9-Sepatu

1.2K 318 35
                                    

xxx

Athalia saat ini seorang solo player. Ia mencari tanda tangan sendiri. Ia berkali-kali sudah bertemu dengan teman-temannya, tetapi ia tetap menolak bergabung dengan mereka. Selain memudahkannya untuk bergerak sendirian, ia juga tidak ingin malu. Aku takut tidak bisa menjawab pertanyaan di depan yang lain, pikirnya.

xxx

Dari sekian banyak daftar, memang tinggal satu orang yang harus ia hadapi. Ia cukup bangga. Kalau ia bisa bergegas, ia bisa menjadi orang kedua pertama yang selesai. Tentu saja! Aku kan memang pintar, jurusan ini memang ditakdirkan buat aku! Aku bakalan berjuang biar bisa lulus menjadi summa-cumlaude dengan nilai sempurna! Athalia sedikit bersombong dalam benaknya.

xxx

Berdasarkan informasi yang didapatkannya dari teman-teman, Bang June tidak mengajukan pertanyaan, tetapi mengajak berdebat. Dan barang siapa yang bisa mematahkan argumennya berhak mendapat tanda tangannya.

Melihat informasi dari group chat, Bang June sedang berada di taman belakang perpustakaan. Aku harus jalan agak jauh, batin Athalia. Posisinya saat ini sungguh tidak menguntungkan. Selain karena matahari yang menyengat, hawa yang panas, kakinya juga mulai pegal.

***

xxx

"Iya Mas." Athalia jelas terkejut. Ia baru sadar kalau fakultas hukum terletak tidak jauh dari perpustakaan kampus. Yoga kembali memperhatikan Athalia dan menyadari sesuatu. Pria itu langsung berdiri dan memegang kedua pundak Athalia.

xxx

Yoga mengeluarkan sesuatu dari kantong jaketnya. Plester. Dibuka dan ditempelkannya ke bagian belakang pergelangan kaki Athalia yang memerah. Sontak gadis itu memegang kedua pergelangan Yoga. "Eh, eh, aduh, Mas! Gak usah repot-repot! Aku nggak papa!"

"Ssssh," tanpa memandang wajah di atasnya, dengan telaten pria itu memasangkan dua plester di kaki Athalia. Memastikan bahwa plester tersebut menempel dengan benar dan menutupi bagian yang sakit secara sempurna. Yang dirawat hanya bisa memperhatikan dalam diam.

xxx

"Sami-sami (sama-sama)," Yoga tersenyum. Senyum tersebut mengingatkan Athalia pada Chandra, hanya saja tanpa lesung pipit.

xxx

Lama-lama budeg kapok, batin Athalia.

xxx

"Ayo kita mulai," ujar pria tersebut.










xxx

Kenapa?  Karena saya menyadari kalau style menulis saya sepertinya tidak terlalu diminati di wattpad.

xxx

Dewangga [Sedang Proses Revisi]Where stories live. Discover now