B E T A - 0 1

91.5K 6.4K 44
                                    

B E T A - 0 1

Aku menaikan kacamata ku, aku terus menulis ringkasan ringkasan yang akan membantuku untuk melewati ujian akhir.
"Abri!" Teriak Johan, adik laki laki ku yang berusia 8 tahun, tiba tiba pintu kamar ku terbuka lebar dan menampakan Johan yang menatap ku tidak percaya.
"Astaga! Kamu belum siap siap? Abrielle, ini ulang tahun mu! Kamu hari ini 18 tahun!" Kata Johan yang tampaknya lebih bersemangat tentang ulang tahun ku dibandingkan dengan diriku sendiri.
"Lalu?" Balasku dan aku tahu pasti Johan memutarkan bola matanya, "Kamu mungkin dapat bertemu dengan pasangan mu!" Jelas Johan dan aku berhenti sejenak, "Pasangan? Mate?" Gumam ku dan Johan mengangguk yang aku takutkan bisa mematahkan lehernya.
"Huh, untuk sekarang aku tidak mau ada pengganggu dalam proses pendidikan ku, jadi, aku tidak terlalu bersemangat," jelasku dan Johan mengerang.
"Bunda! Abri tidak mau bersiap siap!" Teriak Johan yang memekakan telinga, dan beberapa saat kemudian Bunda berada disamping Johan.
"Hentikan belajar mu, Abrielle, hari ini ulang tahun mu dan kamu akan bertemu dengan serigala mu, jadi mari kita bersiap siap," kata Bunda sambil menepuk tanganya bersemangat, aku hanya mengerang dan bangkit dari duduk ku.
Sedangkan Johan membawa kotak besar yang ia taruh di atas kasur ku, Bunda mendorongku ke kamar mandi membuatku memutarkan bola mataku, setelah 45 menit didalam kamar mandi membersihkan tubuh, aku keluar dengan handuk yang melingkar ditubuh ku.
"Sekarang kita keringkan rambut mu," kata Bunda dan aku duduk didepan meja rias, Bunda dengan lihai mengeringkan rambutku, rambut emas ku di sisir rapih, karena rambut ku sudah bergelombang, hanya saja Bunda mengambil sedikit rambut dari setiap sisi wajahku dan menggabungkannya dibelakang kepala ku.
Bunda memakaikan riasan wajah, "Uh, bunda, jangan terlalu menor oke, aku hanya ulang tahun hari ini," kata ku dan bunda terkekeh, "Hari ini bukan hanya tentang ulang tahun mu, hari ini juga kemungkinan kamu menemukan pasangan mu," kata Bunda dan aku menghela nafas, membiarkan Bunda melakukan apa yang ia mau.
30 menit kemudian Bunda telah menyelesaikan semua, riasan dan rambut, Bunda tidak membiarkan ku menatap ke cermin sebelum aku memakai baju ku, "Nah, sekarang kamu pakai baju yang ada di kotak itu, Bunda akan menunggu disini," kata Bunda dan aku membawa kotak itu kedalam kamar mandi.
Saat aku membuka kotak itu, terdapat gaun berbahan sifon berwarna merah marun yang jatuh di atas lutut ku, berlengan panjang, dan sepasang sepatu hak berwarna hitam yang bergaris zik zak sampai mata kaki, aku memakai gaun dan sepatu itu.
Setelah 15 menit didalam kamar mandi, aku telah selesai memakai baju ku, aku berjalan keluar kamar mandi dan menatap Bunda yang menatap ku puas, ia tersenyum dan terlihat seperti ingin menangis.
"Oh yaampun, Anak gadis ku,"
Kata Bunda sambil berjalan kearah ku, ia membelai kepala ku, "Selamat ulang tahun sayang ku,"'kata Bunda lalu mengecup kening ku.
Bunda memutarkan ku dan aku menatap pantulan ku di cermin, aku tersentak, didepan ku bukanlah Abrielle yang jarang menyisir rambut ya, bukan Abrielle yang mengikat rambutnya sembarangan, aku terlihat, Cantik.
Aku membalikan tubuh ku dan memeluk Bunda, "Terimakasih Bunda," kata ku dan Bunda membalas pelukan ku, "Sudah, sudah, Ayah dan Johan sudah menunggu kita di bawah," kata Bunda dan aku mengikutinya turun.
Dibawah terdapat Ayah dan Johan yang menatap ku tersenyum, "Astaga, ini kah anak perempuan ayah?" Tanya Ayah dan aku terkekeh, Ayah membuka lenganya mengatakan aku untuk memeluknya, aku berjalan kearahnya dan memeluknya.
