Chapter 5

1.4K 64 11
                                    


The most important things is to enjoy your life-to be happy-it’s all that matters.”

Audrey Hepburn

-------

"Reino?" tanya Keira sambil tertawa.

"Kenapa lo?" jawab Reino.

"Liat ke bawah,” ucap Keira sambil menggerakan jari telunjuknya ke bagian bawah.

"Mampus!" Lalu Reino segera berlari ke kamarnya lagi dengan menaiki anak tangga.

Reino mungkin lupa, itulah karma karena telah mengejek Keira tadi malam, sekarang giliran dia yang kena. Reino hanya menggunakan underwear , Reino tidak mengenakan celana sekolahnya itulah yang membuat Keira tertawa.

Keira tertawa melihat kesalahan Reino. Tidak lama kemudian Reino datang dengan muka menahan malu, tak bisa dipungkiri wajah Reino memang terlihat malu dengan kulit wajah yang merah merona itu.

"Diem lo, gak usah ketawa. Gak lucu," kata Reino.

"Iya iya maaf," jawab Keira.

Lalu mereka pun melanjutkan aktivitasnya untuk sarapan. Hingga setelah itu mereka berangkat sekolah bersama. Sesampainya disekolah ..

"Tuhkan mampus gue, masa hari pertama gue sekolah udah terlambat sih mana gerbang sekolah udah digembok gitu," kata Keira sambil memasang wajah sedihnya.

"Diem lo berisik, sini ikut gue," ucap Reino mengajak Keira sambil berjalan ke suatu tempat.

"Mau kemana Rei?" tanya Keira.

"Udah ikutin aja, lo mau masuk sekolah gak?"

"Iya iya," jawab Keira dengan terpaksa karena sudah pasti dia harus masuk sekolah karena saat itu adalah hari pertamanya dia bersekolah di Jakarta. Yang ia tahu, Jakarta itu keras.

Reino membawa Keira menuju pintu cadangan sekolah yang biasa digunakan oleh murid-murid yang sering terlambat datang ke sekolah.

Reino dan Keira melewati jalan setapak yang sangat kecil dan bau. Terlihat ada banyak sampah disekitar jalan itu, entah sampah masyarakat sekitar sekolah atau pun warga sekolah itu sendiri.

"Rei, kapan sampenya nih? Bau banget," tanya Keira.

"Udah bawel ikutin aja.” Reino terus berjalan memimpin Keira menuju suatu tempat yang tidak diketahui oleh Keira bahkan beberapa murid pun ada yang tidak mengetahui tempat tersebut.

Tak lama kemudian mereka sampai di pintu cadangan sekolah. Namun, lebih tepatnya tidak terlihat seperti pintu melainkan hanya dinding yang dilubangi agar bisa masuk kedalam sekolah. Mereka pun melewati pintu itu.

"Awh sakit," teriak Keira sambil mengaduh.

"Lo kenapa?" Reino segera menarik Keira dari pintu itu.

"Rok gue robek kena paku yang ada disitu," gumam Keira sambil menunjuk pada pintu itu yang memang ada paku yang menempel.

Mereka duduk dikursi sebentar sebelum melanjutkan menuju kelas.

"Sini gue lihat dulu," pinta Reino.

"Eh apaan lo! Enak aja, lo mau intip gue kan? Gak bisa!" kata Keira.

"Gue cuma mau lihat doang robeknya segimana. Yakin gak mau gue lihat dulu?" tawar Reino lagi dan Reino segera meraba paha Keira secara tiba-tiba.

"Awh sakit banget," teriak Keira yang lolos di telinga Reino.

"Tuhkan sakit, makanya sini gue lihat dulu Keira-ku sayaang."

"Engga, gak sakit kok gapapa," jawab Keira dengan sombongnya. Tak lama setelah itu Keira mengaduh kesakitan sambil memegang pahanya itu.

"Gue bilang juga apa sakit kan? Soalnya tadi gue lihat ada bercak darah di rok lo, gue yakin kaki lo terluka kena paku itu," kata Reino yang tidak ditanggapi oleh Keira.

