35. Pacar Minus Minus

35.4K 2.6K 415
                                    

Penipu terbaik adalah seseorang yang pahit hatinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Penipu terbaik adalah seseorang yang pahit hatinya.
♡♡♡


Juna marah. Wajah cowok itu kaku. Matanya sedikit menyipit oleh emosi yang sengaja ditahan dan gerak tubuhnya dibatasi keengganan yang didasari oleh hati yang sepertinya sedang berwarna merah menyala.

Cowok itu memang tidak mengutarakan amarahnya, tetapi Kirana tidak begitu bodoh hingga dirinya tidak mampu untuk menyadari hal itu.

Senja sudah berlalu ketika mereka akhirnya meninggalkan kediamannya. Mobil Juna kini berada di tengah riuhnya arus lalu lintas kota jam tayang utama, bergerak sedikit demi sedikit menuju ke pusat perbelanjaan ternama yang berada di daerah Selatan.

Terhitung sudah empat puluh lima menit sejak mesin mobil dinyalakan dan dirinya hanya berada pada jarak kurang dari empat puluh sentimeter dari cowok itu. Tetapi selama itu, tidak sepatah kata pun terucap dari mulut Juna —bahkan cowok itu tidak bersikap layaknya dia hadir di sana.

Suara menggebu-gebu dari penyiar radio yang sedang membahas tentang kabar terbaru artis tanah air tergantikan oleh sunyi yang kental ketika Kirana menekan tombol off radio.

Dia menatap ke arah Juna yang seketika meliriknya balik. Pandangan mereka bertemu untuk kesekian kalinya, tetapi bibir cowok itu tetap terkunci rapat.

Jujur, selama dua bulan tiga hari menjadi pacar seorang Arjuna Satria Karim, Kirana tidak pernah melihat bagaimana jika Juna dikuasai oleh emosi karena biasanya cowok itu lah yang membawa sumber masalah mereka, sehingga otomatis, dirinya lah yang berada pada posisi me-marahi dan bukannya di-marahi seperti saat ini.

"Mereka lagi di pameran batik, ntar langsung ketemu di bioskop aja katanya." Kirana menginformasikan pesan yang baru saja dia terima dari Jelita.

Tidak ada balasan dari Juna, bibir cowok itu tidak berkedut sedikitpun.

"Kok agak lapar ya... lo tadi makan dulu ngga di rumah?"

Dia berusaha untuk membuat cowok itu berbicara padanya tetapi Juna lagi-lagi hanya diam saja. Cowok itu rupanya sudah meneguhkan hati untuk bersikap dingin padanya.

"Lo jangan marah ke gue gini ngga bisa apa? Gue mana tau kalo Kak Farid serius sama omongannya mau dateng? Kita tuh udah lama ngga kontak, nyapa dia aja gue dah ngga pernah kok, sumpah..."

Sebenarnya Kirana enggan untuk membicarakan hal ini karena harga dirinya melarangnya untuk tunduk meskipun dia tahu jelas bahwa kekesalan Juna ini bukannya tidak beralasan. Tetapi pada akhirnya dia mengangkat suara juga karena dianggap seperti angin lalu oleh Juna itu membuatnya sepuluh kali lipat lebih resah.

"Ya udah."

Hanya dua kata, dan setelahnya fokus Juna kembali pada jalanan yang terbentang di hadapan mereka.

Cinta Sejuta RasaWhere stories live. Discover now