EPILOG

1.6K 30 8
                                    

Hari ini adalah hari terakhir bagi Fayna dan Aldi dengan status pacaran, karena besok adalah hari pernikahan mereka.

Semua orang sibuk berada di gedung pernikahan untuk memastikan semuanya telah siap agar hari esok akan berjalan lancar. Tapi tidak bagi Keira yang memilih untuk berdiam diri di rumah.

Reino terpaksa karena itu adalah perintah Ayahnya yang ia sudah janjikan pada Alm. Bunda Fiona untuk selalu menuruti perkataan Ayah.

Tiba-tiba terdengar suara langkah menuju kamar Reino, Keira ketakutan mendengarnya karena yang ia ketahui bahwa dirinya hanya sendirian di rumah itu.

Keira berpikir bahwa itu merupakan suatu langkah setan yang ingin menerkamnya atau pun langkah seorang maling yang datang ingin mencuri barang-barang berharga yang ada di rumah Om Sena.

Namun setelah Keira pikirkan, keduanya tidak datang saat siang bolong.
Suara pintu pun berbunyi menandakan ada seseorang yang menyentuhnya menandakan ingin membuka dan memasuki ruangan tersebut, benar sekali ada seseorang masuk ke dalam kamar Reino dan mendekat pada Keira.

Jantung Keira berdegup kencang dengan kedatagan  orang tersebut, Keira pun segera melirik ke arah sosok yang datang kepadanya itu. Itu adalah sosok Pria. Pria tersebut adalah Aldi, kakak Reino.

Entah jantungnya berdetak dengan kencang karena ketakutan akan kedatangan sosok maling atau jantungnya berdetak karena ia melihat sosok pria yang sempat ia cintai dan masih menyisakan beberapa jejak di hatinya itu.

“Ngapain kamu ke sini? Bukannya kamu lagi sibuk urusin acara nikah kamu besok?” tanya Keira.

“Aku minta maaf,” ucap Aldi dan kemudian Keira hanya membalas dengan senyuman.

“Aku minta maaf, Kei,” ucap Aldi lagi.

“Fay adalah sahabat aku!” bentak Keira.

“Kei, aku gak tau apa-apa.”

“Kamu bilang kamu gak tau apa-apa?” tanya Keira sambil menatap Aldi.

“Iya, aku gak tau semua ini.”

“Aku yang gak tau apa-apa! Aku yang bodoh! Aku gak tau semua permainan kamu ini!”

“Permainan apa, Kei? Aku gak tau kalo kamu sahabat Fay,” ucap Aldi.

“Oke kalo kamu gak tau. Tapi mana janji kamu? Aku gak bahas masalah sekarang, aku bahas masalah 4 tahun yang lalu, Di!”

“Aku juga minta maaf soal itu,” ucap Aldi.

“Minta maaf mulu! Terus, mau minta maaf apa lagi?” tanya Keira.

“Aku minta maaf untuk semuanya.”

“Aku nunggu kamu, Di! Semua hidup aku berubah cuma karena kamu! 4 tahun aku berjuang lupain kamu dan sekarang kamu masuk ke kehidupan aku lagi sama sahabat aku sendiri! Aku bodoh, ternyata perempuan yang dulu menolakmu sampe bikin kita berantem itu adalah Fayna. Aku sebodoh itu, Di. Aku bodoh tidak memahami nama Ata yang diucapkan Fay, aku bodoh dengan foto masa kecilmu yang pernah aku temui di gudang rumah ini, senyuman Om Sena, bahkan beberapa tingkah laku Reino yang mirip denganmu, aku masih saja tidak mengerti! Aku sebodoh itu, Di!” Keira memukul dada bidang yang berada di depannya tersebut sambil menangis dengan kencang saat itu.

“Kei, aku minta maaf,” ucap Aldi sambil meraih tangan Keira untuk digenggam.

“Aku bodoh! Bahkan id line Fay pun sudah menunjukkan bukti, Faynald060614 Fayna adalah namanya dan Ald adalah nama kamu. Sedangkan tanggal itu adalah tanggal dimana kamu ditolak oleh sosok wanita yang membuat kita bertengkar. Tepat besok tanggal pernikahan kamu, 06 Juni 2018.”

