Chapter 8

1K 43 1
                                    

"Don't trust everything you see, even salt looks like sugar."

Unknown
-------

Adzan subuh mulai berkumandang, Keira segera bangun untuk melakukan ibadah. Bangun di pagi hari merupakan hal yang sangat menyenangkan. Setelah selesai, Keira segera membuka jendela yang ada di kamarnya tersebut.

Udara sejuk mulai memasuki ruangan kamar Keira, dinginnya sedikit menusuk tubuh Keira. Udara di pagi hari sangatlah sejuk, karena udara di pagi hari merupakan udara yang belum tercemari oleh orang-orang munafik yang malas untuk bangun.

Semenjak tinggal di rumah Om Sena, Keira menjadi tahu diri bahwa ia harus terlihat rajin.

Keira mengambil kursi dan mendekatkan diri di dekat jendela agar dapat lebih segera menghirup udara segar. Sayang sekali, di kamar Keira yang baru ini tidak terdapat balkon maka Keira hanya bisa melihat pemandangan dari atas melalui jendelanya saja.

Tidak terasa jam telah menunjukkan pukul 05.15 pagi maka saatnya Keira untuk mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya. Pagi hari ini semuanya berjalan normal, kami semua sarapan dengan tenang.

Sesudahnya Keira dan Reino berangkat sekolah, syukurlah mereka tidak datang terlambat hari ini.

Keira mengikuti pelajaran dengan penuh konsentrasi dan ia hanya membaca buku di jam istirahat. Hingga bel pulang pun berbunyi, Keira segera berbicara pada Leona, Fayna, dan Reino.

"Ayo kita bicarakan tugas kita, aku sudah print semua teks dramanya," ucap Keira.

"Ayo," balas Leona.

Mereka pun mendekatkan kursinya masing-masing agar dapat berbicara dengan jelas, merundingkan tugas mereka.

"Kita bagi-bagi pemeran ya." Fayna yang akhirnya mengeluarkan sepatah kata.

"Lo jadi Malin ya, Rei!" ucap Leona dengan cepat.

"Yaudah, Reino menjadi Malin," ucap Keira sambil menuliskan daftar pemeran di kertas yang telah ia ambil dari tasnya tersebut.

"Lo jadi Ibunya Malin, Kei. Dan lo jadi perempuan yang dinikahi Malin ya, Fay."

"Oke, terus lo jadi apa, Le?" tanya Fayna.

"Gue? Jadi sutradara," ucap Leona sambil tersenyum puas.

"Peleh, mana ada sutradara kaya lo," ucap Reino pada Leona.

Kemudian Reino dan Leona hanya melempar-lempar kata untuk saling mengejek.

"Udah, jangan kaya anak kecil bisa kan? Waktu kita gak banyak. Leona, lo jadi pembaca narasi," potong Keira.

Mereka pun mulai untuk melatih drama tersebut dengan memulai membacakan naskah sesuai dengan intonasi yang benar dan tepat. Sesekali mereka menertawakan Reino yang membuat lelucon dengan nada bicaranya yang menjadi peran sebagai Malin Kundang.

Mereka pun beristirahat, Reino sejenak pergi keluar kelas.
Saat Reino tidak ada, mereka pun berbincang-bincang membicarakan apa yang biasanya dibicarakan oleh wanita.

"Lo tau gak sih kalau Bu Daisy udah jadi janda?" kata Leona. Leona lah memang biang gosip.

"Yang benar? Lo tau darimana? Jangan asal ngomong lo," ucap Fay.

Keira mendengarkan perbincangan mereka walaupun Keira tidak begitu menyukai bergosip.

Kemudian mereka semakin membicarakan banyak hal, mulai dari Bu Daisy yang menjadi janda, kakak kelas yang keluar sekolah demi mengikuti pacarnya, teman sekelasnya yang mengalami broken home, hingga khitanan anak tukang bakso di kantin.

Seperti itulah wanita, satu pembicaraan akan menghasilkan banyak pembicaraan.

"Fay kamu orangnya asik juga ya, aku kira kamu sangat cuek. Habisnya kamu selalu diam saja di kelas. Oh iya, boleh gak aku meminta kontakmu?" ucap Keira.

"Boleh, id line saja ya. Id line-ku Faynald060614."

Keira segera mengambil secarik kertas untuk menuliskan id line milik Fayna karena telepon genggamnya itu kehabisan baterai.

"Faynald060614? Benar kan? Nanti gue tambahkan ya, Fay. Soalnya hp gue low battery," ucap Keira pada Fayna. Keira mulai melenturkan gaya bicaranya menjadi lebih santai.

Kemudian tidak lama Reino datang dengan membawa 4 minuman di tangannya dan 1 snack makanan ringan. Fayna, Keira dan Leona hanya melihat Reino berjalan dengan kesulitan membawa minuman dan makanan tersebut.

"Jangan liatin aja, bantuin gue ngapa," perintah Reino kepada mereka yang sedari tadi sejak kedatangan Reino hanya terdiam. Kemudian Leona tertawa keras saat melihat Reino yang marah tersebut.

Dan Fayna membantu Reino dengan mengambil 2 minuman di tangannya Reino.

"Makasih Fay, Fay baik banget dah. Kagak kaya itu manusia satu, malah ketawa. Fay itu satu buat lo dan satu lagi buat Keira."

Kemudian Fay segera menyodorkan minuman itu kepada Keira. Dan Leona terdiam sambil membesarkan mata kepada Reino melihat Reino asik membuka botol minuman yang di tangannya dan meminumnya tanpa memberikan salah satunya kepada Leona. Tidak lama setelah minum, Reino menyodorkan minumannya kepada Leona.

"Nih buat lo, karena lo tadi ketawain gua. Jadi, gue minum sebagian jatah minum lo," ucap Reino sambil menyodorkan minumannya.

"Nyebelin!" ucap Leona dengan wajah jengkel terhadap Reino namun kemudian disusul dengan wajah tersenyum saat melihat botol minuman yang disodorkan Reino.

"Lah? Malah senyum sendiri. Kocak lo ah senyum sendirian. Senyum sama botol ya?" ucap Reino disusul dengan suara tawa Keira dan Fay. Setelah mereka menghabiskan makanan dan minuman tersebut, mereka melanjutkan untuk berlatih drama lagi.

Hingga adzan maghrib berkumandang, mereka segera pulang. Fayna dan Leona berjalan menuju gerbang sedangkan Reino dan Keira menuju parkiran. Reino dan Keira pun pulang kemudian melewati Fayna dan Leona di depan gerbang sekolah. Reino membunyikan klakson motornya menandakan sapaan yang mengucapkan 'duluan'.

Setelah motor Reino beranjak menjauh, Leona dan Fay membicarakan mereka berdua.

"Gila ya si Reino, anak baru langsung aja di gebet. Gue heran deh, kok Keira mau sama cowok jahil kaya Reino," ucap Leona yang seperti biasa bakat ber-gosip-nya yang mulai ia keluarkan.

"Iya Le, gue juga kaget waktu liat ternyata mereka naik motor berdua. Tadinya gue kira Keira memang membawa motor ke sekolah makanya ia menuju parkiran," balas Fayna.

"Gue harus nasehatin Keira kalau gini caranya, jangan sampai kepincut dengan lelaki buaya darat seperti Reino," kata Leona.

Kemudian mereka semakin larut membicarakan Reino dan Keira saat memasuki angkot menuju rumah mereka masing-masing. Rumah Leona dan Fayna memang satu komplek, bahkan satu komplek juga dengan Reino.

Hal yang mereka biasa lakukan sepulang sekolah, makan, mandi belajar kemudian makan malam dan diakhiri oleh tidur. Tidak ada yang spesial.

Reino yang terlihat tidak bisa tidur pada malam itu, sedangkan Keira dapat tidur lebih awal dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Kemudian Reino memainkan gitar kesayangannya itu agar dapat membantunya tertidur. Reino menyanyikan lagu I'm Yours yang dipopulerkan oleh Jason Mraz. Entah mengapa saat ia menyanyikan lagu tersebut, sosok Keira terbayang di wajahnya.

Reino tampak tersenyum melihatnya sambil mengingat saat pertama kali ia berkenalan dengan Keira. Melihat wajah Keira yang terlihat kebingungan hingga membuatnya terdiam dan tidak membalas ucapannya.

Senyum Keira tergambarkan sambil ia menyanyikan lagu-lagu dan berhasil membuat Reino ikut tersenyum sambil bernyanyi. Hingga beberapa kali ia memutarkan lagu-lagu kemudian ia mulai merasakan kantuk sehingga ia segera beranjak dan pergi ke tempat tidurnya dan tertidur.
------

Thankyou❤
Swadeekha~ cila

Bekasi, 28 Januari 2018

Just a Little Closer [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang