Epilogue: Never Alone

1.3K 129 85
                                    

Dear all my lovely readers,

Oke, author janji yang ini benar-benar yang terakhir. Sebuah epilog pendek untuk penutup ff ini.

So, happy reading and see u next time :)

~•~

"Chan Yeol-ah."

"Mmm?"

"Tadi malam.. aku bermimpi. Mimpi yang sangat aneh."

Chan Yeol menarik kedua sudut bibirnya tipis. Sambil memeluk pinggang Joo Hyun dari samping, ia menarik pelan kepala yeoja itu untuk bersandar di bahunya. "Apa itu?"

"Kita ada di sebuah tempat yang luas. Sangat luas. Hanya ada rerumputan dan pepohonan yang mengelilingi kita. Ada matahari yang bersinar sangat terang, hembusan angin yang menyejukkan.. lalu.. Appa. Eomma. Kedua orang tua kita ada di sana."

Chan Yeol menolehkan kepalanya ke arah Joo Hyun yang tersenyum.

"Kita semua makan siang bersama.. diiringi dengan canda dan tawa. Mereka kelihatan sangat bahagia."

Chan Yeol kembali tersenyum tipis. "Aku bisa membayangkannya. Senyuman mereka yang sangat indah."

"Lalu kau menarik tanganku. Kau tersenyum lebar dan membawaku ke suatu tempat dengan yakin. Kita hanya berdua. Lalu kau berhenti."

"Aku membawamu kemana?"

"Di sana sangat silau. Aku hanya bisa melihat sebagian wajahmu karena pancaran sinar matahari. Kita mengenakan pakaian putih. Sangat putih dan bersih. Di tempat itu, hanya bunga tulip berwarna warni yang tumbuh di sekeliling kita dan langit biru terang yang memberi warna."

"Bunga tulip.. simbol cinta yang abadi." Ujar Chan Yeol, membuat Joo Hyun tersenyum kecil.

"Lalu.. angin yang bertiup membuat rambut kita menari-nari."

"Biar kutebak. Apa aku mengangkat tanganku untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajahmu?"

Joo Hyun tertawa kecil. "Benar. Kau melakukannya dengan sangat lembut. Dan-"

"Dan kau tersipu malu?"

Joo Hyun menghentikan ucapannya. "Mmm, b-bagaimana kau bisa tahu?"

"Karena aku bisa melihat semburat merah di pipimu sekarang." Jawab Chan Yeol sambil tersenyum melihat wajah Joo Hyun yang memerah.

"Mm.. itu karena kau tidak pernah melakukannya kepadaku di kehidupan nyata. Jadi aku merasa gugup kalau mengingat mimpiku."

"Baiklah, maafkan aku. Jadi, bisakah kau melanjutkan cerita mengenai mimpimu?"

"Mmm.. setelah menyelipkan rambutku ke belakang telingaku, kau menurunkan kedua tanganmu dan meraih tanganku. Sambil mengusapnya.. kau mengatakan.."

"Maukah kau menikah denganku?" Sela Chan Yeol sambil menatap lurus ke depan, dengan serius.

"E-eoh?" Joo Hyun segera menegakkan badannya. "Bagaimana kau bisa tahu lagi?"

Chan Yeol menolehkan kepalanya. "Karena.. aku selalu ingin mengatakan hal itu."

Joo Hyun menunduk. "Setelah aku mengangguk setuju.. kau menarik daguku dan.. mengecup.. bibirku." Katanya yang dibalas senyuman kecil oleh Chan Yeol.

"Itu mimpi yang sangat indah." Komentar Chan Yeol.

"Iya. Rasanya.. seperti kita sudah terikat. Kau dan aku, satu. Tapi.. ada yang membuat mimpi itu terasa aneh." Pandangan mata Joo Hyun yang awalnya bahagia menjadi sedih. "Setelah menciumku.. kau menghilang. Seperti debu."

Senyuman yang terukir di bibir Chan Yeol menghilang seketika.

"Air mata menetes dari pelupuk mataku. Kau tidak ada kemana pun aku berlari untuk mencarimu. Langit yang biru dan matahari yang bersinar terang tiba-tiba pudar. Bunga tulip yang terbentang luas pun menghilang. Aku berada di sebuah ruangan yang sangat gelap. Kecil. Sesak. Aku ketakutan dan kesepian." Lanjut Joo Hyun yang masih menunduk.

Chan Yeol mengangkat tangannya dan meraih dagu Joo Hyun agar yeoja itu dapat melihat wajahnya.

"Kau tidak akan meninggalkanku kan?" Tanya Joo Hyun.

"Dengar, Joo Hyun. Kau tidak akan ketakutan atau kesepian, waktu aku berada atau tidak berada."

"Chan Yeol-ah.." Joo Hyun berusaha mati-matian menahan air mata yang akan mengalir dari pelupuk matanya.

"Bukankah kau mengatakannya sendiri? Kau dan aku kini satu. Kau adalah milikku, dan aku adalah milikmu. Saat aku tidak ada, percayalah kalau aku ada di dalam dirimu."

"Tidak mungkin. Kau tidak mungkin meninggalkanku."

Chan Yeol menarik nafasnya panjang sambil menarik Joo Hyun ke dalam pelukannya. "Aku tidak akan meninggalkanmu sampai kapan pun. Tidak ada yang akan memisahkan kita. Hanya ada takdir.. yang memutuskan jalan kita."

"Sampai kapan pun, aku tidak bisa sendirian tanpamu. Kau tahu itu."

"Kalau memang aku akan meninggalkanmu.. aku ada di dalam dirimu. Bukankah aku sudah mengatakannya?"

"Lalu, bagaimana kalau aku masih kesepian, atau tidak tenang dan ketakutan?"

Chan Yeol melepas pelukannya, lalu menatap kedua bola mata Joo Hyun intens. "Maka kita berdua akan menemukan cara agar kau dan aku bisa bersama-sama." Jawab Chan Yeol.

Air mata mengalir dengan perlahan di pipi Joo Hyun. Dengan ibu jarinya, Chan Yeol mengusap air mata yang membasahi pipi Joo Hyun. Ia mendekatkan wajahnya ke Joo Hyun untuk mengecup pipi yeoja itu, tepat di tempat air mata itu mengalir.

Joo Hyun menarik kedua sudut bibirnya tipis. 'Kini.. aku merasa tenang. Karena.. kita akan menemukan cara agar bisa selalu bersama-sama.'

Incredible DestinyWhere stories live. Discover now