B E T A - 16

34.2K 2.9K 114
                                    

   Pikiranku masih terbayang bayang dengan kejadian tadi, itu adalah ciuman pertamaku dan, woah, percikan percikan yang aku rasakan sangat berbeda dengan saat kami hanya berpegangan tangan, percikan percikan tadi terasa disekujur tubuhku.

   Aku menghampiri Charoum yang sedang menyiapkan makan malam kami, "Menu makan malam kita apa?" tanya ku, "Hm, bagaimana kalau ikan asam manis?" tanya Charoum dan aku  mengangguk antusias, "Itu makanan kesukaan ku," kataku senang, charoum mengangguk dan terkekeh, "Baiklah," balas Charoum.

   2 jam kemudian kami telah selesai membereskan dapur, waktu menunjukan pukul 8 malam, terlalu cepat untuk tidur, dan sekarang Charoum sedang bersiap siap karena ini giliran ia berjaga malam di perbatasan, aku menatap punggungnya yang telanjang, hm, ia pasti sering berolahraga sehingga punggungnya sangat terbentuk, oh yatuhan, apa yang aku pikirkan, mungkin karena besok adalah masa heat ku.

   Heat, yaampun besok masa heat ku, dan aku mengingat ucapanku, alasanku mengapa membiarkan Charoum menandaiku pada masa heat ku adalah karena pada masa heat pertamakali bersama pasanganmu tidaklah terlalu parah atau agresif , tetaoi jika kau menunda nunda, masa heat yang akan datang jauh lebih sakit dan agresif, itulah kenapa aku membiarkan Charoum menandaiku.

   "Apa yang kau pikirkan? Kau terus terusan seperti itu, seperti ada diduniamu sendiri," kata Charoum ia berjalan kearahku yang sedang menyeder dikepala kasur, ia menarik lenganku dan memelukku, "Aku akan segera kembali, kau tidak usah menungguku," Katanya dan mengecup kening ku dan aku mengangguk.

   Aku mengantarnya kedepan pintu, sendiri, aku hanya sendiri disini, disaat saat seperti inilah yang membuatku mengingat ingat ketakutanku, Lotus, makhluk itu, bagaimana ia bisa begitu mudahnya menemui ku, ugh, aku benci ini, ini seperti aku tidak berguna dan hanya boneka bagi Lotus untuk menyampaikan anacaman ancamannya.

   Aku seperti membutuhkan sesuatu untuk melindungi diriku sendiri, tetapi apa yang bisa membantuku dengan hal itu, aku menggeram dan memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhku, walau yang ku ketahui itu tidak akan berpengaruh besar.

   Aku terbangun ditengah hutan hutan yang gelap dan berembun, udara disini sangat dingin, uap keluar dari mulut dan hidungku setiap kali aku menghembuskan napas, aku berjalan dan melihat cahaya obor, suara teriakan, jeritan dan lolongan menjadi satu, cahaya obor itu berlalu lalang seperti ada yang membawanya lari.

   Aku mendekati sumber cahaya dan suara itu dan menemukan sekumpulan gerombolan serigala yang sudah tidak bernyawa, orang terkasih mereka menangis histeris sambil memeluk serigala serigala yang sangat kurus itu, seperti sesuatu menyedot paksa jiwa yang mereka punya, seper sesuatu yang lapar akan jiwa jiwa dari mereka ini.

   Seorang wanita meremas pergelangan kaki ku secara tiba tiba membuatku terkejut, ia terlihat sangat sedih dan meminta pertolonganku, tetapi saat aku ingin memegangnya, jemariku menembus lenganya, aku tertegun dan kemudian wanita itu menghilang.

   Sekarang aku berada didalam sebuah rumah utama, tunggu, aku tahu rumah ini, ini, rumah utama dari gerombolan Charoum, astaga, rumah ini dilahap api, ada yang berlari saat punggu atau anggota tubuh mereka terbakar, yang mengherankan apinya berwarna biru dan hijau, aku mulai panik, apa yang terjadi, bagaimana bisa aku ada disini.

   Aku tertarik dan berdiri dihadapan sebuah serigala besar berwarna hitam keabu abuan, aku mengenalinya, "Charoum!" teriak ku, aku menghampiri Xavier, nama serigala Charoum, "Astaga, apa yang terjadi, bagaimana- bagaimana ini bisa terjadi, Xavier! Charoum!" kata ku histeris, aku menaruh kepala Xavier di pangkuan ku dan mengelus kepalanya, tetapi sesuatu menarik ku, aku berteriak ingin menggapai Charoum kembali tetapi tiba tiba aku ada disebuah lapangan.

   Figur hitam yang aku lihat, figur yang sudah sangat aku kenali, "Lotus," desisku, ia tertawa menggelegar, petir petir menyambut tawa Lotus, "Abrielle," sebutnya, "Bagaimana? Kau suka dengan pertunjukan ku?" tanya nya, segetika, sebuah tongkat tertancap ditanah dan si kecil Artugeil dan Luna Quinn tertancap di masing masing tongkat itu, aku histeris.

   Aku menatap lotus penuh benci dan juga takut, ia tentu bukanlah seorang manusia, ia adalah iblis pengikut Azazel, malaikat yang paling sadis yang pernah ada, mata merahnya bersinar sangat terang, taring taringnya meneteskan darah segar.

   ia mendekat, membuat ku ingin muntah karena bau amis yang sangat amat amis dan busuk mejadi satu, Iblis ini seharusnya berada dineraka bersama hades menyiksa para kriminal kriminal yang tidak mempunyai hati.

.

penasarankann sama lanjutanyaaaa, 50 komen aku lanjut lagii, XoXo, Queen

3. BetaWhere stories live. Discover now