TRA-11

20.3K 1.4K 361
                                    

The Red Affair

(The Kingston City Series #1)

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Wanita berusia 27 tahun itu memandang wajahnya di cermin. Ada kerut-kerutan yang mulai muncul. Di usia semuda itu dia sudah memiliki anak dan suami, sekarang ini wanita sibuk berkarir dan menomorduakan pernikahan. Bagi Firanda pernikahan adalah hal yang sakral, indah dan harus dijaga. Ia tidak menyesali sedikit pun tentang statusnya sebagai istri dan ibu.

Firanda mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja rias, dilihatnya ia baru saja mendapat pesan dari suaminya yang mengatakan bahwa Damian akan pulang larut malam karena lembur. Firanda membalas dengan menyemangati Damian lalu segera keluar kamarnya.

Ia membuka pelan pintu kamar Bobby dan mengintip anaknya. Bobby sudah tidur pulas, Lusi benar-benar pengasuh yang hebat sampai bisa membacakan dongeng untuk Bobby dengan baik. Terkadang Firanda merasa pembantunya itu terlalu pintar.

Wanita dengan pakaian merah dan celana jeans itu menutup pintu kamar anaknya dengan pelan agar tak menimbulkan suara. Bunyi bel pintu membuatnya segera beralih menuju pintu depan, membukakan pintu dan melihat sesosok lelaki di depannya.

Pria muda dengan postur tubuh tinggi kurang lebih 180 sentimeter, rambut lurus pendek dan wajah yang menawan. Firanda selalu merasa Damian dan Derek punya penampilan fisik yang tak jauh beda. Ia memaklumi karena mereka berdua memang saudara dekat.

"Kau datang juga," ucap Firanda tersenyum manis.

Pandangan mata pemuda itu lain pada Firanda. Seperti tengah membaca ekspresi dari paras cantik dan menenangkan dari istri sepupunya itu. "Sungguhkah Damian tak membawakan ikan kemarin?" tanya Derek.

"Ah, dia pasti payah! Dia bukan pemancing handal. Aku pikir dia tidak mendapat satupun ikan, sehingga aku takut dia marah jika aku menagih ikannya," jawab Firanda sembari tertawa.

"Aku bawakan beberapa," lanjut Derek memberikan Firanda plastik hitam berisi ikan.

"Wah, sungguh merepotkan!" ucap Firanda menerima plastik itu. "Masuklah! Kita minum teh," ajak Firanda.

Di lorong ternyata sudah ada Lusi yang datang karena ada suara bel, dengan cepat Firanda memberikan plastik ikan dan menyuruh Lusi untuk membuatkan teh untuk Derek. Wanita itu mengiyakan dan segera kembali ke dapur.

Mereka berdua kemudian menuju ke ruang tamu dan duduk berhadapan. Derek tampak memerhatikan sekeliling, jam dinding yang menunjukkan pukul setengah sembilan, tatanan perabotan rumah dan pigura besar yang menampilkan foto pernikahan Damian dan Firanda hampir enam tahun yang lalu.

"Oh ya, aku dengar kau akan membuka klinik sendiri?" tanya Firanda.

"Entahlah, dari dulu aku ingin berlayar. Menjadi dokter bukanlah keinginanku," jawab Derek dengan lesu.

"Nahkoda? Bekerja di kapal sepertinya tak cocok untukmu. Aku setuju dengan orang tuamu, kau pantas menjadi dokter, kau begitu teliti dan penyabar. Aku yakin kau bisa menolong banyak orang," ujar Firanda berpendapat ditemani senyuman manisnya.

"Begitukah?" jawab Derek menerawang, "apa Bobby sudah tidur?" tanya Derek mengalihkan pembicaraan.

Firanda mengangguk dan saat itu Lusi datang membawa nampan dengan dua cangkir teh di atasnya. Ia menurunkannya satu-satu dengan perlahan ke atas meja kaca.

The Red Affair 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang