3!

5.4K 362 9
                                    


"I Knew You Were Trouble"

***

           Rasa bersalah itu datang lagi, tepat ketika jarum jam berhenti di angka sepuluh, dan tepat saat manik teduh milik Cakra beradu pandang dengan manik mata gelap Alana. Untuk kedua kalinya, sejak pertemuan tidak disangka mereka tadi pagi.

Cakra menggaruk belakang kepalanya, dengan ekspresi bingung. Pesan papanya masih terngiang-ngiang di kepala.

"Ajak Alana ke kantin pas istirahat, ya, Cak? Dia pasti belum punya temen secepet itu."

Tadinya Cakra ingin mengabaikan peringatan Pak Edwin. Tapi, ketika melihat Alana memang belum benar-benar memiliki teman, Cakra jadi tambah bingung. Apalagi gadis itu sejak tadi hanya duduk seperti patung dan melihat-melihat seisi ruangan yang sebenarnya hanya berisi itu-itu saja. Tidak ada yang menarik.

"Al--"

"Lana, mau ke kantin nggak?" Itu suara Farel yang bertanya mendahului dirinya. Berjalan menghampiri Alana. Hal itu lantas membuat Cakra bingung hingga dahinya berlipat.

Tumben, Farel mau mengajak perempuan yang baru dia kenal? Dengan senyuman pula!

"Enggak. Gue di kelas aja," sahut gadis itu, balas tersenyum tipis.

Sebelah alis Cakra terangkat. Bisa senyum juga itu cewek? Batinnya geli.

"Beneran? Sekalian liat-liat sekolah, kalau lo mau. Nanti gue yang temenin."

Dan, keheranan Cakra bertambah dua kali lipat. Serius? Seorang Farel Irsyad Gunawan dengan senang hati menemani perempuan berkeliling sekolah? Wah! Patut diingat sebagai bahan ledekan. Jika ada Galang, temannya itu pasti sudah menggoda Farel dengan berbagai macam bahasa aneh miliknya.

Sekali lagi, Alana tersenyum, tapi Cakra bisa menilai itu sebagai senyuman risih. "Nggak, bener. Gue di sini aja, Rel."

"Oh, oke, deh kalau gitu. Misalnya ada apa-apa, jangan sungkan nanya sama temen sekelas yang lain, ya?"

"Iya. Makasih."

Farel mengangguk ramah, kemudian berjalan ke bangkunya yang bersebelahan dengan Cakra. Menatap Cakra penuh tanya, apa ada yang aneh dengan dirinya hingga temannya itu menatap Farel seperti alien yang baru masuk bumi.

"Serius?" Tanya Cakra ambigu.

"Apa?"

"Lo? Ngajak cewek yang nggak lo kenal ke kantin?"

Farel menggedikkan bahu. "Gue cuma menjalankan tugas gue sebagai KM," ucapnya acuh tak acuh.

Sebelah mata Cakra menyipit curiga, membuat Farel yang melihat itu lantas mendorong wajah Cakra menggunakan telapak tangannya.

"Mirip tikus."

"Lo!" Ujar Cakra, lalu merangkul bahu Farel agar berjalan cepat ke kantin.

         Namun, sebelum benar-benar keluar kelas, Cakra sekali lagi menyempatkan diri melirik Alana yang masih pada posisi kakunya. Terdiam memandang luka di pipi gadis itu yang sudah mengering. Luka yang disebabkan oleh dirinya.

Favorably (Complete)Where stories live. Discover now