“Aku minta maaf, Kei,” ucap Aldi lagi.

“Aku bodoh, Di! Aku telah gagal memahami bentuk bahasamu, hingga aku tak menyadari kata pamit dari senyummu. Senyum terakhir yang kamu berikan di hari kelulusanmu adalah kata pamit untukku! Aku bodoh, Di!” ucap Keira sambil terisak.

“Kalo aku bisa memilih   ̶ ” ucap Reino yang kemudian terpotong oleh Keira.

“Jangan pernah memilih, karena aku bukan lah pilihan!”

Reino pun memeluk Keira dengan erat bahkan Keira tidak melepaskan pelukan tersebut, Keira membalas pelukan Aldi dengan erat. Sosok pria yang selalu berada di pikirannya dan sosok pria yang hingga kini masih memiliki sedikit ruang di hatinya.

“Aku minta maaf untuk semuanya, Kei,” Keira hanya terisak mendengar Reino berkata, “Nikmatin hari ini, ini hari terakhir kita sebelum aku jadi milik Fay seutuhnya.”
Keira semakin mengeratkan pelukan tersebut walaupun ia tahu bahwa hal yang sedang ia lakukan adalah salah, berpelukkan dengan sosok pria yang akan menikah besok dengan sahabatnya.

“Nikmatin detik demi detik kita hari ini, Kei. Besok? Kamu gak mungkin bisa rasain ini lagi. Aku benar-benar minta maaf, Kei. Aku telah jatuh cinta pada Fay,” ucap Aldi.

Keira tidak mempedulikan ucapan Aldi, dia terus saja memeluk Aldi dengan erat menghirup aroma tubuh Aldi yang dulu selalu tercium ketika sedang berdua. Aroma yang Keira rindukan. Pundak pria tangguh yang selalu ia banggakan, sebelum esok hari semuanya akan hilang.

---------

Hari esok pun tiba, hari pernikahan Aldi dan Fayna. Aldi tampak gagah dengan baju yang ia kenakan dan Fayna tampak anggun dengan kebaya yang ia kenakan. Semua orang pun menanti saat-saat ini, tapi tidak bagi Keira.

Keira tidak berdaya dan tidak ada hal lagi yang bisa ia lakukan menurutnya, janur kuning sudah melengkung sempurna tepat di depan gedung ini. Dirinya bukan lah seorang perusak, maka ia hanya bisa diam tak berdaya. Akad nikah pun akan segera di mulai.

“Saudara Aldino Senataya Pratama bin Senataya Dwisasono. Saya nikahkan dan kawinkan anak saya yang bernama Fayna Ladina kepadamu. Dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan emas 24 karat sebanyak 200 gram dibayar tunai,” ucap Ayah dari Fay dengan lantang.

“Saya terima nikah dan kawinnya Fayna Ladina binti Beny Anggoro dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan emas 24 karat sebanyak 200 gram dibayar tunai,” ucap Aldi dengan tegas, lantang dan jelas.

“Bagaimana para saksi? Sah?” tanya penghulu.

“SAHH!” ucap semua saksi yang berada pada akad nikah tersebut. Keira segera berlari setelahnya, dipastikan ia menangis pada saat itu.

Setelah akad nikah berlangsung maka saatnya acara resepsi berlangsung. Semua para tamu undangan datang silih berganti sekadar mengucapkan kata selamat untuk pengantin baru tersebut.

Reino mencari Keira di setiap sudut gedung pernikahan tersebut. Hingga Reino pun menemukan Keira berada di taman belakang gedung tersebut sedang tertunduk menangis.

“Kei?” tanya Reino yang tiba-tiba duduk menghampiri Keira.

“Aku ikhlas,” ucap Keira sambil tersenyum dengan ikhlas.





The End

▫️▫️▫▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️

Ada saran ga untuk cerita "Just a Little Closer" ini?

btw, makasih buat yang udh mau luangin baca sampai akhir^^

Swadeekha~ Cila.

Just a Little Closer [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang