Chapter 25

627 22 0
                                    


Darkness can not drive out darkness, only light can do that. Hate can not drive out hate, only love can do that.”

Martin Luther King Jr.

〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

“Rei, langitnya mendung deh, jadinya bintangnya gak keliatan. Tertutup oleh gelapnya awan, hm sepertinya akan turun hujan yang besar deh. Padahal kalo liat bintang sama bulan dari sini pasti akan lebih bagus,” ucap Keira dan Reino hanya menatap Keira tanpa membalas perkataan Keira tersebut.

“Kei, mau minum?” tanya Reino dengan gerakan jarinya yang menunjuk kepada salah satu pedagang asongan yang menjual minuman di taman itu.

“Emm ... boleh.” Keira tersenyum.

“Mau apa?” tanyanya.

“Air mineral aja,” jawab Keira.

“Oke aku beliin sebentar ya.” Suasana terasa lebih canggung pada saat itu, tidak ada kata yang terucap pada saat itu yang membuat mereka menjadi canggung, namun perasaan jelas tidak bisa dibohongi.

Jantung mereka berdebar satu sama lain, Keira tidak mengetahui hal yang sedang terjadi namun jantungnya terus saja berdegup dengan kencang tanpa mendengar perkataan Keira yang memintanya untuk bertindak sewajarnya.

Reino pun berjalan menuju pedagang asongan tersebut, sesekali ia melirik Keira untuk memastikan bahwa (bukan) wanita-nya itu tetap berada di sana dengan aman.

Begitu pun Keira yang matanya tidak berhenti mengikuti arah sosok pria tersebut berjalan.

“Nih, Kei.” Reino menyodorkan minuman yang sudah ia beli tadi.

“Kenapa jantung gue berdebar kenceng banget astaga,” batin Keira.

“Kenapa, Kei? Diminum,” ucap Reino sambil tersenyum.

“E ... eh ... iya-iya.” Keira membuka tutup botol tersebut kemudian meminumnya.

“Kei?” ucap Reino yang membuat Keira berhenti meminum minuman tersebut.

“Yaaa?” tanyanya.

“Aku sayang kamu,” ucap Reino dengan pelan.

“Hmm? Kenapa?” tanya Keira untuk memastikan ucapan Reino apakah benar atau tidak sesuai dengan yang ia dengar.

“Aku sayang kamu.” Angin bertiup kencang pada saat itu, tangan Reino memeluk tangan Keira hingga kemudian mencoba menelusup ke dalam jari-jemari Keira.

Keira hanya terdiam karena ia tidak tahu apa yang seharusnya ia ucapkan dan ia pun tidak tahu perasaan apakah yang harus ia keluarkan, apakah senang karena pria tersebut mengatakan perasaannya ataukah bersedih karena tidak mengharapkan perkataan tersebut.

“Kei?” panggil Reino lagi.

“Yaa?” tanya Keira seolah-olah tidak ada kata sayang yang sebelumnya telah diucapkan oleh Reino.

“Kamu masih menunggu sosok pria yang pernah kamu ceritakan?” tanya Reino namun Keira tetap terdiam dan meneteskan air mata.

“Kamu udah gak punya kontak dia, kamu udah hapus semuanya. Dan udah berbulan-bulan kamu tungguin dia terus, Kei. Apa masih kurang?” Keira hanya bisa menangis mendengar pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan dari Reino.

“Kei? Kalo dia tulus sayang sama kamu, dia gak akan pernah hiasin mata kamu dengan air mata, dia gak akan kasih telinga kamu dengan dusta dan dia gak akan mungkin bikin hati kamu terluka,” ucap Reino dengan nada yang sedikit lebih tinggi.

Just a Little Closer [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang