasa mendengar Rasita berkata seperti itu padanya, cewek itu selalu menyelipkan kata kangen semenjak dia mengenalnya. Namun kali ini, entah mengapa dia jadi agak kikuk dan sedikit keberatan dengan satu kata itu.

     "Iya, mendadak soalnya. Ini aja buru-buru pergi supaya ngga kena macet di jalan. Sita... aku udah mau sampe nih, telponnya udah dulu ya..."

     "Eh, eh... tunggu dulu... ntar malem temen-temen pada mau nonton trus mau cobain kafe baru... trus mreka ngajakin aku... Juna ikut ya? Kan ngga enak kalo aku sendirian... mreka semua bawa cowonya lagi, ntar aku jadi nyamuk nih."

Cinta Sejuta RasaWhere stories live. Discover now