Chapter 9

878 29 6
                                    


If you want to live a happy life, tie it to a goal, not to people or objects.”

Albert Einstein

----------

Suasana pagi hari tampak semakin baik dari hari ke hari bagi Keira. Keira mulai membiasakan diri dengan suasana pagi hari di lingkungan barunya ini. Hal yang seperti biasa ia lakukan, yaitu ke sekolah kemudian pulang pada siang hari dan pulang kerumah, tidak ada yang spesial bagi Keira.

Keira, Leona dan Fayna pun semakin dekat. Keira mulai membuang sifatnya yang selalu sendiri itu karena Leona berhasil membuatnya nyaman dan sedikit lebih percaya dengan adanya kata ‘Teman’.

Pada suatu hari saat di sekolah saat jam istirahat tadi, mereka asik berbincang-bincang dengan sedikit pemanis obrolan yaitu gibah. Tiba-tiba Leona berhenti membahas cowo-cowo di sekolahnya yang ganteng, ia teringat akan kejadian yang ia lihat saat Keira bersamaan dengan Reino pada satu kendaraan  yang sama saat pulang latihan drama, kemudian Leona pun segera bertanya pada Keira.

“Kei, kemaren lo berdua naik motor pulang sama Reino. Lo dideketin sama dia? Jangan mau deh, dia itu buaya darat. Mending lo jauh-jauh dari dia,” kata Leona mengompori pikiran Keira.

“Iya, jangan mau, Kei,” sambung Fay.

“Oh, engga kok. Gue sama dia itu emang tinggal serumah,” jawab Keira menjelaskan hal yang mereka tanyakan.

Wait, what? Lo serumah sama dia? Demaps?” ucap Leona.

“Iya, gue emang tinggal serumah. Jadi, Mama gue kenal sama ayahnya Reino.”

“Bentar deh, gue mau tau kenapa awalmya lo bisa pindah terus jadi tinggal sama Reino gitu. Lo ada hubungan darah sama dia? Lo saudaranya kan? Bukan orang yang dijodohin sama Reino kan?” tanya Leona dengan nada yang terlihat sedikit kaget mendengar jawaban Keira.

“Lo kenapa dah kaget gitu? Kalau emang dijodohin ya kenapa? Lo cemburu, Le?” tanya Fay melihat ekspresi Leona yang seperti itu.

“Ya engga lah! Mana mungkin gue cemburu. Malah gue mau nyuruh Keira jauh-jauh dari itu buaya darat satu.”

“Yang bener?” rayu Fay pada Leona.
“Iya, lagian kenapa jadi bahas ini. Kei, jadi gimana tadi ceritanya?” tanya Leona untuk meluruskan topik pembicaraan mereka.

“Jadi, ya karena gue udah nyaman sama kalian gue bakal ceritain, tapi kalian jaga cerita gue ya.” Keira harus memastikan agar ceritanya aman pada orang yang tepat.

“Siap!” jawab Leona dan Fay dengan kompak.

“Jadi, gue kenal sama seorang cowo. Gue deket banget sama dia. Suatu hari gue sama dia punya janji untuk bertemu di suatu tempat. Tapi dia gak dateng. Setelah hari itu, dia bener-bener hilang dari hidup gue. Mungkin kalian juga bisa paham, gue sedih setelah hari itu. Mama gue mungkin kasihan melihat gue yang ga pernah senyum lagi. Kebetulan Mama kenal Om Sena, yang gue tau emang om Sena mau banget anak perempuan dan Mama juga sibuk banget dan Mama mau gue kembali ceria lagi. Makanya gue pindah kesini.”  Keira bercerita pada kedua temannya tersebut.

“Oh gitu,” jawab Leona dan Fay secara berbarengan karena memahami cerita Keira.

“Oh iya, ngomong-ngomong soal keluarga Reino. Fay punya kenangan tuh sama salah satu keluarga Reino,” ucap Leona sambil tersenyum memojokkan Fay.

“Ohya? Kenangan apa?” tanya Keira dengan penasaran.

“Leona, apaan dah!” ucap Fay.

“Cerita dong Fay, Lo pernah suka Reino?” tanya Keira yang rasa penasarannya semakin tinggi.

“Iya Fay, cerita dong!” sambung Leona.

“Iya deh, jadi gue pernah ada kenangan sama kakaknya Reino.”

“Reino punya kakak?” tanya Keira bingung, karena Keira tidak pernah melihat orang lain di rumah itu selain Om Sena, Tante Fiona dan Reino.

“Loh, lo baru tau, Kei?” kata Leona yang menganggap hal tersebut aneh jika Keira tidak mengetahui.

“Gue baru tau kalau Reino punya kakak,” ucap Keira dengan wajah polosnya yang seperti berbicara bahwa yang Keira katakan adalah sebuah kejujuran.

“Emang sih kakaknnya udah gak tinggal lagi sama dia. Setau gue kakaknya tinggal di Jerman,” jawab Fay.

“Umm .. Iya deh yang punya kenangan lebih tau keberadaan dia. Lanjutin Fay.”

“Namanya siapa, Fay?” tanya Keira dengan penasaran, Keira merasakan perasaan aneh terhadap hal ini.

Tiba-tiba bel pun berbunyi menandakan jam istirahat telah berakhir.

“Yahhh udah masuk, lanjutin nanti ya,” ucap Leona mengajak mereka untuk kembali duduk rapih ke tempat duduk masing-masing.

“Tapi, Fay jawab dulu namanya siapa?” potong Keira yang masih diselimuti rasa penasaran.

“Hayoooo, ngapain? Nge-gosip ya lo semua?” tanya Boony yang tiba-tiba datang dengan se-cup jus dari kantin yang masih di tangannya.

Boony adalah teman dekat Reino di kelas. Boony baru kenal dengan Keira beberapa hari ini, karena kebetulan Boony memang tidak satu kelompok drama dengan Keira walaupun tempat duduk mereka terbilang dekat namun jumlah kelompok terbatasi oleh jumlah kelompok.

“Engga, sok tau banget lo, Boo,” jawab Leona.

“Ya apalagi sih yang mau lo omongin selain nge-gosip, Le,” kata Boony yang berusaha mencibir Leona.

Keira terlihat kesal melihat tingkah Boony yang menghalanginya untuk bertanya hal tersebut.

“Yaudah sih, Boo. Lo kalau mau ikutan gosip bilang dong!” kata Fayna yang berusaha membalas perkataan Boony yang mencoba mencibir Leona.

“Nahhh tuh! Dengerin tuh! Gausah malu-malu kalo lo mau ikutan,” sambung Leona yang merasakan adanya kemenangan karena bantuan kata-kata yang diucapkan Fayna.

“Apaan sih kok jadi nyerang gue? Gue ngapain nge-gosip, ga penting banget,” jawab Boony yang mulai memanas dan merasakan kekalahan berpihak kepadanya.

“Berisik lo janda!” ucap Leona pada Boony.

“Lo juga berisik, dasar duda dua anak yang suka mangkal di alexis! Urusin tuh tempat lo mangkal mau di hancurin nanti lo kehilangan lahan pekerjaan!” ucap Leona sambil tertawa merasakan kemenangan.

Tiba-tiba guru masuk ke dalam, Boony segera menuju tempat duduknya karena guru sudah masuk ke dalam kelas menandakan pelajaran akan dimulai.

“Padahal aku sangat penasaran dengan nama cowo yang diceritakan Fayna. Aku mana mungkin bertanya pada Reino bocah tengil itu,” ucap Keira dalam hatinya sambil menggerutu.

Kemudian pelajaran pun berjalan seperti biasa. Semua tampak normal, hanya saja Keira yang terlihat lebih banyak terdiam memikirkan suatu hal. Selama pelajaran berlangsung Keira tidak fokus karena memikirkan cowo yang diceritakan oleh Fayna.

Keira bertekad harus mendapatkan jawaban siapa pria itu sebenarnya. Jika itu Aldi, tandanya peluang Keira untuk mengetahui keberadaan Aldi akan lebih besar karena Aldi merupakan salah satu anggota keluarga Reino.

Sesekali Keira sempat ditegur oleh guru karena sangat terlihat jelas wajah Keira yang tidak punya konsentrasi selama pelajaran berlangsung. Keira akan fokus sejenak saat ditegur dan kemudian dia kembali tidak fokus lagi. Hingga akhirnya bel pulang pun berbunyi. Tanpa berfikir panjang Keira segera merapikan alat tulis di mejanya dan mengenakan tasnya menuju kursi tempat Fay duduk. Rasa penasaran tersebut teramat besar, Keira harus mengetahui nama cowo tersebut.

--------

GIMANA GIMANAAA? Maaf ya kemarin ada bimbingan sama dosen, kecapean sampe lupa buka laptop atau hp untuk update:(
Vote if you like and comment as you please:)

Thankyou❤
Swadeekha~ cila

Serang, 30 Januari 2018

Just a Little Closer [Completed✔️]Where stories live. Discover now