B E T A - 23

29K 2.2K 30
                                    

   DI ANJURKAN UNTUK MEBACA SAAT BUKA PUASA KARENA ADA, EHEM, HEHEH, AS ALWAYS, SAAT TANDA X X X ITU MULAI DAN XOX BERHENTI

.

.


   "Apa maksud mu, ayahku masih hidup?" tanya Alpha Jade, mambuat seisi ruangan senyap, aku merasakan tangan Caroum menggenggam taganku, aku menaruh kembali tanganku yang lain diatasnya dan mengusap punggung tangannya.

   "Ramuan yang Fèe buat tidak membunuhnya, bahkan tidak membawanya kepada Olivia, ituhanya sebuah, Ilusi," aku tertegun mendengar ucapannya, Ilusi? Jadi selama ini Alpha Blake tidaklah benar-benar meninggalkan kita semua begitupula tidak benar-benar bertemu dengan pasangannya, astaga, ini sangatlah, tragis.

   "Tubuhnya ditaruh persis dimana Ibuku menemukan orang tuanya, dan bagaimanapun juga, kau tidak bisa bertemu dengan seseorang yang sudah tiada," Kata Dokter Asher, "Dan kau, Abrielle, kita harus emeriksamu di laboraturium kerajaan, untuk memastikan apa kaitanmu dengan semua ini, maka dari itu, kita akan pergi menuju kerajaan," Jelas Dokter Asher, Charoum meremas tanganku.

   "Bagaimana aku tidak tahu hal ini?" GeramAlpha Jade, ia pun langsung keluar dari ruangan ini, aku menghembuskan napasku, Charoum mengecup pelipisku dan memelukku.

   "Kita akan pergi dalam waktu 2 hari, apa itu cukup?" tanya Dokter Asher kepedaku dan aku mengangguk, lalu satu persatu dari mereka keluar dari ruangan ini, hingga yang tersisa hanya aku dan Charoum.

   Aku memposisikan tubuhku untuk menghadapnya, aku menatap earah matanya, oh astaga, betapa aku mencintai pria dihadapan ku ini, aku akan melakukan apapun untuk dapat melindunginya, bahkan jika aku harus berakhir seperti Luna Olivia.

   "Jangan, jangan berpikir seperti itu atau aku akan pergi bersama mu saat itu juga," Geram Charoum, ia meremas pinganggku dan mengangkat tubuhku sehingga aku kini duduk di apngkuannya dengan kakiku yang berada disisi tubuhnya.

   "Aku tidak mau kau melakukan itu, kau tidak boleh pergi meninggalkanku!" Geram Charoum lagi, matanya mnghitam, ia mendorong tubuhku, sehinga sekarang dada kami menyatu, aku tersenyum menatapnya, mencakup kedua pipinya di tanganku dan mengecup kening, kedua pipi dan matanya

   "Kau tahu aku mencintaimu, bukan? Aku tidak akan menyerah tanpa melawan, Aro, aku hanya mau kau tahu, aku sangat, amat teramat cinta padamu," kataku, ia tidak menjawab, melainka ia menciumku dengan kasar, seakan ia akan menghapus apa yang aku ucapkan tadi, ia menyalurkan semua perasaannya.



X X X

.

.

.

   Ia mengeratkan lingkaran tangannya di pinggulku, mendorong tubuhku terus kepadanya, seakan kita bisa lebih dekat lebih dari ini, aku menjalankan jemariku di kepalanya, melewati rambut-rambutnya yang sangat lembut, dan membalas ciumannya, sama seperti dirinya, aku mencurahkan semuanya.

   Ia bangkit dari kursi dan berjalan keluar dari ruangan ini, tanpa melepaskan ku dan kegiatan kami, aku kehabisan napas dan membutuhkan udara, sehingga aku sedikit menrorong dada Charoum agar ia melepaskan ciumannya.

   Ia melepaskan ciumannya dan aku tersengal-sengal, tetapi tidak dengan Charoum, ia terus menjalankan ciumannya kearah pipi, rahang dan turun kearah leher dan bahuku, ia mengecup tandanya di leherku, membuatku menegrang.

   Ia berjalan kearah mobil kami, ia membuka pintu mobil dan mendudukanku di kursi depan penumpang, ia menciumku kembali, sebelum beberapa saat kemudian melepaskannya, ia menatapku dengan pandangan yang sangat bergairah, ia mengecupku sebelum melepaskannya dan menutup pintu mobil.

   Ia menjalankan mobil ini kearah rumah kami, napas ku tersengal-sengal karena kegiatan kami sebelumnya, udara didalam mobilpun tidak membantu sama sekali, tercium aroma gairah dari kami berdua, genggaman tanga Charoum dikemudi sangat erat.

   Saat kami berhenti didepan rumah kami, Charoum bergegas turun dari mobil danmenghampiriku, ia membukakan pintuku dan langsung mengangkatku sehingga aku harus melingkarkan kakiku di pinggangnya, ia menciumku kembali.

   Dan kamipun menyempurnakan ikatan kami.

  XOX

   Napas kami tersengal-sengal, Charoum menaruh wajahnya di dadaku, dan hanya selimut yang menutupi kedua tubuh kami, Charoum memelukku sangat erat, aku mengelus punggungnya yang terlihat banyak goresan, membuat pipiku memanas.

   Charoum menjalankan hidungnya dari dadaku, ke atas menuju tenggorokan, tulang selangka dan teakhir dimana tandanya berada dan mengecup tanda itu, membuat darahku berdesir kembali.

   Ia menatapku dan mengecup bibirku, ia terlihat seperti telah melakukan hal yang seharusnya ia lakukan sejak lama, ia menjalankan jemarinya di wajahku, aku tersenyum dan mengecup dagunya, aku mengusap wajahnya dengan ibu jariku.

   "Kita akan melakukan ini bersama, kita akan bersama sampai kita memiliki anak, cucu, cicit dan seterusnya, jadi jangan berpikir untuk meninggalkanku, bahkan untuk menyelamatku sekalipun," katanya, aku menatap matanya dan mengangguk, karena aku hanya ingin momen ini menjadi milik kita berdua dan menjadi momen yang berharga.

  Ia menciumku kembali.


.

.

   OH MY GOD, SO STEAMY!

Ini pertama kalinya nulis yang lumayan explicit, menurut aku ya hehehehe, karena ga paham dan yah cuman dikit dikit aja pahamnya, gausah banyak banyak hahah,

Semoga suka ya! XoXo

3. BetaWhere stories live. Discover now