24-Gigs

1.1K 211 38
                                    

Angin laut pada malam hari seakan sanggup berhembus masuk ke dalam tulang manusia. Athalia langsung menyesal karena tadi telah mengajak Chandra untuk jalan-jalan di sekitar pantai. Jangan salah, gadis itu begitu mencintai kakinya diterpa oleh ombak, pasir-pasir yang menyusup di antara jari kakinya, dan hamparan bintang di cakrawala. Tetapi ia lagi-lagi tidak memikirkan kenyamanan kulit tubuhnya.

"Nih," Chandra melepas jaketnya dan membantu Athalia memakai kain tebal yang hangat tersebut. "Makasih," gadis itu tersenyum lega begitu mendapati Chandra sudah memakai baju lengan panjang.

xxx

"Chan... aku... aku belum siap buat suatu hubungan kaya gitu. Aku sayang kamu, iya. Tapi... Chandra sudah aku anggap saudara sendiri. Yang bisa ngerti Athalia, yang... yang pantas dianggap sahabat baik." Tatapan matanya jatuh ke pasir di bawah kakinya. "Maaf, Chan, aku... sudah suka sama orang lain...."

xxx

Beberapa detik yang terasa sangat lama bagi Athalia akhirnya berlalu. Ia bisa mendengar hembusan nafas berat, diikuti dengan suara Chandra yang sedikit serak. "Ya sudah,"

Gadis itu mendongak. Yang ia lihat adalah senyuman lesung pipit di wajah sahabatnya. "Chandra tahu kok, persahabatan ini penting buat Athalia. Ya sudah, Chandra terima penolakanmu."

"Nggak marah?" tanya Athalia pelan. Orang di depannya menggeleng. "Agak kecewa sih iya. Tapi nggak tahu kenapa beberapa hari belakangan ini rasanya kaya udah yakin kalau bakal ditolak. Ternyata bener kan, udah ada cowok lain di mata Athalia." Wajah sang gadis langsung bersemu merah, ia malu ketika Chandra membahas sosok 'cowok lain' tersebut.

"Sahabat?" sang tinggi menyodorkan jari kelingking kanannya, yang langsung disambut dan ditautkan dengan kelinging kanan milik Athalia. "Sahabat."

***

xxx

"Pergi!" gadis itu mendorong kakaknya yang hendak duduk di sebelahnya. Athalia tidak mau duduk dengan saudaranya, karena ia tahu bahwa tubuhnya hanya akan dijadikan sebuah tempat tidur. Dalam perjalanan ke pantai saja, kepala sang kakak terantuk ke kepala Athalia berkali-kali, sampai akhirnya sang adik harus menahan kepala Bobby di bahunya.

xxx

"Sinyal operator Mas nggak ada di sini soalnya... nggak papa kan? Nanti mas ganti kok," Halah Mas wong cuma browsing aja... iya kalau streaming video gitu... ah tapi buat Mas apa sih yang nggak bisa Athalia bantu... gadis itu hanya bisa berucap dalam hati. Ketika Yoga sibuk dengan handphone dan browser, gadis itu sedikit menjorokkan tubuhnya ke samping, penasaran dengan apa yang tengah dilihat oleh sang marga Mangkubumi. Ternyata yang ia buka adalah portal berita mengenai sidang Jessica yang terkenal.

xxx

Raden Yogamaya Pradhana Mangkubumi. Nama yang panjang, tapi tidak pernah menjadi masalah ketika Athalia harus mengingatnya. Pria dengan wajah dewasa dan lembut itu membaca berita dengan khusyuk. Seekali alisnya bergerak, bertautan. Mulutnya diam dengan sempurna, kedua benik matanya bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti tulisan.

Athalia segera mundur, bersandar ke kursinya dan menutup wajah dengan kedua tangan. Rasanya ia ingin meleleh seketika. Bukankah pria memang paling seksi ketika sedang fokus pada sesuatu?

xxx

***

xxx

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

xxx

xxx

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

xxx

Gadis itu sampai harus menganga. Tidakkah senior yang baik setidaknya mengucapkan salam perpisahan? Ia tidak mengharapkan banyak, cukup yang singkat seperti 'duluan,'. Setidaknya sesuatu yang yang menunjukkan bahwa keberadaannya dianggap. Barusan, pandangan mata Junaedi terpaku pada hanphone-nya dan ketika ia berjalan, ia menatap lurus pintu ruangan. Seakan Athalia hanyalah manusia transparan.

"Nyebelin," gadis itu berbalik untuk pulang.


Akhirnya update setelah nyaris 3 minggu :v

xxx

Dewangga [Sedang Proses Revisi]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum