37. Kiblat Resmi Hati

35.4K 2.4K 327
                                    

Seperti bagaimana pintu yang tidak dikunci akan mengundang pencuri, hati yang tidak ditutup akan mengundang penyamun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti bagaimana pintu yang tidak dikunci akan mengundang pencuri, hati yang tidak ditutup akan mengundang penyamun.
♡♡♡



Getaran hp bertubi-tubi yang terletak di bawah bantal membuyarkan mimpi tak berkesan Kirana. Matanya tercelik, dia lantas tergesa-gesa mengangkat panggilan masuk itu.

"Halo?"

"Halo... Kir... lo kemaren nelpon gue ya? Sori nggak angkat, nih gue baru liat sih."

Suara renyah Nevan menggema di dalam telinganya, dan seketika, antusiasme yang berkobar di dalam dada Kirana padam. Bukan kabar dari cowok itu yang dia harapkan sejak ayam jantan tetangga belum berkokok.

"Oh... iya nggak apa, Van..." jawabnya lemah. Dia melirik ke arah jam yang terletak di atas nakas di samping tempat tidurnya.

09.45

     Terakhir dia mengecek waktu, matahari baru saja menampakkan diri, dan motor loper koran sedang berhenti di depan rumahnya untuk mengirim surat kabar langganan mereka.

     "Emang kena-" Tanya Nevan terpotong. Suara orang yang sedang mengumumkan sebuah nama di background tiba-tiba melenyapkan kehadiran cowok itu dalam panggilan ini.

     "Halo, Van? Lo masih di sana?" Sahutnya berusaha menerka-nerka di mana cowok itu berada karena suara-suara yang dia dengar terasa familiar sekaligus asing di saat yang bersamaan.

     "Ah, sori Kir... iya gue masih di sini kok. Lo tadi ngomong apa ya gue nggak denger."

     "Ngg... nggak, nggak apa-apa kok Van, kemarin itu cuman... emh..."

     Kirana terdiam. Mengingat kejadian tadi malam membuatnya serasa ingin berteriak kencang-kencang. "Lo lagi di mana sih, Van?" Tanyanya keluar dari topik karena panggilan mereka lagi-lagi diinterupsi oleh Nevan yang berbicara dengan seseorang yang dia yakin berprofesi sebagai suster berdasarkan percakapan samar mereka.

     "Sori, Kir... ini gue lagi di UGD, barusan dijelasin sama suster soal obatnya Sita."

     "Hah? Sita?" Matanya menyipit mendengar nama cewek itu.

     Kemarin Rasita memang terlihat tidak sepenuhnya sadar karena white wine yang dipesan oleh Harris, tetapi tidak ada indikasi bahwa cewek itu terlihat sakit atau sejenisnya.

     "Tadi pagi-pagi dia bangun masih muntah-muntah lagi... gue takut aja dia kenapa-napa soalnya mukanya keliatan pucet banget, kaya nggak normal gitu lah pokoknya... ya dah gue bawa aja ke rumah sakit gitu kan..."

Cinta Sejuta RasaWhere stories live. Discover now