Part 13: Terrible

792 96 34
                                    

"Sebagai teman dekat yang sudah cukup lama berpisah, bukankah banyak yang ingin kita bicarakan satu sama lain?" Ucap Yu Ri, membuat Joo Hyun mengerutkan kedua alisnya. "Bagaimana kabarmu, sahabat lamaku?"

Kerutan di dahi Joo Hyun menghilang seketika, digantikan tawa kecilnya. "Sahabat? Hahaha.." Tawa Joo Hyun selagi Yu Ri masih menatapnya dengan senyuman sok angkuhnya. "Apa kau bercanda? Mendengar kau mengatakan 'sahabat' di telingaku membuatku merasa merinding.."

Yu Ri mengangguk mengerti. "Ah.. berarti kau benar-benar melupakanku. Baguslah.. kukira kau masih teringat denganku sampai sekarang." Ujar Yu Ri tenang, tak memperdulikan tatapan Joo Hyun yang ingin memakinya saat itu juga.

'Berengsek.' Pikir Joo Hyun sebelum Yu Ri kembali membuka mulutnya.

"Aku tidak menyangka kita akan bertemu seperti ini.." Kata Yu Ri lagi.

"Apa maksudmu?"

Yu Ri tertawa kecil yang terdengar seperti tertawa merendahkan di telinga Joo Hyun. "Kukira dulu, dalam 10 tahun yang akan datang aku akan melihatmu menjadi yeoja kaya raya, dan aku hanya akan menumpang untuk menginap di rumahmu dengan segala part time-job ku." Yu Ri menatap penampilan Joo Hyun dari atas sampai bawah sebelum melanjutkan, "Tapi.. kehidupan kita memang tidak pernah terduga, bukan? Pada akhirnya.. semuanya berbalik 180°. Kau sendiri dulu yang bilang, kalau aku terus malas-malasan dan tidak mau belajar, aku akan hidup melarat dan bergantung kepadamu, karena orang tuaku sudah tiada."

DEG!

Joo Hyun mengingatnya. Sekitar 14 tahun yang lalu, di saat hubungannya dengan Yu Ri masih sangat baik. Meskipun mereka sahabat dekat dari sd, bukan berarti hubungan mereka sebaik yang dipikirkan orang lain. Ada salah satu dari mereka yang cenderung bersikap lebih sombong dan ketus. Melihat kata 'ketus', sudah dipastikan orang itu adalah Joo Hyun. Sikap ketusnya masih tidak berubah sampai sekarang. Tak heran bawahannya sering merasa takut saat darahnya mulai naik.

Busan, 2002

Joo Hyun mengacak rambutnya kesal. "Aissh.. kenapa tugasku banyak sekali?"

Perhatian Joo Hyun teralih kepada ponsel di atas meja belajarnya yang bergetar. Ia menyambar ponselnya masih dengan perasaan kesal sambil membaca nama yang tertera disitu.

"Heol.." Joo Hyun mendesah kesal, kemudian menjawab panggilan dari sahabatnya, Yu Ri.

"Joo Hyun-ah, kau di mana? Bagaimana kalau kita main ke rumah Sunkyu? Aku sangat bosan di rumah sendirian.."

"Ya, Kwon Yu Ri, apa kau sudah gila?" Potong Joo Hyun kepada Yu Ri yang sudah menghentikan perkataannya.

Yu Ri mengerutkan kedua alisnya, sementara Joo Hyun mendesah berat di seberang.

"Kau tidak ingat tugas-tugas dari guru yang menumpuk? Apa kau sudah mengerjakan tugas kelompok Jung seonsaeng? Aku tebak kau pasti belum menyentuh bukumu sama sekali.." Ujar Joo Hyun kesal.

"Joo Hyun-ah.."

"Sudahlah, lupakan saja. Orang sepertimu tidak akan mengerti apa yang kukatakan." Lanjut Joo Hyun lagi, tidak memperdulikan tata bicaranya yang menyinggung perasaan Yu Ri.

Yu Ri berusaha tersenyum, karena Ia mengerti sifat Joo Hyun. Joo Hyun akan marah-marah kalau suasana hatinya sedang buruk.

"Arraseo, miahae. Kau lanjutkan saja tugasmu, aku akan pergi sendiri.." Jawab Yu Ri, sementara Joo Hyun tertawa remeh.

Incredible DestinyWhere stories live. Discover now