xxx
Keduanya tidak tahu apa yang akan terjadi. Yoga sendiri juga merasa sakit hati. Apa yang lebih kejam? Ketika perasaan kedua insan saling berbalas, tapi takdir tidak mengizinkan mereka.
xxxx
"Kenapa Tha?" Chandra bingung ketika sahabatnya tersebut menariknya menuju balkon villa.
xxx
"Aku cuma ngasih tahu kebenaran aja, Tha." Chandra menopang dagunya pada pinggiran balkon. Laki-laki itu mendongak menatap langit malam yang berhias bintang. "Mas Yoga itu keturunan utama dari keraton. Nggak bisa bebas kaya remaja umumnya. Nikah sudah ditentuin, wajib sama bangsawan. Semua kegiatan dipantau. Apalagi ibunya Mas Yoga juga tipe orang protektif gitu."
xxx
Ketika Junaedi Ardi Nasution yang berbicara, kalimat tersebut terdengar ambigu. Tidak terdengar sebagai suatu permintaan, tetapi tidak bisa dibilang suatu perintah juga. Athalia yang sudah siap dengan piyama untuk tidur memandang sang kakak tingkat dengan tatapan kesal.
xxx
"Nggih, Bu. Nggih. Benjing kula kondur. Wonten Chandra. (Ya, Bu. Ya. Besok saya pulang. Ada Chandra.)"
xxx
Bahkan sang gadis sampai melebarkan kedua matanya, terkejut. Ini bukan orang yang selama ini dia kenal.
***
xxx
Kedua kelopak mata Chandra Agung Ramawijaya yang tadinya hanya terbuka setengah, kini menjadi terjaga seutuhnya. Ia melihat baik-baik wajah sang kakak sepupu yang tengah menunggu responnya. Perlahan tapi pasti, Chandra menganggukkan kepala, menyetujui permintaan tersebut.
***
xxx
-Angga
YOU ARE READING
Dewangga [Sedang Proses Revisi]
Fanfiction"Dek, kamu jadi member kedelapan iKON aja, ya ya ya?" "Eh? Aku?"