"Selamat ulang tahun sayang," kata Ayah dan aku menatapnya dengan senyuman lebar ku, "Terimakasih," kata ku lalu mengecup pipinya, "Selamat ulang tahun kak," kata Johan lalu ia memeluk ku, "Terimakasih, Adik kecil,"
Kata ku dan Johan mengerucutkan bibirnya membuat semuanya terkekeh.
"Ayo Bri, Alpha telah menunggu untuk mengucapkan selamat kepada mu," kata Ayah dan aku mengangguk, setiap anggota yang berulang tahun, Alpha dan Luna akan menyampaikan Selamat secara pribadi dan membantu memgurangi rasa sakit dari proses perubahan.
Hari ini, jika aku beruntung, 2 peristiwa terjadi, Aku berubah dan bertemu dengan Pasangan ku, aku bergidik saat mengingat aku akan menemukan jodoh ku, Ugh, mengingatnya saja membuat ku mual.
Kami berjalan menuju rumah Alpha dan Luna, sang Alpha mempunyai anak laki laki berusia 8 tahun bernama Gabriel, sang Alpha sendiri berusia 32 dan Luna berusia 26 tahun.
Sesampainya di pintu rumah, Ayah mengetuk pintu dan sang Luna menyapa kami dengan ramah, "Oh, ini dia gadis yang sedang berulang tahun, mari masuk," ajak Luna dan kami memasuki rumahnya.
Rumahnya sangat nyaman dan tidak terlalu besar, bisa dibilang rumahnya sangat nyaman, aku tersenyum saat melihat Gabriel dan Johan berlari entah kemana, mereka berteman dekat, jika mereka di pertemukan, maka mereka akan ada didunia mereka sendiri.
"Eric," sapa sang Alpha, "Alpha Gohg," kata Ayah sambil membungkukan kepalanya begitu pun dengan aku dan bunda, "Nah, Nah, sekarang hilangian Formalitas dan mari kita menyantap masakan ku," kata Luna Quinn.
Saat kami sudah memposisikan diri kami di ruang makan, Luna mulai menyajikan masakannya dibantu dengan Bunda, "Jadi, apa kamu bersemangat, Abri?" Tanya Alpha dan aku menatapnya bingung.
"Bersemangat untuk?" Tanya ku dan sang Alpha tertawa, "Kau seperti Ayah mu," kata Alpha dan ia menggelengkan kepalanya, Setelah makananya tersaji Luna dan Bunda mengambil posisi mereka.
"Yang di makasud dengan Gohg adalah, apa kamu siap bertemu dengan pasangan mu, terlebih bertemu dengan serigala mu?" Tanya Luna dan aku hanya ber Oh ria.
"Uh, aku lebih bersemangat untuk bertemu dengan serigala ku, katena bertemu dengan pasangan ku hanya menghambat pendidikan ku," jawab ku membuat seisi ruangan tertawa.
"Gadis pemberani dan tidak mau bergantung, kau mempunyai anak perempuan yang sempurna, Eric," kata Alpha dan terlihat kebanggaan di mata Ayah, "Terimakasih, Alpha," kata Ayah, "Uh bukan kah kami kesini hanya untuk mendapat ucapan selamat lalu pergi?" Tanya ku.
"Kamu anak dari pelatih terbaik di gerombolan ini, kami tidak hanya ingin sekedar mengucapkan selamat, kami juga ingin mengenal mu,"
Kata Luna dan aku mengangguk dan merasa hangat karena keramaham dari sang Luna.
Saat kami sedang menyantap makanan kami, aku merasa tulang ku pegal pegal dan sakit, seperti ingin terlepas, apakah ini saatnya? Ugh makanan ini terlalu enak dan aku sangat menyukai gaun ini.
Aku menaruh garpu dan sendok ku terlalu keras membuat perhatian ruangan ini tertuju kepada ku, "Aku pikir ini saatnya," bisik sang Luna, tunggu, bagaimana bisa aku mendengarnya?
Aku mengerang kesakitan, Astaga ini sangat buruk, aku merasa tubuh ku diangkat dan melihat Ayah yang menatap ku hangat, aku merasakan rumput di bawah badan ku dan perasaan sakit yang semakin menjadi.
"Keluarlah," bisik sang Alpha membuat tulang ku semakin cepat meretakan tubuhnya, "Kurangi sakit ini, cepat keluarlah," kata sang Alpha dengan nada perintahnya dan detik kemudian aku melihat kaki yang berbulu berwarna coklat, pandangan ku semakin jernih, pendengaran ku semakin tajam dan penciuman ku semakin kuat.
Hallo, Abrielle

3. BetaOnde as histórias ganham vida. Descobre agora