TRA-24

13.4K 1K 324
                                    

The Red Affair

(The Kingston City Series #1)

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Roby tertawa terbahak-bahak saat permainan Firanda dipungkasi dengan permintaan pemesanan Pizza. Menurutnya wajah Damian tampak begitu pucat saat tengah ditelepon istrinya. Sekarang dia merasa impas karena sebelumnya Damian juga menertawakannya begitu keras.

"Ok, sekarang kita impas," ucap Damian dengan kesal karena Roby tak berhenti menertawainya.

Telepon dari Firanda barusan membuatnya panik setengah mati, untung saja dia tidak keceplosan untuk mengatakan sejujurnya. Damian merasa begitu lega karena ia masih bisa mengucapkan kebohongan-kebohongan yang sesuai agar tidak terjebak dalam permainan Firanda yang kekanak-kanakan.

Saat pulang kerja, ia mengambil jalan yang berlawanan dari arah rumahnya. Ia sudah berjanji untuk menemui Fiona. Sejujurnya ia memang penasaran dengan berita tentang Fiona yang sudah hampir dua tahun putus kontak dengan keluarganya di saat gadis itu kuliah di luar negeri. Ia masih mengingat Fiona, adik dari Firanda itu sangat periang dan kreatif, bahkan saat pesta pernikahannya, Fiona yang mendekorasi ruangan.

Kingston Tower, tempat yang dituju oleh Damian. Tower yang menjulang tinggi itu memang bebas dinaiki oleh pengunjung yang memiliki karcis, di atas tower pengunjung bisa melihat seluruh bagian kota. Damian juga tidak lupa bahwa tower itu adalah tempat kencan pertamanya dengan Firanda.

Damian menaiki lift menuju ke puncak tower. Di sana, dia segera mencari Fiona. Tidak banyak orang yang tengah berada di sana sehingga dengan mudah Damian menemukan gadis berjaket merah yang tengah memandang pemandangan kota yang mulai dihiasi lampu-lampu yang menyala.

"Fiona," panggil Damian.

Gadis itu menoleh dan tersenyum. "Kak Dam!"

Fiona punya wajah yang kurang menarik, wajahnya agak pucat terlebih ia memiliki alis yang tipis, wajahnya tidak punya ciri khas yang bisa dikenali secara langsung. Walaupun wajahnya tidak cantik, ia masih punya kemiripan dengan kakaknya seperti bentuk rahang yang oval dan rambut panjang yang lurus.

"Aku merasa aneh bertemu denganmu lagi," ucap Damian dengan senyum meledek.

"Kak Dam masih sama saja," kata Fiona meninju pelan lengan kakak iparnya itu.

"Pasti banyak hal telah terjadi padamu, " tebak Damian, "kakakmu itu sangat mengkhawatirkanmu."

"Aku baik-baik saja, urusan kuliah di luar negeri memang kurang baik, seperti yang Kak Dam tahu, aku memang banyak masalah, tetapi sekarang aku sudah punya pekerjaan yang aku senangi," kata Fiona dengan senang.

"Kau pecinta seni, pasti tidak jauh-jauh dari itu," tebak Damian yang tengah memandangi Kota Kingston dari ujung ke ujung.

"Aku menjalani semua jenis seni. Di waktu senggang aku akan melukis, sekarang aku sudah membuat begitu banyak lukisan, suatu saat aku akan membuka galeriku sendiri," kata Fiona dengan nada penuh harap.

"Aku bisa meminjamkan uangku lagi jika kaumau, Fiona," kata Damian menawarkan.

"Tidak perlu Kak, justru aku ingin mengembalikan hutang-hutangku pada Kak Dam," kata Fiona menolak tawaran Damian. "Tetapi tidak langsung ya Kak! Nyicil," ucap Fiona meringis.

"Terserah padamu," ujar Damian tertawa kecil.

Tidak ada suara di antara mereka selama beberapa saat. Mereka memandangi pemandangan senja kota Kingston yang semakin indah. Langit menjadi semakin gelap, namun warna lembayung senja begitu indah.

The Red Affair 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang