TRA-23

13.5K 1.1K 357
                                    

The Red Affair

(The Kingston City Series #1)

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Informasi yang didapatkan Damian dari Derek sedikit banyak membantu menguraikan kejanggalan-kejanggalan yang ada. Pertama, sepupunya itu mengakui memang dia pergi bersama Firanda untuk menonton. Derek mengatakan bahwa Firanda sedikit bosan dan ingin suatu hiburan, ia menawarinya menonton. Kedua, Derek mengaku pernah melihat wajah Alice, namun dia lupa di mana. Jika memang Roby tidak berbohong pada Damian, ini sesuai. Derek hanya kebetulan melihat Alice yang dijelaskan Roby bahwa tunangannya itu hanya tengah menanyakan jalan pada Derek. Ketiga, Derek sama sekali tidak memberitahu tentang rencana memancing bersama minggu lalu yang dibatalkan pada Firanda, justru dia memberitahu Damian bagaimana dia mengelabuhi Firanda saat kunjungan itu.

Misteri yang dia harapkan adalah suatu kejutan besar ternyata hanya berupa informasi kecil yang sama sekali tidak merubah keadaan. Ia memang berharap bahwa ada teka-teki rumit di balik tingkah laku Firanda yang aneh, sekaligus berhubungan atas semua kejadian akhir-akhir ini. Ia membuat catatan di sebuah buku kecil tentang apa yang ia dapatkan, ia pertanyakan dan ia bisa lakukan untuk menyelidikinya. Damian merasa tengah bermain menjadi detektif, namun dia juga yang menjadi poros permasalahan akan sesuatu yang diselidikinya.

Ia selesai membaca koran. Isi berita hari ini tidak jauh beda dengan kemarin, yaitu tentang kematian Tuan Ross. Bedanya hanya hari ini ada informasi bahwa ketetapan vonis hakim akan diberlakukan hari rabu ini. Melissa tidak punya waktu untuk mencari bukti bahwa Alena yang bersalah, sedangkan Davey Rogers juga tidak mampu berbuat apa-apa untuk memutarbalikkan fakta. Sang Wanita Iblis akan dihukum seberat-beratnya untuk dosanya membunuh suami yang teramat setia.

Rasa pegal masih terasa di punggungnya. Ia masih begitu capek setelah berlayar kemarin, tetapi ia harus tetap berangkat kerja. Posisi manager punya tanggung jawab yang besar, ia tidak boleh meninggalkannya begitu saja. Setelah selesai bersiap, Damian berangkat dengan bekas kecupan hangat dari istrinya yang masih terasa di bibirnya.

Ia sampai di kantornya tepat waktu, ia segera menuju ruangannya. Saat masuk ke ruangan itu, dia terkejut seseorang tengah duduk di kursinya. Seorang pria yang tampak murung, namun tersenyum ke arahnya dengan terpaksa.

"Hai, Damian!" sapa Jimmy berdiri dari kursi Damian.

"Pagi, Jimmy!" Damian segera menaruh tasnya dan membuka jasnya.

"Siap-siap untuk rapat, kawan!" tegas Jimmy menepuk pundak Damian.

"Rapat?" Damian tidak tahu menahu bahwa hari ini aka nada rapat.

"Mendadak, ya? Kau akan terbiasa dengan caraku memimpin," ucap Jimmy tersenyum.

Damian menatap wajah Jimmy dengan kesal yang ditahan-tahan. "Ya. Aku tahu caramu," ucapnya mengiyakan.

"Bagaimana keadaan Alena?" tanya Jimmy yang terlihat muram dengan wajah menunjukkan rasa bersalah.

"Dia semakin baik. Anakku membuatnya sibuk sehingga kesedihannya mulai menghilang," jawab Damian.

"Aku harus berterima kasih pada anakmu," kata Jimmy dengan wajah mulai ceria.

"Kaubisa datang kapan saja, Jimmy," ujar Damian.

Jimmy mengangguk dan mengulangi perintahnya pada Damian untuk bersiap-siap mengikuti rapat. Kekesalan Damian pada Jimmy terus menumpuk. Entah sampai kapan rasa kesal itu bisa ia tahan. Sombong, kasar dan egois, tiga sikap yang seharusnya tidak ada dalam sosok pemimpin, namun Jimmy punya ketiganya.

The Red Affair 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang