TRA-35

12.7K 934 250
                                    

The Red Affair

(The Kingston City Series #1)

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Damian sampai di Rosemary, namun sebelum ia masuk ke rumah pamannya, ia terlebih dahulu menelepon Derek. Sembari menunggu jawaban Derek, Damian memerhatikan Bobby yang tertidur di jok sebelahnya. Tidak lama kemudian, Derek menerima panggilannya dan jawaban sepupunya itu mengejutkannya.

Sepupunya ternyata tengah berada di Morning Abby, seharusnya dia menelepon dulu sebelum menuju Rosemary. Sudah terlanjur ia sampai di depan rumah, namun ia tak ingin membuang waktu. Lagi pula niatnya untuk memberitahukan ibunya mengenani kehamilan Firanda bisa dilakukan kapan saja. Akhirnya Damian memilih memutar mobilnya untuk menuju Morning Abby.

Saat ia mengingat Morning Abby, ia akan mengingat segala memorinya. Kesenangan, segala gelak tawa, hingga tangis dan kesedihan. Damian juga mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu. Ia mengunjungi Morning Abby bersama Alena, belum ada masalah saat itu terjadi, keduanya hanya mencoba bernostalgia hingga berujung pada sebuah janji yang yang harus ditepati.

Ia sampai di depan rumahnya yang dulu, ia memarkirkan mobilnya di dekat mobil Derek yang berwarna hitam. Dengan lembut ia membangunkan anaknya. Bobby membuka matanya perlahan dan mengucek-uceknya dengan lucu. Damian membopong anaknya keluar mobil. Ia berdiri memandang rumah pertamanya dengan perasaan yang bercampur aduk.

Sebuah rumah yang cukup besar dengan dominasi warna putih yang kusam berada di hadapannya. Di depan rumah itu ada meja dan kursi-kursi kayu. Di bagian lain depan rumah juga terdapat beberapa pot bunga dengan tanaman menjalar bebas tidak terurus. Sebuah pohon besar berada di samping rumah, di atas sana ada rumah pohon yang masih terlihat kokoh walau pun sudah banyak tanaman merambat di kayu-kayunya.

Damian berjalan perlahan ke depan rumahnya. Ada getaran yang tiba-tiba datang. Ia mengingat waktu itu, saat ia berlari ke rumahnya. Ia terus melangkah memandang sebuah kursi di depan rumah, ia membayangkan seorang pria duduk di sana. Ayahnya duduk di sana, tanpa gerakan, terduduk kaku tanpa embusan napas.

Pria 29 tahun itu merinding, matanya melebar dan mulai basah. Ia mengingat teriakannya, sebuah panggilan untuk ayahnya dengan suara parau. Ia berlari dan menghampiri ayahnya yang duduk terdiam, menyentuh tubuhnya dan menggerak-gerakannya. Ia mengingat saat ia begitu panik, begitu takut dan begitu sedih saat mengetahui ayahnya sudah tidak bernapas.

"Papa, kenapa menangis?" tanya Bobby.

Damian sadar dan segera mengelap tangisnya. Ia kemudian tersenyum pada Bobby. Seorang pria dengan kaus hitam keluar dari pintu. Damian menoleh saat sepupunya itu memanggilnya.

"Dam! Bobby!" teriak Derek.

"Paman!" teriak Bobby menyahut.

Damian menurunkan Bobby yang segera berlari ke arah Derek. Damian mengikuti di belakangnya. Ia masih teringat masa lalunya. Hari itu masih terlintas jelas di pikirannya. Akan tetapi ia harus sadar akan tujuannya bertemu Derek, dengan segera ia menampilkan senyum dan melangkah lebih cepat.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Damian pada Derek.

"Aku ingin tinggal di sini," jawab Derek.

"Paman aku ingin menaiki rumah pohon itu," pinta Bobby.

"Bantu dia naik," ucap Damian tersenyum pada sepupunya.

Derek kemudian membawa Bobby ke rumah pohon sedangkan Damian memilih duduk di kursi itu. Dengan memandang ke sekelilingnya, Damian merasa kembali ke masa lalu. Ia mengingat masa-masa tinggal di rumah itu. Bermain di halaman, melakukan kesehariannya bersama keluarganya.

The Red Affair 「END」Where stories live. Discover now