5-Ganteng

1.9K 284 62
                                    

Athalia maju sebagai tim positif. Mosi dalam debat kali ini adalah 'Pemberlakuan Habeas Corpus di Indonesia dapat menyejahterakan rakyat Indonesia'. Sebagai tim yang setuju dengan mosi tersebut, Athalia sudah benar-benar menyiapkan argumennya. Terlebih karena ia maju sebagai pembicara pertama, yaitu pembicara yang sangat krusial.

xxx

Tidak heran. Sungguh, ternyata ini yang dibicarain Kakak, batin Athalia. Junaedi berbicara dengan sangat apik. Ritmenya stabil, dan seluruh perkataan yang keluar dari mulutnya selalu berbobot. Satu demi satu ia berhasil meyakinkan tiap orang di ruangan tersebut bahwa timnya layak didaulat sebagai tim yang benar.

"...dan saya juga ingin menyangkal argument-argumen dari tim positif. Pertama, dua argumen lemah yang dibahas secara menyedihkan oleh pembicara pertama mereka, yaitu..."

xxx

"...Dan lagi, kita di sini membahas tentang hukum, bukan? Sepertinya pembicara pertama mereka lebih cocok menjadi sales produk kecantikan. Karena sesungguhnya, debat ini...."

xxx

"Oh, iya. Makasih infonya, Bang." Athalia hendak berbalik dan pergi. Rasanya malas sekali ia berbicara atau bahkan melihat pria Batak tersebut. Perasaannya masih ketir akibat kejadian pada saat debat tadi.

xxx

"Kakak kau Bobby Kurniawan itu peraih IPK tertinggi di jurusannya selama 3 tahun berturut-turut. Ya, kupikir adiknya juga memiliiki kemampuan yang hebat, tapi ternyata...." sengaja digantungkannya kalimat tersebut. Athalia merasakan dadanya berdegup sakit. Ia benar-benar merasa aneh.

"Menyedihkan," bisik June. Sayangnya, Athalia bisa mendengar ucapan tersebut.

xxx


xxx

"Kok bengong? Ayo tak anterno nak omah e Yoga (Ayo aku anterin ke rumahnya Yoga). Chandra nge-chat aku tadi." Athalia menggeleng pelan.

xxx

"Ya, gimana lagi, wong kampus kedokteran elit, depan kampus langsung mall," (hayoooo ada yang bisa tebak ini kampus apa?) Yoga menghampiri mereka bertiga. Ia memakai celemek berwarna biru tua dan membawa spatula. Begitu mendengar suara Bobby dan Athalia, ia segera keluar dari dapur dan melakukan tos dengan Bobby.

xxx

Sesuatu menghentak pikiran gadis itu. Rumah ini sangat kental dengan adat jawa. Lalu, bagaimana Chandra dan Yoga saling berbicara dengan bahasa Krama Inggil satu sama lain. Ah, mereka keluarga yang menjunjung tinggi adat Jawa, pikir Athalia. Tentu, ia masih ingat bahwa Chandra memberitahunya jika ia berasal dari Solo.

xxx

"Tha. Aku jadi korban bully di jurusanku."





xxx

Chandra merogoh handphone­-nya dan membuka sesuatu. Ditunjukkannya layar handphone-nya ke Athalia. Athalia tertawa terbahak-bahak. "Kamu disuruh ganti uname Instagram jadi 'chandraganteng'?"

Wajah Chandra langsung cemberut. "Iyaa, trus kenapa cuma aku, Thaaa," rengeknya. "Dari seluruh siswa, cuma aku yang disuruh ganti uname jadi seaneh ini, dan sekarang orang-orang pada nge-follow aku trus ngetawain Instagramku, Thaaaaa, gimana iniiii," kakinya menjejak-jejak tanah di bawahnya.

xxx

"Nggak maaaaau, aku diketawaaaaain," ia merengek lagi. Athalia meletakkan handphone Chandra.

xxx







xxx


xxx








Question of the day:  Ada yang tahu di mana letak kampus Donghyuk?  Bisa jawab gak?  Hayoooooooo

Oh ya, mau tanya juga, kira-kira di cerita ini, tokoh mana yang bikin kalian penasaran?  Dan kenapa?

xxx

Dewangga [Sedang Proses Revisi]Where stories live. Discover now