Part 9: Revenge

897 104 29
                                    

Chan Yeol segera mematikan saluran televisi. "Kau sudah lihat kan? Tidak semuanya menentang hubungan kami."

"Ya, walaupun begitu tapi kan– Apa?! Apa barusan kau bilang 'hubungan kami'?! Jadi kalian benar-benar berkencan?" Tanya Jong Dae sambil menaikkan volume bicaranya.

Chan Yeol menggosok telinganya yang berdengung karena teriakan demi teriakan yang keluar dari mulut managernya.

"Apa kau gila? Kalau kau benar-benar berpacaran dengan yeoja itu, karirmu akan hancur!"

Chan Yeol tidak memperdulikan ocehan Jong Dae, sampai suara pintu kamar yang terbuka dapat mengalihkan perhatian kedua namja itu. Joo Hyun masuk perlahan ke dalam ruangan VIP Chan Yeol masih sambil menutupi sebagian kepalanya dengan jas dokternya. Setelah memastikan keadaan di luar aman, Joo Hyun segera menutup pintu. Ia berjalan dengan tergesa-gesa ke arah Chan Yeol sambil melepas jas dokter dari atas kepalanya.

"Y-ya, ya, ya.. gawat, gawat.. di internet.. sudah tersebar foto–" Ucapan Joo Hyun terputus seketika ketika Ia menyadari kehadiran Jong Dae. Joo Hyun dan Jong Dae sama-sama ternganga, sedangkan Chan Yeol tersenyum miring.

"Semuanya sudah terlambat. Haruskah kita mengumumkan hubungan kita saja, Joo Hyun-ssi?" Tanya Chan Yeol, kemudian mengalihkan perhatiannya kepada Jong Dae yang memasang ekspresi antara terkejut, tidak percaya, frustasi, maupun ekspresi: 'bunuh saja aku sekarang. Atau aku yang akan membunuh kalian berdua'

"Hubungan apanya, kau mau mati?" Joo Hyun melayangkan kepalan tangannya, sementara Chan Yeol kembali mengalihkan perhatiannya ke luar jendela.

"Apa salah? Lagipula semuanya sudah terungkap. Kita cukup beruntung karena wartawan itu tidak tahu semua hal yang kita bicarakan." Jelas Chan Yeol, yang sebenarnya membuat Joo Hyun ingin berteriak, "Setuju, kau benar sekali! Kalau semua pembicaraan kita terungkap di media, mungkin sekarang aku sudah berada di tempat pembuangan sampah dan sudah tak bernyawa lagi."

Tapi tidak. Mengatakan hal itu hanya akan mempermalukan image Joo Hyun di depan namja ini. "Tetap saja.. apa yang harus kulakukan?"

"Kau tidak perlu melakukan apapun. Tugasmu hanyalah duduk diam. Agensiku akan mengurus semuanya."

"Kau masih cukup waras untuk berfikir kan? Mana bisa aku duduk dengan tenang di saat badai tengah menerjangku?" Tanya Joo Hyun kelewat emosi. Ia tidak memperdulikan tatapan kengerian yang diberikan Jong Dae kepadanya.

"Manager Kim, bisakah kau membiarkan kami sendiri?"

Jong Dae menatap Chan Yeol dan Joo Hyun bergantian sebelum meninggalkan ruangan itu tanpa mengatakan sepatah katapun. Atau setidaknya sebelum Ia benar-benar menghilang dari balik pintu. "Kalau kalian membuat masalah, aku akan membunuh kalian satu persatu!" Ancam Jong Dae sebelum menutup pintu kamar.

Joo Hyun menarik nafasnya panjang. "Apakah kau sadar betapa menyebalkannya kau sekarang?" Tanya Joo Hyun sambil menekankan setiap kata demi katanya.

Chan Yeol tersenyum miring. 'Benarkah?'

"Ada hal yang selalu ingin kukatakan, dan sepertinya aku harus mengatakannya sekarang." Joo Hyun menatap tajam Chan Yeol sebelum melanjutkan kata-katanya. "Kau berubah drastis semenjak pertemuan terakhir kita. Kenapa.. kau melakukan ini?"

"Kenapa kau melakukan ini?" Tanya Chan Yeol, mengulang pertanyaan yang dilontarkan Joo Hyun barusan.

"Mwo?"

"Kenapa kau meninggalkanku, dan memintaku untuk melupakanmu?" Lanjut Chan Yeol, kepada Joo Hyun yang mendengus kesal.

"Bukankah sudah kubilang sebelumnya.. Karena kau mengencani Yu Ri saat itu, jadi aku lebih memilih untuk melarikan diri-" Ucapan Joo Hyun terputus begitu saja ketika Ia sadar apa yang barusan dikatakannya.

Incredible DestinyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora