EPILOGUE

56.5K 2.7K 60
                                    

Aku mengendap-endap kearah dapur untuk mengambil acar timun, tetapi itu menjadi sedikit sulit, dikarenakan perut ku yang menutupi pemandangan ku kebawah, sehingga sulit untuk melihat anak tangga.

Biasanya aku tidak suka memakan acar timun, tetapi semenjak kehamilan ku, itu menjadi rutinitas ku, dan Aro selalu mengomeli ku jika aku menghabiskan 3 jar acar timun dalam satu hari, dan saat ini, aku akan memakan jar ke 3 ku, yang membuatku mengendap-endap kearah dapur.

"Belle." Aku menghentikan langkah ku di anak tangga terakhir saat aku mendengar suara Aro, dan secepat kilat Aro sudah berada di sampingku, sembali menaruh satu tanganya di punggung ku dan satu lagi menggenggam tangan ku, ia membantu ku berjalan.

Aku menarik napas, karena menuruni tangga tidaklah mudah untuk ku, dimana hamil tua dengan kaki yang membengkak dan sakit di punggung ku.

Aro berlutut di hadapan ku dan menaruh dahinya di lutut ku, ia menghela napas sembali mengelus kaki ku yang membengkak.

"Belle, kau tahu tidak baik memakan banyak acar timun." Kata Aro dan aku mengangguk, aku menyenderkan badanku ke senderan sofa dan mengelus perut ku yang membesar, semenjak kehamilan ku, kaki ku sering kesemutan, dan Aro sebagai suami yang baik, membantu ku di masa kehamilan ku ini.

Ya, dia sudah menjadi suami ku, sebulan setelah peperangan itu, ia melamar ku dan tentu saja aku terima, seminggu setelah ia melamar ku, kita mengadakan pernikahan yang sederhana.

Di saat ia melamar ku, ada ke jadian yang tidak mengenakan, setelah aku menerimanya, aku harus berlari menjauh dan memuntahkan isi perut ku, dari sana lah aku mengetahui kalau aku sedang mengandung, yang membuat suasana malam itu menjadi sangat spesial untuk ku dan Aro.

Aro mengecup perut ku kemudian keningku, ia duduk di samping ku, ia menginstruksi kan ku untuk bersandar di lengan sofa dan ia menaruh kaki ku di atas pangkuannya, ia pun memijatkan kaki dan telapak kaki ku.

"Oh astaga." Kata ku sembari memejamkan mata ku. Aku menghela napas saat Aro memijat ku di tempat yang tepat. Aku membuka maat ku dan mendapati Aro yang setengah tertidur dan setengah terjaga, aku terkekeh.

Aku menarik kaki ku, membuat Aro menatap kearah ku, aku berdiri dan mengulurkan tangan ku, ia mengambil uluran tangan ku dan aku menuntunya kembali keatas.

Setelah berhasil menaiki tangga dengan bantuan dari Aro, aku merebahkan tubuh ku, mencari posisi yang nyaman, lalu mengayunkan tangan ku kearah Aro, seakan ia mengerti, ia berjalan kearah ku dan merebahkan tubuhnya di sampingku.

Wajahnya berada di perut ku, ini menjadi posisi tidur yang ia sukai semenjak kehamilan ku, dan juga, ia suka untuk berbicara kepada anak kami yang masih berada di dalam perut ku.

"Sayang, jangan membuat mama mu terus-menerus memakan acar timun, terlalu banyak memakan acar timun tidak baik untuk mu dan Mama mu." Kata Aro, aku merasakan bayi ku menendang, membuat Aro dan aku terkekeh.

Aku memainkan rambut Aro sembari ia berbicara kepada Bayi kami, hari ini adalah hari pertamanya dalam minggu ini dimana ia tidak mendapatkan giliran untuk berjaga malam.

Di awal kehamilan ku, ia jarang ada waktu dirumah, karena setelah peperangan terjadi, terjadi perubahan di dunia supernatural, dimana terjadi pengetatan peraturan.

Aku merasakan napas Aro yang stabil, menandakan bahwa ia sudah terlelap, aku pun memejamkan mataku sembari mengelus kepalanya.

---

"Abrielle." Kata seseorang dari balik pintu, aku yang sedang duduk di sofa, berjalan kearah pintu, ternya Luna Quinn dan Atrugiel, aku tersenyum saat melihat Luna dan Atrugiel.

3. BetaWhere stories live. Discover now