17. Berpacu Dalam Melodi

59.4K 4.4K 154
                                    

Hati yang utuh adalah hati yang mendengar simfoni dari sebuah lagu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hati yang utuh adalah hati yang mendengar simfoni dari sebuah lagu.
♡♡♡

     Mungkin ada sesuatu yang salah dengan bintang Juna hari ini. Entah mengapa, alam semesta sepertinya bersama-sama bersekongkol untuk melawan dirinya.

Juna benar-benar tidak habis pikir mengapa dirinya bisa begitu sial. Tingkah Rasita tadi pagi membuatnya seharian ini menjadi pusat perhatian dan dia tidak suka itu.

Jujur saja, dia tidak mengerti kenapa banyak sekali orang yang ingin ikut campur dalam urusannya. Bukannya dia itu seorang aktor papan atas, idola pujaan dan lain sebagainya, dia hanyalah seorang cowok enam belas tahun biasa yang memiliki kehidupan yang menurutnya biasa pula.

     Seakan hatinya belum cukup tidak enak saja, celotehan panjang lebar Tyas dan kawan-kawannya berhasil membuat harinya semakin berantakan.

     Meski Juna tidak memiliki perasaan yang sama layaknya Rasita terhadap dirinya, bagaimanapun juga dia sungguh peduli pada cewek itu.

Dia kira, Rasita sudah cukup mengenalnya selama ini. Namun sepertinya, anggapannya itu salah. Karena jika Rasita memang mengerti dirinya, dia tidak akan dengan sengaja menjadikan mereka bahan tontonan tadi pagi.

     Kini, Juna jadi harus mendekam di perpustakaan untuk menghindari cewek itu padahal sedari tadi perutnya sudah meraung-raung dengan lantang.

"Bah, tuh artinya lo kelaparan Jun..." Joni yang sedang membaca Majalah Donal Bebek tertawa terbahak-bahak. Temannya itu entah mengapa mengekori dirinya, padahal dia berniat berdiam diri dalam sepi tanpa gangguan.

Jarum panjang di jam dinding sudah bertengger di angka sepuluh, itu artinya istirahat hanya tinggal sepuluh menit lagi. Juna menghela nafas dan meminum airnya hingga habis. Untung saja dia tidak lupa membawa botol air hari ini.

"Yakin lo nggak mau turun ke kantin?" Joni malah dengan sengaja mengiming-iminginya dengan lemper, risoles, dan kroket yang dia selundupkan di balik bajunya.

Ketika mereka menuju ke perpustakaan tadi, ada salah satu teman seangkatan mereka bernama Maharani yang menawarkan jualannya. Karena Juna sedang tidak membawa uang dan gengsi untuk berhutang pada cewek yang memiliki jabatan sebagai penyiar di Radio Sekolah itu, maka dia berlalu begitu saja.

     "Lo ngapain sih Jon makan aja di sini? Ntar kita diusir lagi." Juna berkata dengan suara pelan. Tempat duduk mereka berhadapan langsung dengan Ibu penjaga perpus, dia menatap temannya itu dengan takjub.

"Yah gue kan temen sejati Jun... masa lo gue biarin kelaparan dan sendirian sih? Ya paling nggak meski lapar masih ada yang nemenin... kan moral support istilahnya."

Cinta Sejuta RasaWhere stories live. Discover now