"Sini lihat dulu kaki lo, lukanya serius atau engga," pinta Reino sambil menjulurkan tangannya untuk memegang paha Keira.

"Aw pelan-pelan dong aduh," kata Keira sambil mengaduh kesakitan. Saat Reino ingin menyetuh paha Keira, Keira menatap Reino lekat-lekat.

"Gak ada luka kok cuma memar aja Kei," jawab Reino. Mendengar jawaban Reino, Keira segera mengernyit memikirkan soal darah yang sebelumnya dilihat oleh Reino di roknya.

"Terus itu darah apa ya Kei?" tanya Reino dengan raut wajah bingung. Mata mereka saling bertatap-tapan mendengar hal itu ganjal.

Tak lama mereka saling mengarahkan pandangan mereka pada rok Keira yang terdapat bercak darah.

"Sumpah, gue baru sadar. Gue mens! Duh gimana dong," kata Keira setelah mengingat bahwa ini memang waktunya dia datang bulan. Keira sangat lupa akan hal ini, merepotkan saja.

"Hah?" jawab Reino cengo.

"Gak tepat waktu banget Kei," sambung Reino.

"Pantes aja gue tadi pagi sakit perut," gumam Keira.

"Terus gimana nih? Mau sekolah ga sih?" tanya Reino.

"Tolongin gue dong, gue juga bingung mau gimana. Mana gue gak bawa pembalut lagi," gumam Keira.

"Yaudah nih tutup aja rok lo pake sweater gue, gimana?" tawar Reino pada Keira sambil membuka sweater yang dikenakannya dan menyodorkannya pada Keira.

Tanpa berdiam diri, Keira segera mengambil sweater yang Reino tawarkan dengan malu.

"Thanks ya," jawab Keira sambil membalutkan sweater Reino pada pinggangnya.

"Yaudah yuk kita ke kantor guru untuk nanya kelas lo dimana," jawab Reino sambil berjalan dan diikuti oleh Keira di belakang.

Sesampainya di kantor guru, mereka segera menemui guru kesiswaan.

"Kamu Keira? Anak baru mengapa sudah terlambat?" tanya guru itu pada Keira.

"Maaf Bu," jawab Keira sambil tertunduk berbeda dengan Reino yang tegak memperlihatkan wajahnya sombong pada guru tersebut.

"Dan kamu Reino, selalu saja terlambat. Sudah masuk kelas sana, ngapain kamu masih disini?" tanya guru itu dengan nada yang lebih keras dari sebelumnya.

"I-i-iya bu," jawab Reino gugup sambil berjalan keluar dari ruangan itu. Sebelum meninggalkan ruangan, Reino menatap Keira terlebih dahulu sambil mengedipkan matanya dan tersenyum menggoda Keira.

"Apaan banget sih tuh anak, gara-gara dia kan gue dateng telat gini," gumam Keira dalam hati.

"Kamu Keira? Pindahan dari mana kamu?" tanya guru itu lagi.

"Saya dari SMA Cahaya Ilmu 01 Surabaya Bu," jawab Keira dengan gugup.

"Baiklah, besok dan seterusnya jika kamu masih saja terlambat maka saya tidak segan-segan untuk menghukummu.”

"I-iya bu, maafkan saya," ucap Keira dengan sedikit tertunduk.

"Untuk kali ini saya masih memaafkan kamu.”

"Terima kasih bu," ucap Keira.

"Ya. Sekarang saya akan menunjukan dimana kelasmu. Pelajaran sudah dimulai sejak dari tadi," kata guru tersebut.

Kemudian guru itu berjalan keluar dari ruang kantor untuk menuju kelas diikuti oleh Keira dibelakang. Keira dan guru itu melewati beberapa koridor sekolah. Sesampainya di kelas ...

-----------------------------

Makasih banyak udah mau luangin waktu kalian untuk baca ceritaku. Vote kalau kalian suka dan comment juga baik buruknya. Kritik dan saran dibutuhkan:)) thankyou for add my story to ur library 💞❤❤

Thankyou❤ 
Swadeekha~ cicila

Sleman-Yogyakarta, 26 Januari 2018

Just a Little Closer [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang