29. Konsep Fungsi Turunan

39K 2.7K 250
                                    

Masalah utama dari mencintai adalah ekspektasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masalah utama dari mencintai adalah ekspektasi.
♡♡♡

     "Beneran dah Kir... kapan sih lo mau percaya omongan gue?" Celetukan Jelita membuat Kirana memutar bola matanya.

     Dia lantas kembali menatap jalan melalui jendela di sebelah kirinya, mendengarkan deru mobil dan motor yang entah mengapa, hari ini terasa menenangkan.

     "Urusan sama Rasita tuh nggak bakal berujung baik buat lo. Kita udah berapa tahun coba ngeliatin akal-akalannya tuh cewek..."

      Celotehan Jelita terus berlanjut, dan lagi-lagi Kirana hanya menggumam seadanya agar temannya itu tidak terus menerus bercuap-cuap dengan kecepatan seratus kata per menit karena dirinya saat ini sedang tidak minat untuk dinasehati.

     "Woy, lo dari tadi dengerin gue nggak sih?" Jelita menyikut dirinya. "Kirana Nadia Atmadja!"

     "Ya trus maksud lo apa?" Dia mendengus.

     Kirana akhirnya berhenti bungkam karena temannya itu tidak mengindahkan sikap acuh tak acuhnya.

     "Maksud gue, lo nggak bisa diem aja yaelah."

     "Jadi, gue harus gimana menurut lo? Labrak dia? Lah, lo pikir kita ini lagi di dalem novel gitu? Yang ceritanya Sita tuh antagonisnya, dan dengan datengin dia trus gue bisa dapet happy ending? Kita bukan karakter Jel, ini kehidupan nyata, dan kalo gue bertindak nggak pake mikir gitu, yang ada guenya sendiri yang kena batunya. Nggak segampang itu oke..." tuturnya panjang lebar disertai helaan nafas panjang.

     "Ya tapi masa lo diem aja gitu? Makin gila dia ntar, lo sampe kapan mau biarin dia bikin lo keliatan goblok? Dia itu licik, lo nggak bisa ngadepin dia dengan cara kaya gitu. Sita tuh nggak bakal deh nyerahin Juna gitu aja... lo pikir dia rela apa perjuangannya selama ini sia-sia gitu aja?"

     Kirana menggelengkan kepalanya dan mengangkat tangannya agar Jelita berhenti berbicara. "Please Jel, gue makin pusing sekarang kalo lo bahas itu terus, udah dulu lah ya, bisa kan?" tuturnya sambil kemudian memijit bahunya yang terasa kaku karena kemarin malam dia tidak bisa tertidur.

     Ada yang berbeda pada pagi ini. Jika biasanya Kirana duduk di samping kursi pengemudi Honda City berwarna hitam milik Juna, hari ini dia kembali ke ritual lamanya, pergi ke sekolah dengan menumpang mobil milik Jelita yang dikendarai oleh Pak Min.

     Meskipun dalam kurun waktu lima tahun pertemanannya dengan Jelita, Pak Min tidak pernah ikut berbicara sewaktu mereka berada di mobil dan selalu memposisikan diri layaknya beliau tidak berada di sana, tetap saja dia merasa sungkan membicarakan hal ini di depan sopir yang sudah hampir sepuluh tahun bekerja untuk keluarga temannya itu.

Cinta Sejuta RasaWhere stories live. Discover now