Part 39: I'll Find a Way to Be With You

624 81 40
                                    

Joo Hyun memejamkan kedua matanya, bersiap-siap dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, bukannya menarik pelatuknya, Yu Ri malah menjatuhkan pistolnya.

Joo Hyun membuka kedua matanya perlahan. Yu Ri terjatuh ke atas lantai dengan darah yang mengalir dari bibirnya. Yeoja itu terlihat kesusahan untuk bernafas. Joo Hyun membulatkan kedua matanya, namun ia tidak bisa melakukan apapun.

Yu Ri mencengkeram karpet yang ia duduki sekarang. Tetesan darah membasahi karpet itu, merubah warna karpet yang awalnya putih menjadi merah.

"Bagaimana rasanya, nyonya? Apakah sakit?"

Yu Ri dan Joo Hyun sama-sama menoleh ke arah datangnya suara. Pelayan Hae datang dengan sebuah pistol di tangannya. Ia berdiri di depan pintu, menatap Yu Ri datar.

"Tapi, rasa sakit itu belum seberapa dengan rasa sakit yang kau berikan kepada anakku."

Yu Ri mengerutkan kedua alisnya sambil terbatuk-batuk. "A-a-ap-apa... y-yang kau l-la-lakukan.."

Dengan berlinang air mata, pelayan Hae memandang Yu Ri penuh rasa amarah. "Anakku, Byung Yul.. anakku tercinta.. telah meninggal karenamu..."

Yu Ri tidak sanggup memberi reaksi apapun karena rasa sakit yang dirasakannya saat ini.

"Kalau saja kau tidak menunda pengobatan Byung Yul... Dia pasti bisa tumbuh besar dan menjadi sukses seperti anak-anak lainnya. Aku hanya ingin melihatnya bahagia... karena dia adalah satu-satunya buah hatiku. Kau pikir, apa yang akan dilakukan oleh seorang ibu yang baik saat anaknya pergi meninggalkan dunia?"

Joo Hyun menolehkan kepalanya ke arah Chan Yeol yang mulai menggerakkan tangannya perlahan.

"Tentu saja... mereka akan terus menuntun dan membimbing anaknya dengan setia kemanapun mereka pergi." Lanjut pelayan Hae. "Tapi sebelum itu! Aku harus melakukan pembalasan dendam kepada seseorang yang telah membunuh masa depan anakku."

Yu Ri tersenyum miring dengan susah payah. "Kau..."

"Wine yang telah kau habiskan itu.. aku memasukkan racun ke dalamnya. Racun yang sama seperti yang kau berikan kepada CEO lama kami."

Senyuman sinis di bibir Yu Ri langsung lenyap. Ia menatap pelayan Hae penuh kemarahan, namun ia tetap tidak bisa melakukan apapun.

"Tapi, tenang saja. Kau tidak akan mengalami penderitaan yang sama dengan mantan suamimu, karena kau hanya akan merasa sakit. Lalu.. polisi akan segera datang untuk menjemputmu. Aku sudah memiliki barang bukti kuat yang dapat menjebloskanmu ke dalam penjara." Pelayan Hae melirik ke atas, ke pojok dinding ruangan itu. "CCTV. Aku memilih dengan kualitas yang terbaik dengan ukuran yang paling kecil, hanya untukmu. Kini, kau akan menjalani penderitaan yang lebih menyiksa dan menyakitkan secara perlahan. Kau.. nikmatilah sisa hidupmu dengan membusuk di penjara. Ini yang kau dapatkan setelah bertindak egois dan menyakiti hati semua orang."


Chan Yeol membuka kedua matanya perlahan. Hal pertama yang ia rasakan adalah rasa sakit di kepalanya. Ia mendudukkan dirinya dengan susah payah, lalu melihat pelayan Hae yang menyodorkan pistolnya ke kepalanya sendiri. Chan Yeol melihat ke arah Joo Hyun yang berkeringat dingin. Ia berlari ke arahnya dan memeluk Joo Hyun agar yeoja itu tidak melihat skenario terburuk yang akan terjadi setelah ini di depan mata kepala mereka sendiri.

"Sekarang, aku tidak memiliki alasan lagi untuk hidup. Karena selama ini.. aku hidup hanya untuk putraku..."

Darrr!!

Suara tembakan pistol memenuhi seisi ruangan, membuat Chan Yeol mengeratkan pelukannya kepada Joo Hyun. Pelayan Hae terjatuh sehingga darah dari kepalanya membasahi sekelilingnya.

Incredible DestinyWhere stories live. Discover now