Lagu Cinta

307 26 0
                                    

Andri tiba di depan gerbang kost-an Dimas dengan motornya. Dimas dan dirinya memang sudah janjian buat berangkat bareng hari ini. Tanpa turun dari jok motor, Andri mengeluarkan handphone dari saku celananya dan memenceti layarnya.

To : Dimas +6281500xxxxxx

Dim buruan out of cage lu! Gw dah stand by depan kost

Send…

Bukannya Dimas yang dia lihat, malah Ririn yang tengah berjalan santai mengeluarkan diri dari area kost. Melihat cewek itu membuat Andri yang semula merasa selow jadi mendadak kikuk. Mungkin lebih ke… salting(?). Nggak tahu kenapa, semenjak Andri mengenal betul seperti apa Ririn, dia jadi sering seperti ini bila ada di dekat cewek tomboi tersebut. Cowok ini lantas menenggelamkan wajahnya di balik tundukan. Ririn satu kost sama Dimas? Di balik tundukannya itu dia juga sedikit meliriki keberadaan Ririn yang sudah makin dekat.

Di sana, Ririn berhenti dengan tatapan heran yang langsung jatuh pada seorang cowok di atas motor. Tadi dia pikir itu adalah Bintang. Namun setelah didekati, ternyata bukan. "Andri? Lo ngapain di situ?"

Jantung Andri terasa mencelus. Dia pun buru-buru menegakkan kepalanya. Dia langsung menahan napas dalam dadanya. Dia tersenyum kaku.

"Em… gue…, gue lagi nunggu Dimas," jawabnya sambil meringis.

"Oh, Dimas. Lo kepagian nyamperin Dimas. Koala mah jam segini masih ngorok di sarangnya, kali…," olok Ririn di belakang orangnya.

Andri tertawa kecil. "Jadi, lo satu kost sama Dimas?"

"Satu kost sama Dimas? Hahaha, ngaco lo, Dri. Beda kamar, kali! Tapi enggak kok. Ibu kost di sini ibu gue juga."

Ternyata lo tuh nyebelin ya, Rin? batinnya sambil tersenyum. "Oh…. Ya maksud gue, itu kali…. Hehehe…. By the way, lo juga lagi nungguin seseorang?"

"Bintang." Senyum Ririn merekah membuat hati Andri makin berdesir dan hanyut dalam gebuan sebuah rasa pada dirinya kini. Sampai dia hampir lupa kalau Bintang itu adalah pacar Ririn.

"Nah, itu Dimas!"

Ririn menoleh ke belakang. Dimas sedang menghidupkan ninja birunya di sana. Beberapa detik kemudian, Dimas mengendarai motornya ke arah Ririn yang masih berdiri di tengah gerbang.

Dinnn… "Minta gue tabrak apa gimana, Miss Tomboi?" tanya Dimas dengan wajah polosnya namun terkesan menyindir.

Ririn memutar bola mata seraya bergeser cepat membukakan jalan untuk Dimas.

"Ciee… jawara matematika…," goda Andri.

Dimas menampangkan wajah sombongnya dan membusungkan dadanya. Lalu dia menarik kedua ujung bibir sambil menepuk pelan dadanya dengan ibu jari. "Siapa dulu, dong? Dimas Aji…."

"Namanya doang Aji. Orangnya? Anjirrr…," olok Ririn.

Dimas hanya membalasnya dengan seringaian. Di punggungnya terdapat tas gitar yang menjulang. Dan itu membuat Andri penasaran. "Lo bawa gitar buat apa, Dim?"

"Ada, dong…. Nih, Dri, gue nitip laptop di tas lo. Gue cuma bawa nih tas gitar." Andri meraih tas berisi laptop Dimas. Lalu memasukkanya ke dalam tasnya.

Serenade [Selesai]Where stories live. Discover now