12. Malam Tak Berujung

62.4K 4.7K 135
                                    

Jujur pada diri sendiri itu lebih susah daripada berbohong pada orang lain

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Jujur pada diri sendiri itu lebih susah daripada berbohong pada orang lain.
♡♡♡


Arjuna : Di mana?

Kirana menghela nafas untuk yang ketiga kalinya semenjak dia membuka hp nya untuk membaca pesan itu. Sudah sebelas menit berlalu dan dia masih belum membalasnya.

"Cerita gue ngebosenin ya Kir?"

Kirana tersentak. Dia segera meletakkan hp nya. "Ah, sori Van...."

     Nevan tersenyum singkat. Cowok itu kemudian menyibukkan diri dengan sisa makanan yang ada di nampannya. Mereka berdua kini sedang berada di salah satu rumah makan siap saji di tengah kota.

     "Emh... Espresso Milkshake nya enak nih Van, cobain deh." Dia menggeser gelasnya untuk cowok itu. Kirana merasa bersalah karena sejak tadi dia tidak menghiraukan Nevan sama sekali padahal cowok itu secara tidak langsung sudah membantunya.

     Tadi sepulang sekolah dia mengiyakan ajakan Nevan untuk pulang bersama karena dia tidak ingin melanjutkan percakapannya dengan Juna. Kirana melarikan diri dari cowok itu karena dirinya tidak sanggup bersikap seakan-akan dia baik-baik saja untuk lebih lama lagi.

     Bagaimana bisa Juna masih bertanya apakah dia marah? Tentu saja dia marah. Cowok itu sendiri yang menyatakan perasaan pada dirinya di pagi hari, tetapi kenapa menjelang siang dia jadi bermesra ria dengan Rasita di depan khalayak ramai?

     Apa sebenarnya mau Juna?

     Kirana merasa bodoh. Bodoh karena untuk sesaat dia berpikir urusan hatinya ini sudah menemui titik terang, bodoh karena dia sempat menunjukkan kecemburuannya di depan cowok itu, dan yang terakhir, bodoh karena ternyata dirinya tidak sanggup melanjutkan aksi sok menghindar ini.

     Jujur saja, pesan masuk dari Juna membuat dirinya ingin segera menemui cowok itu, padahal dia sudah meneguhkan hati untuk tidak menghiraukannya hingga besok.

     Sungguh, Kirana selalu mendadak payah jika sudah menyangkut Juna.

     "Cobain punya gue juga deh. Menurut lo gimana?" Nevan menukar minuman mereka.

     Dengan ragu-ragu Kirana mengambilnya. Acara saling tukar minuman ini membuat dirinya canggung, seakan-akan mereka sudah sangat dekat saja. Tetapi dia sendiri yang pertama menawarkan, jadi tidak mungkin kalau dia menolak tawaran balik cowok itu.

     "Hmm... lumayan... tapi enakan punya gue tetep. Tuker balik dong... "

     "Ah, ngga ah, gue yang ini aja." Nevan enggan menyerahkan gelas di tangannya.

Cinta Sejuta RasaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant