Part 3: Painful Memories

1K 106 18
                                    

Busan, 2002

Murid kelas 3 SMP, Joo Hyun dan Yu Ri mengamati gerak-gerik Chan Yeol di lapangan basket sambil tersenyum girang. Hanya dengan kegiatan simpel seperti ini, mereka sudah merasa bahagia saat melihat idola mereka berolah raga sampai berkeringat. Joo Hyun, yeoja berponi dengan rambut lurus panjangnya itu terus mengukir senyum di wajahnya.

Kedua yeoja itu menyukai idola di sekolah mereka, Park Chan Yeol. Kalau saja mereka berdua bukan sahabat dekat, mungkin Joo Hyun dan Yu Ri sudah bersaing untuk mendapatkan hati Chan Yeol. Mereka berjanji satu sama lain, untuk tetap menjaga persahabatan mereka dan saling mendukung apapun yang terjadi.

~•~

Chan Yeol mendengus kesal ketika sepeda lamanya mulai kumat. Atau maksudnya, rusak. Sepeda kuno ini sering kali rusak, dan membuat si pemilik sering merasa jengkel.

"Ah.. aku harus pulang dengan apa? Jalan kaki? Mungkin aku akan mati kehabisan nafas di tengah jalan." Monolog Chan Yeol sambil berkacak pinggang. Ia bermain basket sepulang sekolah tadi sampai sore ini. Sehingga, kemungkinan kecil masih ada murid-murid yang belum pulang pada waktu itu.

Chan Yeol menatap sekitar, dan matanya menangkap seorang yeoja yang menaiki sepeda. 'Ah, aku tidak punya pilihan lain..'

"Mm.. hei! Kau!"

Joo Hyun memberhentikan laju sepedanya. Ia menolehkan kepalanya ke belakang saat merasa seseorang memanggilnya. Dalam sekejap, mata Joo Hyun membulat sempurna ketika Ia menemukan siapa sosok yang memanggilnya itu.

'P-p-park Chan Yeol?' Ah, ingin rasanya Joo Hyun pingsan di tempat, ketika Chan Yeol berlari mendekat ke arahnya.

"Kau baru mau pulang?" Tanya Chan Yeol kepada Joo Hyun yang hanya menganggukkan kepalanya.

"Mm.. boleh.. aku.. ikut?"

~•~

'Astaga! Apakah jantungku berdebar sangat keras? Mungkin namja ini bisa mendengarnya!' Joo Hyun memejamkan kedua matanya sambil menghirup aroma khas yang keluar dari tubuh Chan Yeol. 'Aromanya sangat wangi, meskipun Ia baru saja bermain basket!'

Joo Hyun membuka kedua matanya, sambil berharap hal ini bukanlah mimpi. 'Ini bukan mimpi!' Pikir Joo Hyun lagi, ketika Ia masih duduk di jok sepeda belakang. Ia menggenggam seragam Chan Yeol erat untuk berpegangan. 'Aku harap sepedanya rusak setiap hari.'

"Jadi.. apakah rumahmu dekat dengan rumahku?" Tanya Chan Yeol sembari fokus ke jalanan.

"Eoh? I-iya.." Jawab Joo Hyun sedikit gugup. 'Ah, apa aku terlihat sedang nervous sekarang?'

"Baiklah, kalau begitu kau tidak keberatan kan, kalau kita pulang ke rumahku dulu?" Tanya Chan Yeol lagi, yang dibalas anggukan oleh Joo Hyun—walaupun namja itu tidak bisa melihatnya.

"Tentu saja.. sama sekali tidak masalah!" Jawab Joo Hyun sambil menyunggingkan kedua senyuman manisnya.

~•~

Chan Yeol berhenti tepat di depan rumahnya.

"Oh, appa! Kenapa tidak masuk ke dalam?" Tanya Chan Yeol segera kepada appanya yang ada di depan teras rumah.

"Di dalam sangat panas. Ngomong-ngomong, kenapa kau pulang bersama dia? Dimana sepedamu?" Jawab appa Chan Yeol sekaligus bertanya sambil menatap Joo Hyun yang sedang memarkirkan sepedanya.

"Appa, sepeda kunomu itu benar-benar tak layak pakai!" Protes Chan Yeol kepada appanya yang kemudian memukul punggung Chan Yeol dengan kipas angin tangan.

Incredible DestinyWhere stories live. Discover now