Part 16: Blue Pills

712 94 10
                                    

"Bukankah obat penenang dan obat tidur memiliki efek berbahaya kalau kau menggunakannya terlalu sering?"

"Itulah yang kukatakan kepada Joo Hyun gyosunim. Tapi, dia bilang itu bukan apa-apa. Katanya gyosunim hanya memakainya sesekali saja saat stress. Soal pil tidur, dia memakainya saat kesusahan tidur. Katanya Ia susah tidur karena pekerjaannya. Tapi, obat penenang juga memberi efek insomnia. Jadi bisa saja gyosunim memakai obat tidur karena efek dari obat penenang. Ck, ck, ck.. gyosunim harus menghentikan kebiasaan itu." Baek Hyun berdecak sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali.

Chan Yeol menghembuskan nafasnya panjang. Ia tidak percaya seorang Seo Joo Hyun bisa hidup dengan ketergantungan obat-obat tersebut. Dari yang Chan Yeol ketahui, Joo Hyun selalu hidup tenang dengan kekayaan orang tuanya. Paling tidak Ia tidak harus bangun pagi untuk menyiapkan air hangat, sarapan, dan mengantar susu kotak setiap pagi hari seperti yang dilakukannya saat SMP dulu. Tapi yah, Ia baru ingat kalau Joo Hyun juga menderita semenjak orang tuanya meninggal. Mungkin Ia kesusahan tidur dan stress semenjak saat itu, apalagi masalah...
Oh, benar juga. Mungkin Joo Hyun semakin stress karena Chan Yeol dan Yu Ri. Kemungkinan juga ini salah Chan Yeol lagi.

~•~

Joo Hyun meletakkan kembali botol berisi pil biru itu ke atas meja kerjanya. Ia mendesah berat sambil memegang kedua kepalanya yang terasa pusing.

'Sial. Seharusnya aku menahan diriku.'

Joo Hyun sudah menggunakan obat penenang dan obat tidur semenjak kedua orang tuanya meninggal. Ia sering stress karena hal itu, apalagi dirinya masih belum bisa melupakan Chan Yeol dan Yu Ri yang telah membuatnya hancur. Bibinya memberinya obat penenang.

Dengan pikiran sehat dan geniusnya, Joo Hyun tahu lebih baik Ia tidak menggunakan obat itu, selagi Bibinya juga menggunakan obat penenang dan sudah bergantung pada obat itu. Namun, entah atas dorongan apa Joo Hyun akhirnya mencoba obat penenang dan dirinya merasa lebih rileks. Joo Hyun mungkin sudah sering menggunakan obat itu kalau saja Suho tidak datang di kehidupannya. Suho merubah kehidupannya yang suram menjadi lebih hidup. Ia bisa membuka matanya kembali untuk melihat masa depannya. Joo Hyun lebih jarang merasa stress dan hampir tidak pernah menggunakan obat penenang lagi.

Kemudian, bibi Joo Hyun meninggal karena obat itu. Hampir setiap hari atau setiap jam, Bibi Joo Hyun menelan pil penenang dan hal itu mempercepat kematiannya.

Sekarang Joo Hyun menyesal. Seharusnya Ia tidak menggunakan pil itu lagi. Semuanya karena pekerjaan ini. Bekerja sebagai dokter adalah pilihan terburuknya. Ia genius dan dapat memilih untuk bekerja menjadi apapun, namun pada akhirnya Ia memilih pekerjaan yang salah. Pekerjaan ini begitu mulia namun juga melelahkan, dan semakin membuatnya tambah stress. Karena ini obat penenang kembali memenuhi isi tas nya. Ditambah, obat tidur.

Efek dari obat penenang ada banyak, selain membuat Joo Hyun merasa tenang dan rileks, namun obat itu juga membuatnya mengalami insomnia. Padahal, sebagai seorang dokter waktu tidurnya sangatlah berharga dan tidak boleh terbuang sia-sia. Ia terpaksa menggunakan obat itu dan semenjak menjadi profesor, dirinya mulai sering menelan pil penenang dan pil tidur.

Lama-kelamaan ketergantungan pada kedua pil itu berakibat buruk bagi dirinya. Seperti tadi, Joo Hyun gemetaran sebelum operasi di mulai. Namun Ia tidak boleh meminum obat penenang, karena obat itu akan membuat dirinya tidak fokus. Bisa-bisa terjadi masalah saat operasi nanti, berhubung Ia adalah pemimpin operasi.

Sulit bagi Joo Hyun untuk menghentikan ketergantungannya. Masalahnya, kalau Joo Hyun berhenti mengkonsumsi pil secara tiba-tiba, Ia akan merasa mual, berkeringat, dan gemetaran. Tadi malam, Joo Hyun juga berusaha untuk tidak menggunakan obat tidur. Dan akibatnya, Ia gemetaran bahkan sebelum operasi dimulai.

Incredible DestinyWhere stories live. Discover now